Ukraina Kebakaran Jenggot saat Rusia Serukan Ingin Jatuhkan Hukuman Gantung kepada Tentara Azov

Kedutaan Rusia di Inggris menyerukan agar para pejuang dari resimen Azov Ukraina, menghadapi eksekusi dengan cara gantung, Sabtu (30/7/2022).

Editor: Ahmad Haris
Yuriy Dyachyshyn / AFP
Tentara Ukraina memegang bendera nasional Ukraina di atas peti mati Vasyl Sushchuk, seorang prajurit resimen Azov yang terbunuh selama invasi Rusia ke Ukraina, selama pemakamannya di kota Lviv, Ukraina barat, pada 29 Juli 2022. Rusia menyebut tentara Ukraina layak dihukum mati bukan dengan cara ditembak, tetapi digantung. Pejabat Ukraina membalas dengan menyebut Rusia negara teroris.  

TRIBUNBANTEN.COM - Kedutaan Rusia di Inggris menyerukan agar para pejuang dari resimen Azov Ukraina, menghadapi eksekusi dengan cara gantung, Sabtu (30/7/2022).

Seruan itu langsung mendapat kevaman dari Pejabat Ukraina.

Mengutip Tribunnews.com, seperti dilansir The Guardian, Kedutaan Rusia itu mengatakan dalam sebuah cuitan:

Baca juga: Janjikan Gaji hingga Rp 71 Juta per Bulan, Rusia Rekrut Ribuan Sukarelawan untuk Perang di Ukraina

"Militan Azov pantas dihukum mati, tetapi mati bukan dengan regu tembak tetapi dengan digantung, karena mereka bukan tentara sungguhan."

"Mereka pantas mendapatkan kematian yang memalukan."

Twitter mengatakan kedutaan Rusia telah melanggar aturannya tentang "perilaku kebencian".

Namun Twitter hanya memberi peringatan, dan tidak melarang posting tentang Azov.

Menanggapi cuitan Rusia itu, Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, mengatakan di Telegram:

"Rusia adalah negara teroris."

"Di abad ke-21, hanya orang biadab dan teroris yang dapat berbicara di tingkat diplomatik tentang fakta bahwa orang layak dieksekusi dengan cara digantung."

"Rusia adalah negara sponsor terorisme."

"Bukti apa lagi yang dibutuhkan?"

Sementara itu, Rusia mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka melarang 32 pejabat dan jurnalis Selandia Baru memasuki wilayahnya.

Baca juga: Rusia Stop Pasokan Gas, Jerman Krisis Energi, Jutaan Warganya Mulai Pakai Pemanas Dengan Kayu Bakar

Aksi itu dilakukan sebagai tanggapan atas tindakan serupa yang diambil oleh Wellington terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina, Agence France-Presse melaporkan.

Di antara mereka yang dikenai sanksi adalah walikota Wellington, Andrew Foster; walikota Auckland, Philip Goff; komandan angkatan laut Selandia Baru, Komodor Garin Golding; dan jurnalis Kate Green dan Josie Pagani, kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Masih mengutip The Guardian, berikut perkembangan terbaru invasi Rusia di Ukraina.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Ukraina Kecam Seruan Rusia yang Ingin Jatuhkan Hukuman Gantung kepada Tentara Azov: Negara Teroris"

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved