Eksodus Pria Rusia Tinggalkan Negaranya Usai Mobilisasi Parsial, Apa Dampaknya di Perang Ukraina?
Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial. Upaya pengumuman mobilisasi parsial itu membuat sejumlah pria Rusia eksodus dari negaranya.
TRIBUNBANTEN.COM - Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial.
Upaya pengumuman mobilisasi parsial itu membuat sejumlah pria Rusia eksodus dari negaranya.
Baca juga: Kubu Putin Ungkap 5.937 Tentaranya Tewas, Kubu Zelensky Klaim Tentara Rusia yang Gugur 10 Kalinya
Apa dampak Mobilisasi Parsial untuk Perang antara Rusia dan Ukraina?
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial untuk mendukung perang di Ukraina Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan 300.000 tentara cadangan dari mobilisasi parsial untuk membantu pasukan di perang Ukraina yang ia klaim telah merenggut nyawa 5.397 tentara Rusia.
Ini adalah mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II.
Putin mengatakan, tenaga tambahan diperlukan untuk memenangi perang tidak hanya melawan Ukraina tetapi juga para pendukungnya dari Barat.
Dikutip dari Sky News pada Rabu (21/9/2022), berikut adalah penjelasan tentang mobilisasi parsial Rusia.
1. Apa itu mobilisasi parsial?
Menurut dekrit yang diterbitkan di situs web Kremlin, panggilan itu hanya akan berlaku untuk tentara cadangan dengan pengalaman militer.
Menhan Shoigu berujar, ini berarti akan membuat sekitar 300.000 prajurit tersedia.
Dia menambahkan, hanya orang berpengalaman tempur dan layanan relevan yang akan dimobilisasi.
Ada kira-kira 25 juta orang yang memenuhi kriteria itu, tetapi hanya sekitar 1 persen dari mereka yang akan dimobilisasi.
Mereka akan diberikan lebih banyak pelatihan sebelum dikerahkan ke Ukraina, dan tidak termasuk pelajar atau orang yang hanya bertugas sebagai wajib militer.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Cuma Ajukan Satu Syarat Jika Eropa Tak Mau Membeku saat Musim Dingin
2. Tujuan mobilisasi parsial Rusia
Meskipun Shoigu mengeklaim bahwa 5.397 tentara Rusia tewas sejak invasi ke Ukraina, Pentagon pada Agustus menyebutkan bahwa pihaknya yakin antara 70.000-80.000 personel Rusia terluka.
Pada Juli 2022 diperkirakan korban tewas Rusia sekitar 15.000.
Shoigu menolak klaim dari Kyiv dan Barat bahwa Rusia menderita jumlah korban besar.
Menurutnya, 90 persen tentara Rusia yang terluka sudah kembali ke garis depan.
Dia melanjutkan, mobilisasi parsial akan membantu Rusia mengonsolidasikan wilayah-wilayah yang dipegangnya di belakang garis depan di Ukraina.
Pengumuman itu keluar sehari setelah wilayah-wilayah yang dikuasai Rusia di timur dan selatan Ukraina akan mengadakan referendum untuk menjadi bagian integral dari Rusia.
Baca juga: Update Perang Hari ke-205: Banyak Mayat dengan Tangan Terikat, Rusia Terus Produksi Amunisi
Jika Kremlin mencaplok empat wilayah Ukraina itu, maka Moskwa dapat melakukan eskalasi perang untuk melawan kemajuan Ukraina di medan perang baru-baru ini.
Mobilisasi parsial menunjukkan Rusia sedang bersiap untuk konflik yang panjang. Putin berkata, mobilisasi parsial "sepenuhnya memadai untuk ancaman yang kita hadapi, yaitu melindungi Tanah Air kita, kedaulatannya, dan integritas teritorial, guna memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan."
Namun di Inggris, Menteri Pertahanan Ben Wallace berujar bahwa pengumuman Putin adalah pengakuan invasinya gagal.
“Dia dan menteri pertahanannya mengirim puluhan ribu warganya ke kematian mereka, tidak dipersenjatai dengan baik dan dipimpin dengan buruk. Tidak ada ancaman dan propaganda yang dapat menyembunyikan fakta bahwa Ukraina memenangkan perang ini, komunitas internasional bersatu dan Rusia menjadi paria global."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya berucap, ada banyak pertanyaan seputar pengumuman itu tetapi menekankan tidak akan mengubah komitmen Kyiv merebut kembali daerah-daerah yang diduduki pasukan Rusia.
Baca juga: Mobil Kepresidenan Rusia Dihantam Ledakan Keras, Vladimir Putin Selamat Tanpa Lecet Secuil Pun
Dikutip dari Sky News, mobilisasi parsial Rusia tidak mungkin berdampak di medan perang selama berbulan-bulan karena kurangnya fasilitas dan peralatan pelatihan.
Tak lama setelah pidato Putin, media Rusia melaporkan peningkatan besar dalam permintaan penerbangan ke luar negeri, meskipun harga tiket sangat tinggi.
Analis politik Rusia Dmitry Oreshkin menerangkan, pengumuman itu berbau tindakan putus asa.
"Orang-orang akan menghindari mobilisasi ini dengan segala cara yang mungkin, mencari jalan keluar dari mobilisasi ini, meninggalkan negara ini," kata Oreshkin kepada Associated Press.
Dia mengungkapkan, pengumuman itu tidak akan diterima dengan baik oleh publik dan menggambarkannya sebagai pukulan pribadi yang besar bagi warga Rusia, yang sampai saat ini (dalam hal perang) dengan senang hati, duduk di sofa mereka, (menonton) tv. Dan sekarang perang datang ke rumah mereka." Gerakan oposisi Vesna menyerukan protes nasional pada Rabu (21/9/2022).
Dikatakan oleh mereka, "Ribuan pria Rusia--ayah, saudara laki-laki, dan suami kita--akan dilemparkan ke dalam penggiling daging perang. Untuk apa mereka mati? Untuk apa ibu dan anak-anak menangis?"
Tidak diketahui berapa banyak orang yang berani memprotes, mengingat penindasan Rusia terhadap oposisi dan undang-undangnya yang keras jika mendiskreditkan tentara. -
Menurut Sky News, mobilisasi parsial tidak akan mengarah ke mobilisasi penuh, karena dapat merusak reputasi Putin setelah kemunduran militer Moskwa baru-baru ini.
Eksodus Pria Rusia
Sejumlah pria Rusia ramai-ramai keluar dari negaranya pada Kamis (22/9/2022) selang sehari setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial.
Reuters melaporkan, lalu lintas di perlintasan perbatasan Rusia dengan Finlandia dan Georgia melonjak.
Harga tiket pesawat dari Moskwa juga meroket.
Perintah mobilisasi parsial diumumkan Putin pada Rabu (21/9/2022).
Itu merupakan perintah mobilisasi pertama Rusia sejak Perang Dunia II.
Dalam pengumumannya, Putin juga mendukung rencana referendum sejumlah wilayah Ukraina yang diduduki Moskwa untuk bergabung dengan Rusia.
Baca juga: Ukraina Makin Berani! Pasukan Zelensky Serang Wilayah Rusia, Kubu Putin Belum Bereaksi
Putin turut memperingatkan Barat bahwa dia tidak menggertak ketika dia mengatakan dia akan siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.
Reuters mewartakan, harga tiket pesawat dari Moskwa melonjak di atas 5.000 dollar AS (Rp 75 juta) untuk tiket sekali jalan ke lokasi asing terdekat.
Dengan harga segitu, sebagian besar tiket pesawat terjual untuk beberapa hari mendatang.
Usai Putin Umumkan Mobilisasi Parsial Di media sosial, muncul semacam tutorial mengenai cara keluar dari Rusia.
Sedangkan sebuah situs berita berbahasa Rusia memberikan daftar "ke mana harus melarikan diri sekarang dari Rusia". Sementara itu, antrean panjang dilaporkan terjadi di penyeberangan perbatasan Rusia dengan Georgia.
“Perang itu mengerikan,” kata Sergei, seorang pria Rusia yang menolak menyebutkan nama keluarganya, kepada Reuters saat ia tiba di Beograd, Serbia.
“Tidak apa-apa untuk takut akan perang dan kematian dan hal-hal semacam itu,” ucapnya.
Baca juga: Rusia Tembakan Rudal Iskander ke Ukraina, Pos Komando hingga Pertahanan Udara Hancur Lebur
Sergei mengatakan, teman-teman dan rekan-rekannya cemas tentang kemungkinan dikirim untuk berperang di Ukraina.
"Mereka juga takut. Ini situasi yang sulit," papar Sergei.
Seorang sumber dari industri pariwisata mengatakan kepada Reuters bahwa raut keputusasaan bermunculan ketika orang-orang berjuang mencari tiket pesawat pergi dari Rusia.
“Ini adalah permintaan panik dari orang-orang yang takut mereka tidak akan bisa meninggalkan negara itu nanti. Orang-orang membeli tiket tanpa peduli ke mana mereka terbang,” kata sumber itu.
Di sisi lain, Penjaga Perbatasan Finlandia melaporkan bahwa lalu lintas di perbatasan timur Finlandia dengan Rusia sangat sibuk pada Rabu malam.
“Jumlahnya jelas bertambah,” kata Kepala Urusan Internasional Penjaga Perbatasan Finlandia Matti Pitkaniitty kepada Reuters.
Dia menambahkan bahwa situasi terkendali dan penjaga perbatasan siap di sembilan pos pemeriksaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Rusia Ramai-ramai Tinggalkan Negaranya Usai Perintah Mobilisasi Parsial, Khawatir Dikirim ke Ukraina"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Mobilisasi Parsial Rusia dan Dampaknya di Perang Ukraina?"
What Is Russia's Partial Mobilization and Its Impact on the Ukraine War?
