Malah Titip Salam untuk Netizen, Ketua Umum PSSI Iwan Bule Menolak Mundur karena Tragedi Kanjuruhan
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule menolak mundur dari jabatannya meski sudah didesak beberapa pihak.
Ratusan orang meregang nyawa akibat insiden di Stadion Kanjuruhan.
Permintaan Mochamad Iriawan agar melepas jabatannya sebagai ketua umum PSSI terus bergema di jagad media sosial.
Iwan Bule, sapaan akrab Mochamad Iriawan, dinilai tidak mempunyai rasa empati seusai salah melontarkan kalimat pembuka dalam pidatonya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat ini membuka kalimat dengan mengatakan hadirin yang berbahagia. Ungkapan ini seketika banjir kecaman dari netizen.
Memberikan respons tersebut, Mochamad Iriawan angkat bicara.
Iwan Bule dengan lapang dada menerima kritik pedas yang dialamatkan kepadanya.
"Ya desakan itu semua orang bisa bicara apa saja," kata Mochamad Iriawan, dikutip dari BolaSport.

Buntut Tragedi Kanjuruhan, Muncul Petisi Desak Iwan Bule Mundur dari Jabatan Ketua PSSI
Ketua Umum PSSI, Mochamad Irawan atau Iwan Bule didesak mundur oleh netizen yang mengatasnamakan Perhimpunan Jurnalis Rakyat melalui petisi.
Desakan tersebut buntut dari tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) yang menewaskan 131 orang.
Adapun petisi tersebut dibuat di situs change.org sejak Senin (3/10/2022).
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com hingga pukul 12.47 WIB, petisi tersebut telah ditandatangani oleh 1.631 netizen.
"Kita juga meminta Ketua Umum dan semua pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mundur dari jabatannya, sebagai bentuk hormat dan respect terhadap korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang dan untuk pembenahan sepakbola secara keseluruhan," demikian tertulis tuntutan dalam deskripsi tersebut.
Kemudian, Perhimpunan Jurnalis Rakyat mendesak agar investigasi terkait tragedi ini dilakukan oleh Kemenpora, KONI, dan FIFA.
"Serahkan investigasi kepada Kemenpora/KONI selaku organ pemerintah dan penegak hukum dan FIFA untuk membuat investigasi atau langkah yang diperlukan," tulisnya.