Ketua DPP PKS: Sistem Pemilu Proposional Terbuka Buat Caleg Dekat dengan Rakyat

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai bahwa sistem pemilu proposional terbuka membuat Caleg jadi dekat dengan rakyat.

Editor: Ahmad Haris
Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai bahwa sistem pemilu proposional terbuka membuat calon legislatif (caleg) jadi dekat dengan rakyat. 

TRIBUNBANTEN.COM - Sistem Pemilu proposional terbuka disebut membuat calon legislatif (caleg) jadi dekat dengan rakyat.

Hal itu idutarakan oleh Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera.

Mardani menilai, hal itu bisa terjadi karena caleg turun ke masyarakat jadi bisa dekat dengan rakyat.

"Kelebihan proporsional terbuka jadi karena semuanya turun caleg-caleg dekat dengan rakyat," kata Mardani pada acara daring PKS Legislative Corner, Jumat (6/1/2022).

"Kalau kurangan proposional terbuka memang peran partai menjadi minimalis yang kita cuma jadi manajer atau jadi koordinator," lanjutnya.

Sistem pemilu proposional terbuka adalah sistem pemilu yang selama ini dijalankan di Indonesia yakni coblos nama caleg, bukan nama coblos nama/lambang partai.

Mardani melanjutkan, kalau menginginkan pemilu sehat, partainya juga harus sehat, ideologis, harus kuat kaderisasinya, dan harus punya prinsip.

"Itu sekiranya bisa dioptimalkan untuk sistem proporsional terbuka," katanya.

Mardani juga mengatakan, pada sistem pemilu proporsional semua caleg punya peluang yang sama.

Maka semua akan bekerja berusaha mendapatkan suara terbanyak.

Dia menambahkan, sistem pemilu proporsional terbuka juga lebih disukai partai-partai baru.

"Biasanya partai-partai yang identitasnya belum kuat ,mereka akan berharap proporsional terbuka karena seluruh calengnya akan menjadi prajurit-prajurit handal untuk mencari suara," ungkapnya.

Sementara itu untuk sistem pemilu proposional tertutup, kata Mardani, kekurangannya adalah oligarki bisa pindah ke partai politik.

Menurut Mardani hal itu bisa terjadi jika tidak ada reformasi internal dari partai politik.

"Kelemahannya kalau proporsional tertutup itu kalau kita melakukan proposal tertutup, tapi tidak ada reformasi di internal partai maka oligarki di luar berpindah ke oligarki di dalam partai," kata Mardani pada acara daring PKS Legislative Corner, Jumat (6/1/2022).

Mardani melanjutkan pimpinan partai bisa semena-mena menentukan nomor urut caleg.

Yang mana caleg dekat dengan pimpinan parpol dapat nomor urut yang baik yang berprestasi belum terdapat nomor urut yang baik.

"Padahal haknya rakyat mendapatkan calon yang berkualitas itu kelemahannya," tegasnya.

Meski sistem proporsional tertutup punya kekurangan, Anggota DPR Komisi II itu juga mengatakan proporsional tertutup juga punya kelebihan tersendiri.

"Kelebihannya adalah partai akan menjadi institusi yang lebih sehat karena yang dipilih adalah partai, yang punya otoritas adalah pantai, yang akan tumbuh berkembang adalah partai," ujarnya.

Mardani melanjutkan tidak akan terjadi kadar kutu loncat misal 2004 Kader Golkar, kemudian 2019 Demokrat, 2014 PDIP dan terpilih terus.

Menurut Mardani proposional tertutup bakal ada kaderisasi partai yang baik.

"Kalau proporsional tertutup rakyat akan lihat karena cuma nyoblos partai."

"Mana partai yang baik, keterikatan masyarakat dengan partai akan baik dan biasanya kalau tertutup akan ada kaderisasi yang baik," katanya.

Mardani juga menjelaskan bahwa sistem proporsional terbuka dan tertutup sebetulnya pernah dipakai di Indonesia.

"Proporsional tertutup kita pernah gunakan sebelum 2004."

"Itu adalah menggunakan cara yang sederhana yaitu otoritas banyak diberikan kepada partai karena proposal tertutup kita cuma nyoblos partai."

"Nanti partai yang menentukan nomor urut calegnya bukan suara terbanyak," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Mardani: Sistem Pemilu Proposional Terbuka Bikin Caleg Dekat dengan Rakyat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved