Kasus Ferdy Sambo Seret Jenderal dan Nyaris Satu Kompi Polisi, Napoleon Soroti Kaderisasi: Dikarbit!
Mantan Kadiv Hubungan Internasional Bareskrim Polri Irjen Napoleon Bonaparte, menyoroti kaderisasi di dalam tubuh Polri.
TRIBUNBANTEN.COM - Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, terjerat kasus pembunuhan Brigadir J, ajudannya.
Selain Ferdy Sambo ada empat tersangka lainnya, meliputi Bharada E, Bripka RR, Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Sejauh ini sudah ada setidaknya 97 personel kepolisian yang diperiksa oleh tim Inspektorat Khusus terkait kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo pada Juli lalu.
Dari 97 polisi, ada 35 polisi yang diduga melanggar kode etik. Meliputi, pangkat, irjen pol 1, brigjen pol 3, kombes 6, AKBP 7, kompol 4, AKP 5, iptu 2, ipda 1, bripka 1, brigadir 1, briptu 2, bharada 2.
Baca juga: Dituding Takut pada Sambo karena Ada Penyidik yang Panggil Jenderal, Polri Buka Suara: Mereka Pansos
Mantan Kadiv Hubungan Internasional Bareskrim Polri Irjen Napoleon Bonaparte, menyoroti kaderisasi di dalam tubuh Polri.
Dia menilai, kaderisasi yang tengah berjalan saat ini tidak tepat.
Dia menyentil persoalan karier sejumlah anggota Polri yang berjalan mulus, bahkan melompati senior karena memiliki faktor kedekatan dengan orang tertentu.
"Semua ini akibat dari sistem kaderisasi yang tidak tepat, seperti seharusnya," kata Napoleon di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pernyataan itu disampaikan usai menjalani sidang dengan agenda pembacaan pleidoi atas tuntutan jaksa pada kasus penganiayaan M Kace.
Napoleon berpendapat, banyak para junior yang melompati seniornya.
Padahal masih banyak perwira cerdas dan mempunyai integritas, tapi tidak terlihat dan tidak terpilih, akan tetapi sebenarnya pantas untuk diberikan kenaikan pangkat.
"Banyak perwira brilian, cerdas, punya integritas yang tidak terlihat, tidak terpilih, hanya karena mereka cenderung tak suka menjilat, mereka bekerja dan idealis," jelasnya.
Para perwira itu, disampaikan Napoleon banyak tersebar dari Sabang sampai Merauke. Bahkan ia menyebut sosok personel tersebut banyak dijumpai di pelosok-pelosok.
"Kenyataannya, kita lihat beberapa orang dikarbit begitu cepat melompati senior-senior hanya karena dia bekas ajudan, bekas itu, bekas sespri (sekretaris pribadi)," papar Napoleon.
Baca juga: Putri Tak Kunjung Ditahan, Pengamat Sebut Pengaruh Ferdy Sambo di Polri Diduga Masih Kuat
Dalam pandangan Napoleon, pola-pola kaderisasi seperti ini harus diwaspadai.