Resesi Ekonomi Jadi Biang Kerok GoTo PHK Ribuan Karyawan? Ini Kata Pakar Bisnis

Pakar bisnis Rhenald Kasali menilai ancaman resesi ekonomi yang didengungkan saat ini bukan menjadi faktor penyebab GoTo PHK ribuan karyawan.

Editor: Abdul Rosid
Kompas.com
Pakar bisnis Rhenald Kasali menilai ancaman resesi ekonomi yang didengungkan saat ini bukan menjadi faktor penyebab GoTo PHK ribuan karyawan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pakar bisnis Rhenald Kasali angkat bicara soal pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo).

Rhenald Kasali mengatakan, ancaman resesi ekonomi yang didengungkan saat ini bukan menjadi faktor penyebab GoTo PHK ribuan karyawan.

Alasan utama GoTo PHK karyawan sebagai upaya efisiensi perusahaan.

“Ancaman resesi global yang terus didengungkan, kalau dipercaya, bisa menimbulkan resesi sungguhan. Eksekutif yang kurang piawai bisa gegabah melakukan pemotongan besar-besaran, dan nanti bisa sebaliknya: menimbulkan Distrust dan penurunan kinerja," kata Rhenald Kasali, Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Ruangguru Susul GoTo dan Shopee, Ratusan Karyawan di PHK, Ini Alasannya

Rhenald Khasali menyayangkan pernyataan sejumlah pihak yang gegabah menyebarluaskan ketakutan resesi yang seakan-akan sudah di depan mata.

adahal 'sesuatu' itu belum terjadi, tapi kita sudah dipaksa mempercayainya dan seakan sudah merasakannya. “Itu namanya Trust Recession, bukan Economic Recession,” tambahnya.

GoTo Memangkas 1.300 Orang

Untuk membuat publik percaya ada pihak yang mengkaitkan dampak ekonomi dari resesi akibat pandemi yang lalu, dengan resesi tahun depan yang konon sudah dirasakan di Jawa Barat. Dikabarkan sudah ribuan pekerja tekstil, garmen dan alas kaki yang tujuannya ekspor terdampak PHK.

Menurut Rhenald, berita yang tak kalah heboh muncul siang ini yang mengabarkan GoTo baru saja mengumumkan PHK terhadap 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari karyawannya.

Sontak semua orang berpaling pada ancaman resesi yang sudah gencar disampaikan sejumlah pihak.

“GoTo menyatakan, keputusan sulit ini tidak dapat dihindari (18/11/2022). Dijelaskan, tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Apalagi kemarin Pemerintah Inggris mengumumkan secara resmi memasuki resesi," ujarnya.

Resesi sendiri ada dua macam, lanjut pakar ekonomi bisnis UI ini. Ada Economic Recession seperti yang dialami Inggris dan ada Trust Recession yang sekarang dipaksakan ke dalam otak kita seakan-akan resesi terjadi di sini. Economic Recession adalah terminologi makro, yang ditandai dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi (negatif), dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: Selain GoTo, Ini Daftar 6 Perusahaan yang PHK Massal Karyawan di 2022, Ada Shopee & Tencent Holdings

Rhenald menjelaskan, dalam ekonomi makro, resesi bukanlah sebuah aib. Hal itu merupakan bagian alami pergerakan ekonomi, yang bersifat dinamis. Kadang perekonomian itu naik, kadang turun. Yang penting, saat turun lakukan langkah-langkah preskriptif secara disiplin.

"Lagi pula kalaupun resesi, dunia tak akan resesi selamanya, kecuali mereka terlibat dalam konflik (perang) secara berkelanjutan,” tambah pendiri Rumah Perubahan ini.

Yang ramai kita bincangkan adalah resesi kedua yang dikenal sebagai Trust Recession, semacam quasi recession (resesi semu/palsu).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved