Masyarakat Adat Suku Baduy Adukan Dua Masalah Ini ke Anies Baswedan

Masyarakat adat Suku Buduy mencurahkan dua masalah yang berada di lingkungannya ke calon presiden (capres) Anies Baswedan.

Penulis: Nurandi | Editor: Abdul Rosid
Nurandi/TribunBanten.com
Masyarakat adat Suku Buduy mencurahkan dua masalah yang berada di lingkungannya ke calon presiden (capres) Anies Baswedan. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Masyarakat adat Suku Buduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, mencurahkan dua masalah yang berada di lingkungannya ke calon presiden (capres) Anies Baswedan.

Untuk diketahui, Anies Baswedan datang ke daerah Suku Baduy menggunakan pesawat helikopter pada Selasa, (24/1/2023) pagi.

Saat menyambut kedatangan Anies Baswedan di rumah dinas Jaro Saija, ayah Mursid juga memberikan simbolis ikat kepala kepada Anies.

Ayah Mursid bercerita tentang keadaan masyarakat Baduy dari dulu hingga sekarang yang telah mengalami perubahan.

Baca juga: Pernah Disambangi 2013, Syarif Warga Baduy Nostalgia dengan Anies Baswedan: Tak Ada yang Berubah

"Saya sampaikan ke Pak Anies bahwa kehidupan kami, mayoritas masyarakat Baduy yakni pekerjaannya bertani dan berladang," katanya saat berada di rumah dinas Jaro Saija, Selasa (24/1/2023).

Dirinya menjelaskan bahwa saat ini, lahan padi, yang merupakan ladang huma sudah mengalami penyempitan seiring pertumbuhan masyarakat.

"Jadi ladang padinya, padi huma. Jadi tidak sawah itu perbedaannya. Tentunya soal lahan dan penduduk, masyarakat Baduy dari tahun ke tahun, jadi lahan itu sangat sempit," ujarnya.

"Karena kalo mengandalkan ladang saja, kita itu ada keterbatasan lahan. Mudah-mudahan Pak Anies atau masyarakat umum, dapat membantu apa yang kami butuhkan," sambungnya.

Sementara Sekretaris Desa Kanekes, Agus, menyampaikan, hingga saat ini masyarakat Baduy belum mendapatkan legalitas terkait dengan keyakinan yang dianut masyarakat Baduy.

"Masyarakat adat dan desa butuh legalitas, dan yang terpenting pengakuan negara terhadap keyakinan beragama di Indonesia," katanya di hadapan Anies Baswedan saat berada di rumah dinas Jaro Saija.

Dirinya menyampaikan agar apa yang masyarakat Baduy inginkan, dapat di perjuangkan dan segera direalisasikan.

"Harapan kami berserta seluruh lembaga adat, memang ada usulan dari 2015. Agar masyarakat kami punya legalitas terhadap keyakinan yang di anutnya, agar ketika berhubungan dengan dunia luar agar masyarakat kami tidak dianggap masyarakat yang tidak beragama," ujarnya.

Baca juga: Cerita Anies Baswedan Kembali Injakkan Kaki di Baduy Setelah 10 Tahun, Numpang Nginap di Rumah Warga

Agus menuturkan karena status hari ini, status agamanya masih strip atau tidak ada di KTP.

"Jadi kalo bapak lihat KTP warga kami agamanya strip. Siapa yang tahu agama strip, harapan kami mohon intervensi dan bantuannya, dari bapak Anies dan beserta rombongan partai Nasdem. Terkait dengan keyakinan yang kami anut, dan diakui secara sah dan resmi oleh negara," katanya.

Menanggapi usulan dan cerita masyarakat Baduy dan tokoh adat Baduy, Anies mengatakan, hal tersebut akan menjadi perhatiannya.

"Jadi insyaallah itu menjadi perhatian kita, pertama tentang lahan. Saya juga sudah sampaikan lahan perlu diatur, sehingga masyarakat Baduy mempunyai lahan yang cukup," katanya saat berada di rumah dinas Jaro Saija.

"Negara berdiri maka negara harus memfasilitasi, agar kehidupan mereka terjamin. Kebutuhan mereka untuk hidup layak terjamin, dan tradisi mereka," sambungnya.

Dirinyalah mengungkapkan jika masyarakat Baduy memilih untuk mempertahankan, maka harus menghormati pilihannya tersebut.

Baca juga: Ratusan Orang Padati Tugu Selamat Datang Desa Ciboleger, Sambut Kunjungan Anies Baswedan di Baduy

"Jika mereka memilih tetap mempertahankan, maka kita harus menghormatinya, salah satu dari tradisi mereka ini adalah tradisi bercocok tanam, mereka berladang dan sawahnya juga huma," ujarnya.

Dirinya menambahkan bersamaan dengan jumlah penduduknya, maka akan kebutuhan lahan juga meningkat, saya rasa sudah saatnya mempertimbangkan, untuk lahan yang luas dan dikelola oleh masyarakat.

"Toh yang mereka kerjakan prinsipnya merawat lingkungan hidup. Karena cara mereka bercocok tanam, selaras dengan ekosistem ekologi disini. Sehingga saya melihat itu perlu di fasilitasi," ucapnya.

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved