Kisah Miranda, Anak Tukang Bekam di Cilegon Dapat Beasiswa S1 ke Eropa: Doa Orang Tua Jadi Kunci

Kisah anak tukang bekam di Cilegon yang berhasil mendapatkan beasiswa kuliah S1 di Eropa. Doa dan restu orang tua menjadi kunci sukses

Penulis: Sopian Sauri | Editor: Glery Lazuardi
Sopian Sauri
Miranda Utami (24), anak tukang bekam di Cilegon, berhasil mendapatkan beasiswa kuliah S1 di Eropa. Doa dan restu orang tua menjadi kunci sukses Miranda Utami dapat menempuh pendidikan di luar negeri yang menjadi cita-citanya. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Sopian Sauri

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Miranda Utami (24), anak tukang bekam di Cilegon, berhasil mendapatkan beasiswa kuliah S1 di Eropa.

Doa dan restu orang tua menjadi kunci sukses Miranda Utami dapat menempuh pendidikan di luar negeri yang menjadi cita-citanya.

Miranda Utami adalah anak dari pasangan suami istri Yudi Antoni dan Suhariah.

Miranda Utami mendapatkan beasiswa kuliah S1 jurusan Politik dan Hubungan Internasional di University of International Studies of Rome.

Baca juga: 4 FAKTA Mayat Wanita dalam Karung di Tanara Serang: Kandasnya Kisah Cinta Paman dan Keponakan

"Saya sudah lama dari semenjak kecil sekolah tertarik untuk sekolah di luar negeri, jadi sebenernya udah lama saya cari-cari info tentang beasiswa dan kampus di luar negeri," ujar perempuan berumur 24 tahun tersebut kepada awak media, saat dijumpai di rumahnya. Selasa (2/8/2022).

Sebelumnya, lanjut Miranda, Karena melihat biaya untuk pergi ke luar negri cukup tinggi, dirinya sempat mendaftar di perguruan tinggi yang berada di Indonesia. Namun tidak mendapatkan kesempatan.

"QodaruAllah saya belum lolos saat itu, karena pengennya hubungan Internasional," ujar Miranda.

Miranda memaparkan, perjalanan ia untuk bisa menerima beasiswa dan kuliah di Italia cukup panjang dan penuh lika liku.

Perempuan berusia 24 tahun ini lulus dari MAN 2 Cilegon pada tahun 2016 lalu. Ia tidak langsung kuliah, melain bekerja mulai dari menjadi guru honorer, dan buruh pabrik.

Pada saat itu, miranda memilih untuk bekerja terlebih dahulu sebagai buruh pabrik dan guru di sekolah suwasta, untuk biaya dan pendanaan.

"Karena semuanya membutuhkan biaya, Jadi sambil kerja sambil cari info-info dan persiapan juga," ucapnya.

Karena itu, menurutnya bekerja tidak membuat cita-cita Miranda pupus, justru tekadnya semakin kuat untuk mewujudkan impian kuliah di luar negeri tersebut.

Dirinya bahkan mengikuti program sertifikasi bahasa asing dan lainnya sambil bekerja demi bisa mewujudkan cita-citanya tersebut.

"Karena penaftaran universitas luar negri itu tidak mudah, ada juga biasanya uang pendaftaran yang di convert ke dolar atau euro, itu juga yang membuat saya menabung bertahun-tahun," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Siswa SD di Haurgajrug Lebak Pergi Sekolah Naik Rakit: Duduk Dampingan Sambil Tenteng Sepatu

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved