Kata Jokowi soal Wacana Dirinya Jadi Cawapres 2024: Kalau Enggak dari Saya, Enggak Mau Saya Nerangin
Presiden Joko Widodo mempertanyakan soal asal-usul wacana yang menyebutkan dirinya berpeluang maju sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Apalagi masa jabatan Jokowi sebagai Presiden akan berakhir di tahun 2024.
Sementara itu, peneliti ahli utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai, besar kemungkinan terjadi penyalahgunaan kekuasaan jika Jokowi menjadi wapres mendatang.
Sebab, Jokowi telah menjabat sebagai presiden dua periode atau sepuluh tahun lamanya.
Membuka peluang Jokowi sebagai cawapres berarti memberikan kesempatan bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menjabat lebih lama lagi di pucuk pemerintahan.
"Saya kira besar (potensi penyalahgunaan kekuasaan). Sepuluh tahun (pemerintahan Jokowi) saja situasinya sudah seperti ini, banyak abuse of power, banyak keanehan, banyak ketidakadilan dari sisi hukum, banyak oligarki," kata Firman kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2022).
Baca juga: Wacana Jokowi Jadi Cawapres di Pilpres 2024, Demokrat Singgung Soal Etika: Apa Tak Cukup 10 Tahun?
Firman mengatakan, kekuasaan yang berkepanjangan tidak akan berdampak baik.
Sebaliknya, dia mengingatkan tentang sempalan dalil Lord Acton, power tends to corrupt atau kekuasaan yang cenderung korup.
Dengan demikian, diharapkan ada figur baru, bukan muka lama yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Wacana Jadi Cawapres, Jokowi: Kalau Enggak dari Saya, Enggak Mau Saya Nerangin..."