UPDATE Perang: Jika Rusia Kalah Lawan Ukraina & NATO, Putin Disebut akan Kabur ke Negara Ini

Presiden Rusia dan orang-orangnya sudah memiliki rencana untuk melarikan diri jika situasi tak berjalan seperti yang diharapkan

Editor: Ahmad Haris
BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev (BPMI Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) saat menyampaikan pernyataan bersama di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, Kamis (30/6/2022). Presiden Rusia dan orang-orangnya disebut sudah memiliki rencana untuk melarikan diri jika situasi perang tak berjalan seperti yang diharapkan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Seorang mantan ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebut bahwa Putin dan orang-orangnya sudah memiliki rencana untuk melarikan diri. 

Hal itu akan dilakukan jika situasi perang tak berjalan seperti yang diharapkan.

Mantan penulis pidato untuk Putin, Abbas Gallyamov membuat klaim tersebut lewat Telegram pada Rabu (7/12/2022) pagi.

Baca juga: Buntut Kebijakan Destruktif Barat, Vladimir Putin Targetkan Serang Ukraina pada Infrastruktur Energi

Abbas Gallyamov menyebut, ia memiliki "orang dalam" yang mengetahui rencana tersebut.

Rencana evakuasi itu, menurut Gallyamov, dimulai pada musim semi.

Rencana itu secara tidak resmi dinamai "Bahtera Nuh".

"Sesuai dengan namanya, ini tentang mencari tanah baru untuk didatangi seandainya di tanah air benar-benar tidak nyaman,” tulis Gallyamov, dilansir Daily Beast.

"Rombongan pemimpin Rusia tidak mengesampingkan kemungkinan, bahwa dia akan kalah perang, kehilangan kekuasaan, dan harus segera dievakuasi ke suatu tempat."

Menurut Gallyamov, lingkaran dalam Putin, awalnya mempertimbangkan rencana untuk mengungsi ke China,

Tetapi, mereka mengkhawatirkan kemungkinan kerjasama dari China yang sangat kecil, terutama karena China membenci "pecundang".

Sekarang, kata Gallyamov, fokus telah bergeser ke Argentina atau Venezuela.

Ia menyebut, saat ini sekutu Putin, Igor Sechin, sedang mengawasi rencana evakuasi ke Venezuela.

Rencananya sejauh ini, kata Gallyamov, bahwa Sechin secara resmi mengundurkan diri dari raksasa minyak Rosneft, untuk menangani "pekerjaan di lokasi".

Mengutip dua sumber yang dekat dengan administrasi kepresidenan dan satu sumber di Rosneft, saluran Telegram Mozhem Obyasnit juga melaporkan bahwa pejabat tinggi sudah mulai membeli real estat dan berupaya mendapatkan hak tinggal di Venezuela.

Sementara mereka yang berpangkat lebih rendah dalam pemerintahan kepresidenan dan pemerintah Rusia mencari tempat tinggal di Ekuador, Paraguay, dan Argentina, menurut laporan itu.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved