Rusia Stop Pasokan Gas, Jerman Krisis Energi, Jutaan Warganya Mulai Pakai Pemanas Dengan Kayu Bakar

Jerman mengalami krisis energi. Jutaan warganya kini mulai beralih menggunakan kayu bakar, sebagai pemanas ruangan pada musim dingin nanti.

Editor: Ahmad Haris
Serambi Indonesia via Tribunnews
Ilustrasi kayu bakar, Warga Jerman kini menggunakan kayu bakar untuk pemanasan pada masa musim dingin akibat pasokan gas dari Rusia yang semakin menipis. Jerman mengalami krisis energi. Jutaan warganya kini mulai beralih menggunakan kayu bakar, sebagai pemanas ruangan pada musim dingin nanti. 

TRIBUNBANTEN.COM - Jerman mengalami krisis energi. Jutaan warganya kini mulai beralih menggunakan kayu bakar, sebagai pemanas ruangan pada musim dingin nanti.

Krisis energi di Jerman terjadi imbas pemangkasan pasokan gas pipa Nord Stream 1 yang dilakukan Rusia.

Hal ini buntut dari invasi yang dilakukan Putin pada Ukraina, telah memicu Uni Eropa untuk meningkatkan sanksi pada Rusia.

Baca juga: Jerman Gelagapan! Cadangan Gasnya Tak Cukup Tuk Lewati Musim Dingin, Akui Ketergantungan Gas Rusia

Namun sayangnya pemberian sanksi tersebut berbalik menyerang Uni Eropa.

Sanksi politik dan ekonomi dari Uni Eropa tersebut memuci Rusia menstop pasokan gas ke sejumlah negara di Eropa, salah satunya Jerman.

Hal itu membuat sejumlah negara di kawasan Eropa terancam mengalami krisis energi, akibat pemangkasan gas yang dilakukan Rusia, sebagai bentuk balasan sanksi pada UE.

Munculnya ancaman tersebut tentunya memicu kekhawatiran Uni Eropa, mengingat hampir sepertiga pasokan Eropa dipasok penuh oleh Rusia.

Sejumlah cara telah dilakukan para petinggi UE dengan meningkatkan pasokan dari eksportir lainnya, namun jumlah tersebut belum cukup mampu menopang kebutuhan gas Eropa.

Alasan inilah yang membuat negara–negara di kawasan UE mulai kelimpungan mencari bahan bakar alternatif, tak terkecuali Jerman

Sebelum Rusia mengumumkan pemangkasan, gas Jerman biasa memasok 40 persen kebutuhan gasnya dari Gazprom, namun setelah Putin memberlakukan pengetatan pasokan.

Kini aliran gas Jerman dipangkas 20 persen menjadi 33 juta meter kubik per hari.

Pengiriman ini menurun drastis apabila dibandingkan dengan pasokan di bulan lalu.

“Hampir setengah dari semua rumah di Jerman dipanaskan dengan gas. Namun, sejak Rusia mulai mengobarkan perang di Ukraina, pasokan bahan bakar menjadi tidak dapat diandalkan dan harga gas bisa melonjak tiga kali lipat pada awal 2023,” ujar Klaus Müller, presiden Badan Jaringan Federal Jerman.

Mengantisipasi terjadinya krisis energi di musim dingin mendatang, kini jutaan warga Jerman mulai beralih menggunakan kayu bakar untuk menghidupkan tungku pemanas tradisional.

Meski para pakar kesehatan telah memperingatkan dampak kesehatan yang serius dari penggunaan tungku kayu bakar, namun akibat adanya lonjakan harga listrik memaksa masyarakat Jerman untuk berpaling ke tungku tradisional sebagai pemanas ruangan.

Munculnya tren ini bahkan telah membuat permintaan tungku pembakaran kayu melonjak menjadi 30 hingga 40 persen dari tahun lalu.

Baca juga: Gelagapan Hadapi Pemotongan Gas Rusia, Uni Eropa Batasi Konsumsi Demi Pasokan Musim Dingin

“Lonjakan permintaan telah membuat kami sibuk memenuhi panggilan untuk membuat oven kayu bakar, kami bahkan telah menutup permintaan produksi tahun ini dan baru bisa melayani permintaan mereka tahun depan setelah musim dingin lewat.” ujar salah satu pembuat tungku kayu bakar Jerman, Günter Meurer yang dikutip Deutsche Welle.

Tak tanggung – tanggung untuk mendukung peningkatan konsumsi tungku tradisional, pemerintah Jerman bahkan turut memberikan potongan harga sebesar 45 persen bagi warganya yang menukar pemanas ruangan minyak dengan pemanas ruangan palet kayu.

Dengan peralihan ini pemerintah Jerman berharap agar konsumsi listrik di negaranya selama musim dingin nanti dapat menyusut.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Duh, Jutaan Warga Negara Jerman Mulai Pakai Pemanas Dengan Kayu Bakar"

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved