Lima Kali Gempa di Jawa Barat dalam Seminggu, Apakah Berbahaya? Berikut Penjelasan Ahli

Selama seminggu terakhir telah terjadi lima kali gempa di Indonesia dengan magnitudo di atas 5,0.

Editor: Glery Lazuardi
ntnews.co.au
Ilustrasi gempa. Selama seminggu terakhir telah terjadi lima kali gempa di Indonesia dengan magnitudo di atas 5,0. Terakhir kali, gempa magnitudo 5,8 terjadi di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (8/12/2022), sekitar pukul 07.50 WIB. 

TRIBUNBANTEN.COM - Selama seminggu terakhir telah terjadi lima kali gempa di Indonesia dengan magnitudo di atas 5,0.

Terakhir kali, gempa magnitudo 5,8 terjadi di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (8/12/2022), sekitar pukul 07.50 WIB.

Baca juga: Gempa di Sukabumi Hancurkan Dua Bangunan Rumah dan Sekolah, Tak Ada Korban Jiwa

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, Jawa Barat merupakan daerah seismik aktif dan kompleks.

Guncangan aktif imbuhnya, bisa berasal dari darat maupun laut dengan aktivitas yang cukup intensif.

Bahkan menurutnya, Jawa Barat merupakan daerah paling aktif aktivitas gempanya.

"Kalau dihitung-hitung, di antara Pulau Jawa, Jawa Barat yang paling aktif aktivitas gempanya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (4/12/2022).

Menurut Daryono, gempa Jawa Barat sangat kompleks karena terdapat banyak sumber gempa.

Sumber gempa yang berasal dari laut yakni ada subduksi, sesar dasar laut, zona megathrust maupun zona intraslab.

Sementara itu, untuk sumber gempa yang berada di daratan yakni banyaknya sesar aktif di Jawa Barat.

Baca juga: Jangan Panik, Berikut Cara Menyelamatkan Diri saat Gempa Ketika Berada di Mobil hingga Gedung Tinggi

Sejumlah sesar aktif itu di antaranya Cimandiri, Garut Selatan, Lembang, Padalarang, Balibis, serta masih ada sesar-sesar yang belum terpetakan seperti sumber gempa yang membangkitkan gempa Cianjur.

"Kalau ternya banyak gempa, ya karena sumbernya banyak," katanya lagi.

Dengan pertimbangan di atas, wajar jika gempa terjadi dalam waktu berdekatan ataupun bersamaan.

Serta suatu kebetulan ketika gempa aktif secara bersamaan.

"Mereka itu memiliki sumber sendiri-sendiri, punya akumu.asi sendiri-sendiri, punya waktu matang sendiri-sendiri, punya waktu rilis sendiri-sendiri. Jadi itulah fenomena teknonik seperti itu," katanya lagi.

Baca juga: 3 Gempa Besar Guncang Jabar dalam Sebulan Terakhir, Ini Rangkuman Gempa Cianjur hingga Sukabumi

Sebelumnya, Daryono menjelaskan Indonesia kerap diguncang gempa bumi karena dampak dari banyaknya sumber gempa.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved