Putri Candrawathi Ngotot Dilecehkan, Keluarga Brigadir J Minta CCTV di Magelang Diungkap: Buktikan!
'Kalau memang mereka bilang masih ada pelecehan itu, silakan tunjukkan bukti-bukti yang akurat', bibi Brigadir J ingin Komnas HAM tunjukkan bukti.
TRIBUNBANTEN.COM - Rekaman CCTV di Saguling lokasi pembunuhan Brugadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Kini pihak keluarga Brigadir J juga mendesak Komnas HAM agar segera menunjukkan bukti CCTV dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang.
Seperti yang diketahui, Putri Candrawathi sempat ngotot mengaku dilecehkan oleh Brigadir J.

Baca juga: Bersikukuh Jadi Korban Pelecehan Seksual, Putri Candrawathi Ingin Akhiri Hidup: Lebih Baik Mati
Baca juga: Komnas HAM Perlihatkan Foto Brigadir J usai Dibunuh, Tengkurap di Bawah Tangga, Bagian Kepala Diblur
Keluarga mendiang Brigadir J ingin bukti dugaan kekerasan seksual yang ditujukan kepada Brigadir J ketika berada di Magelang ditunjukkan seterang-terangnya.
"Kalau kami ya minta aja ke Komnas HAM, seterang-terangnya aja dibuka ya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, itu aja, kalau memang mereka bilang masih ada pelecehan itu, silakan tunjukkan bukti-bukti yang akurat, itu yang kami minta," kata bibi Brigadir Yosua, Roslin Simanjuntak kepada Kompas TV di Kompas Siang, Jumat (2/9/2022).
Roslin selaku perwakilan pihak keluarga Brigadir J, juga meminta bukti rekaman kamera pengawas (CCTV) dugaan kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Magelang.
"Buktikan saja, enggak mungkin di Magelang itu enggak ada CCTV juga kan?" tanya Roslin retoris.
"Enggak mungkin enggak ada CCTV, ya dibuktikan saja, kalau Komnas HAM di sini sebagai penyidik," ujarnya.
Ia meminta agar tidak hanya rekaman CCTV di rumah eks Kadiv Propam Polri di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Saguling dan Jalan Duren Tiga, yang dibuka kepada publik.
"Dan kami perlu itu CCTV di Magelang dibuka. Jangan cuma CCTV yang ada di Saguling dan dengan yang ada di Duren Tiga yang dibuka. Silakan Komnas HAM membuka yang seterang-terangnya," ujarnya.
Sebab, kata dia, sebelumnya keluarga telah menerima surat dari penyidik kepolisian terkait pemberhentian laporan kasus dugaan kekerasan seksual yang dilaporkan oleh Putri Candrawathi.
"Kami dapat surat ya, sudah diberhentikan masalah pelecehan seksual (oleh penyidik -red), bahwasanya tidak ada," ujarnya.
Ia mempersilakan Komnas HAM sebagai penyidik untuk menunjukkan bukti-bukti dugaan kekerasan seksual yang disebut sebagai pemicu pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Sebelumnya, sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV, Komnas HAM telah menyerahkan rekomendasi kepada penyidik Polri terkait kasus pembunuhan Brigadir J.