PILU Orang Tua di Serang Banten Ceritakan Detik-detik Anak Gadisnya Hilang Diduga Diculik

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih

TRIBUNBANTEN.COM, KABUPATEN SERANG - Suasana haru menyelimuti kediaman Suliem (57) dan Suparno (60) warga Tegal Panjang, Desa Kibin, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang.

Wajah pasangan suami istri ini tampak gelisah menunggu kabar kedatangan putri bungsu nya, Wulan Hijrah Ningsih (16) yang hilang sejak Rabu (31/5/2023).

Air mata Saliem pun kerap menetes jika teringat wajah polos Wulan Hijrah Ningsih. Suparno yang sedang sakit pun tak bisa menahan kekhawatiran.

"Saya cuma ingin anak saya pulang dengan selamat," kata Suparno kepada Tribun Banten, Jumat (2/6/2023.

Baca juga: Biodata Wulan Hijrah Ningsih, ABG di Serang Banten yang Diduga Diculik

Diketahui, Wulan Hijrah Ningsih hilang diduga diculik pria yang mengaku sebagai seorang aparat. Pria yang juga mengaku bernama Yusuf ini datang ke warung kopi milik Saliem pukul 07.00 WIB.

Setelah lama ngopi di warung tersebut, Saliem meminta tolong agar Yusuf mengantar Suaminya berobat ke sebuah klinik kesehatan.

Selang beberapa lama, Yusuf dan Suparno tiba di warungnya. Namun dia langsung pergi ke rumahnya yang berjarak 50 meter dari warung untuk beristirahat.

Kemudian, Wulan yang terbiasa membantu ibunya mendatangi warung tempat keluarga Suliem dan Suparno mencari nafkah.

Di warung tersebut, Wulan bertemu dengan Yusuf dan mengobrol hingga Yusuf menawarkan ajakan makan bakso pada gadis ABG ini.

Setelah makan bakso, Yusuf pun meminta antar pada Wulan untuk membeli baju di wilayah Tambak, Kecamatan Kibin, dengan cara naik angkot.

Sekira pukul 21.00 WIB, Suliem menghubungi Wulan yang mengaku sedang berada di Royal Borobudur, Kota Serang.

Namun setelah itu komunikasi mereka terputus dan Wulan pun tidak pulang sejak saat itu.

Suliem mengaku tidak dan suaminya tidak makan dan tidak tidur akibat memikirkan anaknya.

Baca juga: Ibu Korban Ungkap Rekaman CCTV Gadis ABG yang Diduga Diculik di Serang, Diduga Dihipnotis

"Tapi si bapak mah saya paksa agar mau makan karena kan harus minum obat. Saya kepikiran terus, gimana nasib anak saya," ungkap Saliem diiringi tetesan air mata.