Resesi Ekonomi
Gejolak Resesi Ekonomi UE: Perang Rusia Ukraina Memperburuk Ekonomi Kawasan Uni Eropa
Badan Eksekutif Uni Eropa (UE) memperingatkan agar negara-negara di Zona Euro bersiap menghadapi petaka sebagai imbas dari resesi ekonomi
TRIBUNBANTEN.COM, BRUSSEL – Gejolak ekonomi mulai melanda Eropa setelah Rusia melakukan invasi pada Ukraina sejak awal tahun.
Memanasnya perang Rusia dan Ukraina lantas membuat sektor ekonomi dan perdagangan di kawasan Uni Eropa (UE) memburuk dan terganggu.
Hal tersebut kemudian menjadi salah satu penyebab melonjaknya angka inflasi Uni Eropa (UE).
Bahkan Badan eksekutif Uni Eropa (UE) mengatakan peningkatan ketidakpastian akibat inflasi akan mendorong Zona Euro dan sebagian besar negara anggota blok masuk ke dalam resesi pada kuartal IV tahun ini.
Baca juga: Resesi Ekonomi 2023: Pentingnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Literasi Keuangan
Badan Eksekutif Uni Eropa (UE) memperingatkan agar negara-negara di Zona Euro bersiap menghadapi petaka sebagai imbas dari adanya resesi yang akan terjadi selama musim dingin ini.
Pablo Gentiloni, Komisaris Ekonomi Uni Eropa (UE) menyebutkan bahwa permintaan melemah dengan pertumbuhan PDB rendah.
"Permintaan melemah, aktivitas ekonomi akan melemah, dengan pertumbuhan PDB mencapai 0,3 persen pada 2023," kata komisaris ekonomi UE Paolo Gentiloni.
"Ini mendorong Inflasi lebih cepat dari yang diharapkan, tetapi kami percaya bahwa puncaknya sudah dekat. Kemungkinan besar pada akhir tahun ini," katanya
"Kontraksi aktivitas ekonomi akan berlanjut pada kuartal pertama 2023. Pertumbuhan diperkirakan akan kembali ke Eropa pada musim semi," lanjutnya.
Baca juga: Inggris Diambang Resesi, Peningkatan Laju Inflasi Melonjak di Tengah Krisis Biaya Hidup
Kawasan Eropa mengalami ketidakpastian ekonomi akibat melonjaknya laju inflasi ke level tertinggi ditengah krisis energi yang makin memburuk.
Kondisi ini yang kemudian menekan daya beli rumah tangga Eropa dan membuat sektor bisnis di kawasan ini hancur.
Inflasi Zona Euro diperkirakan akan mencapai 8,5 persen untuk 2022, naik satu poin lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, sementara untuk 2023 inflasi diprediksi berada di level 6,1 persen.
Sedangkan untuk pertumbuhan output, ke 27 anggota UE diproyeksikan melambat menjadi 0,3 persen pada tahun 2023.
Baca juga: Badai PHK Makin Nyata di Indonesia hingga Akhir 2022, Dipicu Ancaman Resesi Global
Terpaut jauh di bawah perkiraan sebelumnya yang saat itu dipatok sebesar 1,5 persen, seperti yang dikutip dari The Barrons.
Menurut pandangan komisi Eropa, hingga sejauh ini Jerman akan menjadi negara ekonomi maju pertama yang berpotensi jatuh ke dalam resesi.