Berkaca Kasus Mahasiswa Ditangkap Densus 88, Bukti Radikalisme Masih Hantui Dunia Pendidikan
Dunia pendidikan di Indonesia digegerkan penangkapan seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Kota Malang, Jawa Timur pada 2022.
TRIBUNBANTEN.COM - Dunia pendidikan di Indonesia digegerkan penangkapan seorang mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Kota Malang, Jawa Timur pada 2022.
Mahasiswa berinisial IA (22) itu ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri karena diduga terafiliasi dengan ISIS.
Upaya penangkapan itu menjadi bukti radikalisme dan terorisme masih menghantui dunia pendidikan.
"Di level perguruan tinggi, keterlibatan civitas akademika mulai dari mahasiswa hingga dosen dalam terorisme tidak jarang terjadi," kata Komjen Pol Boy Rafli Amar pada Jumat (20/1/2023).
Baca juga: 545 WNI Masih Jadi Anggota Kelompok Teroris di Luar Negeri, Boy Rafli: 2023 Perang Lawan Terorisme
Hal ini menjadi perhatian dari BNPT. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pencegahan secara kolaboratif bersama perguruan tinggi terus ditingkatkan dalam memberantas bibit radikalisme di dunia pendidikan.
“Program kita di bidang pencegahan adalah memperkuat kewaspadaan mahasiswa dengan peguatan wawasan kebangsaan, penguatan nilai moderasi dalam beragama, penguatan ideologi Pancasila, dan penguatan budaya bangsa kita,” kata Boy Rafli.
Pada Kamis kemarin, Boy Rafli Amar hadir dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNPT RI dengan Universitas dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof Dr Moestopo (Beragama) di Jakarta Convention Center.
Boy Rafli menambahkan fenomena radikalisasi diibaratkan sebagai virus yang cepat menyebar jika tidak segera ditangani.
Karena itu kolaborasi BNPT RI dengan sejumlah perguruan tinggi menjadi sangat strategis dalam melawan virus tersebut yakni dengan melakukan transformasi nilai kebangsaan, revitalisasi nilai Pancasila, moderasi dalam beragama, penguatan akar budaya bangsa, dan pembangunan kesejahteraan.
Menurut Boy dalam mencegah virus intoleransi, radikalisme dan terorisme, BNPT telah mengajak seluruh masyarakat dengan vaksin kebangsaan agar imun dari pengaruh radikalisme terorisme.
”Vaksin kebangsaan ini adalah bagian dalam membangun daya tahan imunitas dari virus yang disebarluaskan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” tutupnya.
Anak Muda Rentan Terpapar Radikalisme
Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, menyampaikan pandangannya terkait penangkapan mahasiswa tersebut oleh Densus 88.
Stanislaus menjelaskan, paham radikal menyebar di kalangan anak muda. “Anak muda rentan terpapar radikalisme,” ujarnya.
Paham radikal kerap “menginfeksi” anak-anak muda, khususnya usia remaja akhir.
Di fase tersebut, terang Stanislaus, anak muda sedang melakukan pencarian jati diri dan membutuhkan eksistensi.
Ditambah lagi, ketika anak muda kuliah di luar kota, sehingga jauh dari orangtua, dia akan akan mencari perlindungan.
“Saat mereka lengah, ada kesempatan paham radikal masuk lewat internet,” ucapnya.
Menurut Stanislaus, orang di era modern sekarang lebih mudah terpapar radikalisme. Pasalnya, konten-konten tersebut bisa didapat di internet.
“Berbeda dengan zaman dulu, yang mana harus tatap muka dan dilakukan diam-diam, kini sangat vulgar,” ungkapnya.
Apalagi, tambah Stanislaus, media sosial memiliki algoritma, yang mana bila seseorang menyukai suatu konten, dia akan dibanjiri konten-konten serupa.
Hal ini membuat individu tersebut menyelam jauh di dalam paham radikal.
Baca juga: Dua Terduga Teroris Diringkus Densus 88 di Sumatera Utara
Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia ini, sisi kerapuhan anak muda itulah yang dimanfaatkan ISIS.
Kelompok teroris tersebut, lanjut Stanislaus, kerap memanfaatkan generasi muda untuk kepentingannya.
Yang ditakutkan dari ini adalah munculnya lone wolf.
Aksi lone wolf tak membutuhkan kelompok. Pelaku bisa melakukan serangan seorang diri.
“Ada banyak kasus kasus lone wolf di Indonesia, sekitar 13 kasus. Sebagian mereka terpapar lewat media sosial. Inilah bahayanya lone wolf, mereka bergerak sangat cepat,” tuturnya.
Untuk meminimalisasi anak muda terpapar radikalisme, khususnya di kalangan mahasiswa, Stanislaus menyarankan agar pihak perguruan tinggi mulai memetakan potensi radikalisme di kampusnya.
“Jangan sungkan bekerja sama dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme),” tuturnya.
Baca juga: Satu Terpidana Teroris Asal Kragilan Bebas, Pemkab Serang Tingkatkan Kewaspadaan
Peran Mahasiswa Terafiliasi ISIS
Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berinisial IA (22) ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Malang, Jawa Timur, pada Senin (23/5/2022).
IA yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi di UB itu diduga mengumpulkan dana untuk kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
IA juga sudah ditetapkan sebagai tersangka saat ditangkap polisi.
"Dilakukan penangkapan terhadap satu orang tersangka atas nama inisial IA umur 22 tahun seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang," kata ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Saat ini, IA masih diperiksa secara intensif oleh Densus.
Polisi terus melakukan pengembangan terhadap keterlibatan IA.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Tewaskan Seorang Polisi, Terkuak Pelaku Mantan Napi Teroris
Jadi simpatisan ISIS Ramadhan membeberkan IA diduga berperan sebagai simpatisan ISIS.
IA pernah melakukan komunikasi dengan tersangka teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) berinisial MR. MR sudah lebih dulu ditangkap oleh Densus.
Menurut Ramadhan, IA dan MR berkomunikasi untuk melakukan penyerangan terhadap fasilitas umum dan kantor polisi.
"Yang bersangkutan (IA) berkomunikasi secara intens dengan tersangka dari kelompok JAD atas nama MR yang sudah ditangkap dalam rangka merencakan amaliah terhadap fasilitas umum dan kantor-kantor polisi," tuturnya.
Selain melakukan komunikasi dengan MR, IA juga diduga melakukan pengumpulan dana untuk membantu ISIS di Indonesia.
"Kemudian yang bersangkutan mengelola media sosial dalam rangka penyebaran materi-materi ISIS terkait tindak pidana terorisme," ucap Ramadhan.
Hendak serang kantor polisi dengan senpi Kepala Bagian (Kabag) Bantuan Operasi (Banops) Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengungkapkan IA mau menyerang kantor polisi.
IA diduga ingin menyerang dengan menggunakan senjata api (senpi) atau senjata tajam (sajam).
"Penyerangan ke fasilitas milik thogut, yaitu polisi. Caranya dengan fisik dan senjata api atau tajam," kata Aswin saat dikonfirmasi, Rabu (26/5/2022).
Densus imbau warga hati-hati beri sumbangan Aswin mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan sumbangan.
“Kita mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dalam menyalurkan sumbangan-sumbangan ke organisasi atau kelompok yang tidak dikenal,” kata Aswin.
Baca juga: Sambil Menangis, Nikita Mirzani Titip Pesan kepada Anak: Percayalah Mami Bukan Teroris
Menurut Aswin, pihaknya sebelumnya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait modus pengumpulan dana kelompok teroris.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Ditangkap Densus 88: Jadi Simpatisan ISIS, Berencana Serang Kantor Polisi hingga Punya IPK Tinggi"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa UB Malang Ditangkap Densus 88, Pengamat: Anak Muda Rentan Terpapar Radikalisme"

The world of education in Indonesia was shocked by the arrest of a student at a state university in Malang City, East Java in 2022.
The student with the initials IA (22) was arrested by the Special Police Anti-terror Detachment 88 because he was suspected of being affiliated with ISIS.
The arrest attempt is proof that radicalism and terrorism still haunt the world of education.
Bang Ben Sebut Mantan Napi Teroris akan Ambil Bagian dalam Perayaan HUT ke-80 RI di Tangsel |
![]() |
---|
Daftar 10 Provinsi dengan Kasus Korupsi Paling Banyak di Indonesia, Ada Jatim, Jateng hingga Jabar |
![]() |
---|
INFO Lengkap Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Cek Jadwal dan Syaratnya |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Tempat Wisata di Malang untuk Liburan Seru Keluarga, Ada Jatim Park 3 - Coban Tondo |
![]() |
---|
Dokter di Persada Hospital Malang Diduga Cabuli 4 Pasien, Terungkap Nasibnya saat Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.