Kasus Pembunuhan Brigadir J

Mantan Ketum PBNU soal Dugaan 3 Jenderal Terlibat Skenario Ferdy Sambo: Saatnya Polri Bersih-bersih

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Prof KH Said Aqil Siradj mengaku kaget dengan perkembangan kasus pembunuhan Brigadir Yoshua.

Editor: Ahmad Haris
Tribunnews/Chaerul Umam
Mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Ia mengatakan, isu Dugaan tiga Jenderal terlibat skenario Ferdy Sambo, jadi momentum Polri Bersih-Bersih. 

TRIBUNBANTEN.COM - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Prof KH Said Aqil Siradj mengaku kaget dengan perkembangan kasus pembunuhan Brigadir Yoshua.

Hal ini karena semakin hari, semakin banyak terungkap para Jenderal Polisi yang terlibat.

Mantan Ketum PBNU itu bahkan mengatakan, Polri adalah institusi yang sangat penting dalam sebuah negara.

Baca juga: Tiga Kapolda Diduga Terlibat Kasus Ferdy Sambo, Mabes Polri Akui Telah Menerima Informasinya

Hal ini karena Polri merupakan garda terdepan dalam menegakkan keamanan, melayani masyarakat, melindungi dan mengayomi dalam menegakan hukum.

Oleh karena itu, kata Said Aqil Siradj, ketika Polri ada masalah semua turut prihatin.

"Apa sih yang terjadi ditubuh Polri. Ada apa?," kata Said Aqil kepada wartawan, Kamis (8/9/2022).

"Yang sangat mengagetkan. Ini berarti ada sesuatu, yang harus dibongkar dan harus didandani diperbaiki," lanjutnya.

Said Aqil Siradj berpandangan, saat ini kesempatan bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan bersih-bersih di tubuh Polri.

"Instropeksi dan evaluasi dan seterusnya. Terutama jajaran pimpinan," terang Said Aqil.

Anggota BPIP tersebut lantas menjelaskan sebuah dalil yang berbunyi Wa innama al-umamu al-akhlaqu maa baqiyat, fa in hum dzahabat akhlaquhum dzahabuu.

(Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah bangsa itu.-red) .

"Ketika Polri namanya baik, maka bangsanya bermartabat. Di Dunia akan tersiar Polisi Indonesia ideal."

"Namun sebaliknya, pun jika namanya Polri hancur maka dunia akan melihat kita seperti apa, maksudnya merendahkan martabat kita," terangnya.

Dikatakan, kejadian yang menimpa Polri ini sudah menjadi konsumsi dunia internasional.

"Kemarin saya bertemu dengan sahabat dari Malaysia, diceritakan juga bahwa masyarakat di sana di warung-warung kopi juga membicarakan Polri," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved