Hina Batik Indonesia, Youtuber Inggris Mahyar Tousi Dapat Ancaman Pembunuhan dari Netizen

Youtuber Inggris yakni Mahyar Tousi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

Editor: Glery Lazuardi
Kolase YouTube Mahyar Tousi dan YouTube Tribunnews
YouTuber bernama Mahyar Tousi menjadi target amukan netizen Indonesia seusai mengomentari sinis pakaian batik delegasi KTT G20 di Bali. 

TRIBUNBANTEN.COM - Youtuber Inggris yakni Mahyar Tousi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

Adapun permintaan tersebut, buntut dirinya yang dituding menghina batik Indonesia yang dikenakan para delegasi G20.

Permintaan maaf Mahyar Tousi itu disampaikan melalui akun Twitternya pada Rabu (16/11).

Baca juga: Usai Viral Kini Sulastri si Anak Petani Diterima Jadi Polwan, Kapolda Maluku Utara Minta Maaf

Mahyar Tousi mengaku mendapat pesan ancaman pembunuhan dari warga Indonesia.

Bahkan ia mengaku pejabat pemerintah Indonesia memberikan ancaman kepadanya.

Namun hingga kini belum diketahui siapa pejabat pemerintah Indonesia yang memberikan ancaman tersebut.

Dalam permintaan maafnya, Mahyar mengaku dirinya tak berniat menyinggung tradisi dan budaya manapun.

Ia menyebut semua budaya dan tradisi memiliki karakteristik keunikan masing-masing, sehingga tak boleh dihina.

Mahyar Tousi mengaku hanya berniat membuat lelucon tentang PM Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Trudeau.

Sosok Mahyar Tousi

Mahyar Tousi menuliskan cuitan yang membuat netizen +62 atau masyarakat Indonesia murka.

Di media sosial, akun Twitter Mahyar Tousi terima hujatan dari masyarakat.

Tentu bukan tanpa sebab, tetapi semua berawal dari postingannya seputar foto yang dikomentarinya.

Mahyar Tousi dalam akun Twitter bernama @mayartousi mengomentari foto saat beberapa kepala negara berkumpul bersama.

Baca juga: Viral, Tol Bitung Banjir, Emak-emak di Tangerang Asyik Main Air hinga Guling-guling

Dalam cuitan tersebut diceritakanlah bagaimana keseruan para pejabat negara yang berdiskusi dan berkumpul di KTT G20 yang digelar di Pulau Bali, Indonesia.

Salah satu cuitan memposting penampilan para pejabat negara itu saat menggunakan pakaian batik.

Busana batik memang dikenakan para pejabat negara tersebut saat menghadiri acara makan malam bersama, Selasa (15/11/2022).

Semua pejabat negara tampak rapi dan elegan mengenakan busana batik yang sangat khas dengan Indonesia.

Tak disangka, rupanya di media sosial, beberapa publik figur malah ada yang tidak tahu pakaian batik.

Satu di antaranya adalah Mahyar Tousi, seorang influencer yang akhirnya menuai sorotan.

Lewat akun Twitternya yang terverifikasi, Tousi mempertanyakan tenun Endek yang dikenakan sejumlah pemimpin negara dalam sela-sela acara KTT G20 di Bali.

"What on earth are these idiots wearing??!" (Apa sih yang dipakai para idiot ini) tulisnya.

Dipantau Tribun Jatim, Mahyar Tousi langsung menghapus cuitan tersebut setelah ramai dibicarakan.

Banyak yang menghujat Mahyar Tousi yang berani menghina baju batik.

Adapun dalam foto tersebut terlihat Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan pendiri World Economic Forum (WEF) Klaus Martin Schwab.

Baca juga: Disawer Uang Ratusan Ribu Rupiah, Aksi Jessica Iskandar Nyanyi di Papua Viral, Netizen Beri Semangat

Cuitan Mahyar Tousi inipun langsung menyita perhatian publik Indonesia.

Penelusuran Tribun Jatim, ternyata Mahyar Tousi seorang influencer di Inggris.

Seperti apa sosoknya yang sebenarnya?

Mahyar Tousi dikenal sebagai pegiat sosial anti pemerintah Iran yang kerap memposting "serangan-serangan" terhadap otoritas Teheran.

Mahyar Tousi berasal dari Tehran yang kini tinggal di Inggris.

Pria yang lahir pada Juni 1988 itu juga dikenal sebagai YouTuber yang kerap memberikan komentar kritik mengenai beberapa kebijakan politik di dunia.

Kini akun YouTubenya tersebut sudah memiliki 260 ribu subscriber dengan 2,7 ribu video yang diunggah.

Baca juga: Farhat Abbas Kritik Pedas Bunda Corla yang Viral, Sebut Aksinya Tidak Berkualitas: Tak Mendidik!

Lewat deskripi kanal YouTube, Tousi menyebutkan miisinya melindungi dan memperjuangkan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, dan kapitalisme.

Ia adalah penentang kuat sosialisme, pemerintahan besar, dan kolektivisme.

Mahyar Tousi setelah viral dan dihina di media sosial pun memberikan permintaan maaf.

Namun tampaknya permintaan maaf itu seperti tidak berarti.

Pria itu pun lantas membuat pembelaan terntang maksud cuitannya yang kontroversial tersebut.

Ia mengatakan tak bermaksud menyerang atau menghina batik dari Indonesia.

"Semua budaya dan tradisi memiliki karakteristik uniknya masing-masing dan tidak boleh dicaci secara acak, atau dimanfaatkan oleh para politikus dan selebritas untuk tujuan mencari perhatian,," ungkap Tousi dikutip dari akun Twitternya, Kamis (17/11/2022)

Baca juga: Diduga Selingkuhi 4 Perempuan, Kedok Anggota Polisi di Tangsel Terbongkar Usai Viral di TikTok

Tousi membeberkan dirinya terbiasa membuat lelucon atas orang-orang politik.

"Kami biasanya mendapati para politikus kami menjadi calo kelompok-kelompok dan budaya-budaya demi tujuan pencitraan... ngeri dan bersusah payah. Tidak ada niat untuk menyinggung tradisi budaya mana pun. Kami akan mengkritik politikus bahkan jika mereka mengenakan hoodie London timur hanya untuk "terhubung" dengan daerah tersebut," ungkap Tousi lebih lanjut.

Ia pun meminta maaf sekali lagi kepada siapapun yang tersinggung dengan cuitannya.

"Sekali lagi, saya mohon maaf atas penghinaan yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak & Trudeau yang memakainya tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui budayanya," jelas Tousi.

Namun tampaknya, ucapan permintaan maaf itupun tidak akan diterima langsung oleh netizen.

Hal unik lain yang terjadi saat pelaksanaan KTT G20 misalnya adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yang menyamar sebagai fotografer.

Baca juga: Redakan Radang Tenggorokan dengan 6 Cara Alami Ini, Kumur Air Garam hingga Minum Teh Anti Inflamasi

Basuki Hadimuljono belum lama ini menyita perhatian publik usai menemani Presiden Jokowi dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai Bali, Rabu (16/11/2022).

Menteri Basuki tampak tampil kasual memakai baju putih dan menenteng sebuah kamera hitam dengan lensa tele bak fotografer official G20.

Penampilannya semakin meyakinkan saat topi biru yang biasa dikenakan dia pasang terbalik.

Tak hanya itu, Menteri Basuki juga terpantau ikut bergabung dengan para fotografer official G20 dan sesekali sibuk memotret pemandangan Taman Hutan Mangrove Ngurah Rai Bali.

Aksi Basuki ini membuat suasana Media Center G20 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali, yang memasang layar besar memutar momen itu, mendadak riuh.

Suasana ramai dengan tepuk tangan wartawan usai melihat penampilan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Sementara itu, dari layar besar media center itu, Menteri Basuki terpantau mengikuti dan memotret kegiatan Presiden Jokowi yang sedang menjelaskan soal mangrove kepada para awak media asing.

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja saat dikonfirmasi menjelaskan alasan di balik momen Menteri Basuki jadi fotografer.

Menurut Endra, semua kegiatan yang melibatkan Menteri Basuki beserta Kementerian PUPR dalam rangkaian G20 sudah dituntaskan semuanya.

Karena itu, ketika ada waktu luang, Menteri Basuki segera memanfaatkannya dengan kegiatan lain seperti menjadi fotografer.

Publik pun penasaran dengan sosok Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR yang menjadi sorotan.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Mahyar Tousi yang Dihujat Imbas Hina Batik di KTT G20, Twit Langsung 'Hilang', Ini Profesinya

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Mahyar Tousi, Youtuber Inggris yang Hina Batik Indonesia Minta Maaf Usai Dapat Ancaman Pembunuhan

Mahyar Tousi, British Youtuber Who Despises Indonesian Batik Apologizes After Receiving Death Threats

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved