Rekomendasi 6 Camilan Tradisional Khas Banten Wajib Dicoba, Identik dengan Rasa Manisnya!

Berikut 6 rekomendasi camilan tradisional khas Banten dengan berbagai rasa yang tersedia.

Editor: Anisa Nurhaliza
Instagram @radenisa24 via genpi.id
Kue Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang, Banten. 

TRIBUNBANTEN.COM - Bagi masyarakat yang sedang berkunjung ke Banten, tak lengkap rasanya jika tidak mencoba camilan tradisionalnya.

Camilan tradisional khas Banten ini memiliki berbagai macam varian rasa.

Berbagai rasa camilan tradisional khas Banten ini memang cenderung memiliki rasa yang manis.

Penasaran dengan apa saja jenis camilan tradisional khas Banten yang wajib kalian coba?

Berikut 6 rekomendasi camilan tradisional khas Banten dengan berbagai rasa yang tersedia.

1. Gipang

Camilan Gipang merupakan salah satu kue kering yang cukup populer di Banten.

Gipang memiliki rasa manis yang pas.

Bahan dasar pembuatan gipang di antaranya adalah ketan putih yang dikeringkan, air gula, hingga kacang tanah.

Tekstur Gipang cenderung renyah saat digigit.

Tak sulit, cara membuat Gipang cukup mudah untuk dilakukan.

Baca juga: 7 Macam Makanan Khas Banten yang Wajib Dibeli saat Sedang Berwisata, Ada Hasil Kerajinan Tangan

Ketan yang sudah dikeringkan kemudian digoreng lalu disiram dengan air gula.

Bentuk adonan gipang menjadi berbentuk persegi panjang, kemudian beri lapisan pasta kacang tanah di atasnya.

Gipang pun siap dihidangkan.

Tekstur gipang yang renyah dan lengket ini menciptakan sensasi tersendiri saat Anda menyantapnya.

2. Cucur

Kue cucur merupakan camilan tradisional yang berawal dari Kabupaten Lebak, Banten.

Kue tradisional ini berbahan dasar gula merah dan tepung beras.

Kue cucur tentunya memiliki rasa yang manis.

Warna kecoklatan pada kue cucur berasal dari gula merah.

Orang Lebak menyebut kue ini dengan cuhcur, sedangkan orang Serang menyebut cucur.

Dari segi bentuknya, kue cucur mirip seperti serabi.

Yang membedakannya dengan serabi adalah proses pembuatan kue cucur memakan waktu yang lama.

Selain itu, tekstur adonan kue cucur lebih tebal dan berserat.

Baca juga: Cobain Pecak Bandeng di RM Maren Kota Serang, Kuliner Khas Banten yang Jadi Favorit, Pedasnya Pas!

Kue cucur biasanya disajikan dalam acara pernikahan dan acara adat. Kue cucur kini sudah jarang ditemui.

Tidak banyak pedagang kue tradisional yang masih bertahan menjual kue asal Lebak ini.

Meski begitu, kue cucur mudah dijumpai di bulan Ramadan.

Kue cucur biasanya menjadi primadona saat Ramadan.

3. Jojorong

Jojorong merupakan kue tradisonal khas Banten yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

Jojorong merupakan kue basah yang berbahan baku tepung beras, tepung kanji, dan gula merah.

Kue basah ini dibungkus dengan daun pisang yang dibentuk menyerupai mangkok.

Untuk menyantap jejorong, Anda dapat menggunakan sendok.

Saat menyendok jojorong, lelehan gula merah cair akan terlihat.

Kue jojorong biasanya dihidangkan hanya di acara hajatan, misalnya sunatan dan pernikahan.

Meski begitu, kue jojorong mudah dijumpai saat bulan Ramadan.

Jika Anda mencari kue tradisional ini, Jojorong sangat mudah ditemukan di Rangkasbitung.

Baca juga: Pecinta Makanan Laut Wajib Kunjungi Teluk Labuan di Banten, Pilihan Ikan Bervariasi, Sambelnya Khas!

4. Pasung Merah

Pasung merah merupakan kue tradisional khas Banten.

Pasung merah memiliki bentuk yang unik, kue ini berbentuk kerucut.

Sekilas pasung merah terlihat seperti cone es krim.

Adonan pasung merah terbuat dari santan, tepung beras, dan gula merah.

Adonan kemudian dituangkan di daun pisang yang sudah dibentuk menyerupai kerucut lalu
dikukus hingga matang.

Pasung merah memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut.

Di dalamnya, terdapat irisan buah nangka maupun kelapa. Potongan kelapa maupun nangka dalam pasung merah membuat kue tradisional ini beraroma harum ketika masih hangat.

Pasung merah biasanya dapat Anda jumpai di acara tertentu, misalnya acara adat, keagamaan, dan hajatan.

Untuk Anda yang mencari pasung merah, tak perlu khawatir. Pasung merah masih dapat dijumpai di pasar tradisional.

Kue ini dapat Anda jumpai dengan mudah di Serang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon.

Baca juga: Cobain Angeun Lada Sayur Kuah Pedas, Makanan Khas Banten yang Jarang Diketahui, Intip Cara Buatnya!

5. Rengginang

Rengginang banyak dijumpai di Kota Serang, Tangerang, Lebak, maupun Pandeglang.

Rengginang cocok disantap sebagai lauk atau dimakan langsung.

Rengginang merupakan camilan dasar beras ketan yang dikeringkan kemudian digoreng.

Saat digigit, akan Ada suara “kres” begitu Anda mengigitnya.

Yap! Tekstur rengginang hampir mirip dengan kerupuk. Karena teksturnya yang seperti kerupuk, Anda harus meletakkan rengginang di dalam toples agar camilan ini dapat bertahan lama.

6. Apem Bohay/Apem Putih

Proses pembuatan Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang
Proses pembuatan Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang (Tribunbanten.com/Mildaniati)

Apem bohay merupakan kue tradisional khas Banten yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

Yang membedakan apem bohay dengan apem lainnya yakni dari segi ukuran.

Apem bohay memiliki ketebalan yang lebih tebal. Oleh karena itu, kue tradisional ini dinamai “apem bohay”.

Kue apem bohay berbahan dasar tepung beras dan tape singkong.

Baca juga: Hobi Kuliner? Mampir ke Rumah Makan Rabeg Haji Naswi di Kota Serang, Cuma Rp 25.000-an Aja!

Baca juga: Bisa Request, Kuliner Pizza di Tangerang Dapat Dinikmati Sesuai Selera Konsumen, Harga Terjangkau!

Saat dinikmati, rasa tape singkong terasa kental di lidah. Dari segi tekstur, kue apem bohay memiliki tekstur yang kenyal.

Dulu, kue apem bohay hanya dapat dijumpai di acara tertentu dan saat bulan Ramadan saja. Karena kue apem bohay banyak diminati, kini kue apem bohay dapat kita jumpai di hari biasa.

Kue apem bohay banyak dijumpai di Kabupaten Pandeglang.

Harga satu porsi kue apem bohay cukup terjangkau.

Satu porsi berisi 10 buah kue apem bohay dihargai Rp 15.000.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved