Pengamat Politik Tanggapi Ketidakhadiran Surya Paloh di Pernikahan Kaesang: Trauma Disindir Jokowi?
Pengamat politik ikut menanggapi ketidakhadiran Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di pesta pernikahan Kaesang Pangarep.
TRIBUNBANTEN.COM - Pengamat politik ikut menanggapi ketidakhadiran Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di pesta pernikahan Kaesang Pangarep.
Diketahui, Kaesang Pangarep akan segera mempersunting Erina Gudono pada Sabtu (10/12/2022) di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
Acara kemudian dilanjutkan resepsi pernikahan yang digelar di Pura Mangkunegaran Solo pada Minggu (11/12/2022).
Baca juga: Kata Pengamat Soal Jet Pribadi Anies Baswedan saat Safari Politik: Itu Dipinjamkan Surya Paloh
Sementara, Partai NasDem telah mengeluarkan pernyataan bahwa alasan absennya Surya Paloh di pernikahan putra bungsu Presiden Jokowi karena sedang berobat di Jerman.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menduga kepergian Surya Paloh ke luar negeri disengaja.
Dari gestur politik, berobat ke Jerman dijadikan sebagai alasan kuat Surya Paloh untuk menghindari pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Yang menarik di luar dugaan justru yang konfirmasi hadir adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Penghindaran ini bisa jadi tanda akan ada pertukaran posisi di pemerintahan antara Nasdem dan Demokrat.
“Kira-kira ini indikasi bisa terjadi pertukaran tempat di pemerintahan antara Nasdem dengan Demokrat."
"Jadi gesturnya SBY datang itu merapat ke pemerintahan Jokowi, minimal membuka komunikasi,” kata Qodari, kepada wartawan, Kamis (8/12/2022).
Qodari menilai, selama ini Demokrat dikenal sebagai partai oposisi, sedangkan Nasdem semenjak mengusung Anies Baswedan sebagai capres mulai ada rasa oposisi dan terlihat renggang hubungannya dengan koalisi pemerintah.

Baca juga: Mantan Presiden RI hingga Presiden UEA Masuk Daftar Deretan Tamu Undangan Pernikahan Kaesang-Erina
Qodari menduga kepergian Surya Paloh ke luar negeri disengaja sebagai alasan kuat untuk menghindari pertemuan dengan Presiden Jokowi.
“Sementara Surya Paloh berobat, itu gestur atau alasan klasik politisi untuk menghindari pertemuan-pertemuan yang mereka tidak kehendaki,” ujarnya.
Menurutnya, Surya Paloh trauma dengan pertemuan di acara HUT ke 58 Partai Golkar di Jakarta beberapa waktu lalu, di mana pada saat itu Presiden Jokowi menyindir Nasdem untuk tidak sembrono memilih capres, ditambah Presiden Jokowi yang seolah enggan membalas pelukan Surya Paloh.
“Jadi Surya Paloh itu menghindari adanya sorotan media mengenai bahasa tubuh dia dengan Jokowi nanti kalau ketemu, karena Surya Paloh sudah trauma dengan peristiwa di acara Golkar di mana Jokowi nggak mau dipeluk oleh Surya Paloh,” katanya.
Indikasi hubungan keretakan Nasdem dengan pemerintah juga terbaca dari sempat abstainnya Nasdem terkait Revisi UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN), walaupun pada akhirnya ikut menyetujui revisi UU IKN.
“NasDem sempat abstain, walaupun kemudian setuju dengan pengesahan revisi Undang-Undang IKN,” katanya.
Sementara itu, rencana kehadiran SBY di acara nikahan Kaesang-Erina, kata Qodari memberikan dampak politik yang berpotensi menjadikan Demokrat masuk bagian dari pemerintahan menggantikan Nasdem.
Lanjut Qodari, jika ternyata Demokrat gabung koalisi, ini akan menjadi potensi bagi Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) untuk masuk kabinet yang akan menambah portofolio pengalamannya dalam pemerintahan.
“Buat Demokrat sendiri sebetulnya sangat bagus agar AHY masuk ke dalam pemerintahan. Dari dulu saya pernah bilang PR-nya AHY itu adalah pengalaman pemerintahan. Setelah gagal di Pilkada DKI Jakarta, saya sudah menyarankan untuk Mas AHY itu masuk ke dalam pemerintahan untuk menduduki jabatan menteri,” ujarnya.
Lebih lanjut Qodari mengatakan, secara figur AHY sebenarnya berpotensi menjadi paket lengkap, namun dinilai masyarakat sebagai orang yang kurang berpengalaman.
"AHY itu sebenarnya potensial paket lengkap. Pertama, itu dia punya partai; Kedua, dia punya penampilan. Yang kurang dari AHY itu hanya satu, yaitu pengalaman di pemerintahan,” beber Qodari.
Baca juga: So Sweet, Kisah Cinta Kaesang Pangarep dan Erina Gudono dari PDKT hingga Menikah
Qodari menyarankan supaya Demokrat masuk ke pemerintahan dan memposisikan AHY sebagai menteri agar memiliki pengalaman di pemerintahan dan makin dipercaya oleh masyarakat dan elite politik.
“Jadi supaya tidak diserang lagi dari aspek pengalaman, ya harus ada pengalaman pemerintahan seperti Mbak Puan. Orang sekarang sudah tidak bisa ngomong Mbak Puan nggak qualified segala macam karena sudah pengalaman jadi menteri,” ucapnya.
“Jadi kekurangan utama AHY itu selama ini kurang pengalaman di pemerintahan saja. Masyarakat dan elit politik itu tidak cukup yakin bahwa AHY mampu dan kompeten memimpin negara dengan jabatan terakhir sebagai mayor di TNI. Tapi kalau dia sudah jadi menteri, maka pengalaman itu menjadi legitimasi dan itu sudah lengkap,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul SBY Hadir Tapi Surya Paloh Absen ke Kaesang-Erina, Pengamat: Bisa Jadi Tukar Posisi di Pemerintahan