Banyak Bangunan Hancur Akibat Gempa di Turki dan Suriah, Insinyur Geologi Ungkap Penyebabnya

Bangunan-bangunan yang hancur di wilayah terdampak gempa antara lain berada di di wilayah Turki selatan, di mana gempa berpusat.

Editor: Vega Dhini
(Photo by ILYAS AKENGIN / AFP)
Orang-orang mencari korban selamat melalui puing-puing di Diyarbakir, pada 6 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Setidaknya 284 orang tewas di Turki dan lebih dari 2.300 orang terluka dalam salah satu gempa terbesar di Turki dalam setidaknya satu abad, saat pekerjaan pencarian dan penyelamatan berlanjut di beberapa kota besar. 

TRIBUNBANTEN.COM - Gempa yang terjadi di Turki dan Suriah menjadi perhatian dunia.

Banyak bangunan hancur akibat gempa berkekuatan 7,8 dan 7,6 SR yang terjadi pada Senin (6/2/2023) lalu. 

Bangunan-bangunan yang hancur di wilayah terdampak gempa antara lain berada di di wilayah Turki selatan, di mana gempa berpusat.

Daftar 11 negara yang tawarkan bantuan untuk gempa Turki, nomor 7 ada Israel, Indonesia tidak masuk hitungan.
Daftar 11 negara yang tawarkan bantuan untuk gempa Turki, nomor 7 ada Israel, Indonesia tidak masuk hitungan. (AFP/Via Tribunnews.com)

Seorang insinyur geologi dari Istanbul Technical University, Profesor Okan Tuysuz mengungkapkan alasan mengapa banyak bangunan yang hancur akibat gempa di Turki.

Menurut Tuysuz, antara gempa dan bangunan yang tidak memenuhi standar konstruksi modern, merupakan kombinasi yang tragis.

Baca juga: Ada Empat Warga Kota Cilegon di Turki saat Gempa Terjadi, Sanuji: Semuanya Selamat!

"Kami menghadapi gempa bumi yang sangat besar di sini," kata Tuysuz kepada Al Jazeera.

"Yang pertama kira-kira setara dengan pelepasan energi dari ledakan sekitar 5 juta ton TNT. Yang kedua setara dengan 3,5 juta ton."

"Sebagian besar bangunan akan berjuang untuk menahan kekuatan seperti itu," ungkapnya.

Perkataan Tuysuz ini diamini oleh insinyur sipil dan presiden Asosiasi Retrofit Gempa Turki, Sinan Turkkan.

"Gempa bumi tidak hanya sangat kuat, tetapi juga terjadi secara berurutan," jelas Turkkan.

"Banyak bangunan hanya mengalami kerusakan ringan hingga sedang pada gempa pertama tetapi runtuh setelah gempa kedua," lanjutnya.

Sementara mempertimbangkan bahwa getaran sebesar ini secara berurutan akan menimbulkan risiko bagi bangunan mana pun, para ahli menggarisbawahi bahwa tragedi dalam skala ini sama sekali tidak dapat dihindari.

"Menurut perkiraan resmi, 6.000 hingga 7.000 bangunan runtuh pada hari Senin."

"Betapapun kuatnya, tidak ada gempa yang dapat menyebabkan kerusakan sebanyak ini jika semua bangunan memenuhi standar," ujar Turkkan.

Pada hari Rabu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membela persiapan dan tanggapan pemerintahnya terhadap gempabumi selama kunjungan ke zona bencana.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved