Ratusan PNS dan PPPK Kota Cilegon Terima SK Pengangkatan, Ini Pesan Helldy Agustian

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, menyerahkan
Surat Keputusan (SK) kepada 790 orang terdiri dari 721 PPPK tahun anggaran 2022 dan 69 PNS tahun anggaran 2021.

Helldy Agustian didampingi Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pertamarta dan Sekda Kota Cilegon Maman Mauludin menyerahkan SK di
Lapangan Pemkot Cilegon pada Jumat (14/7/2023).

Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian meminta para PPPK dan PNS memberikan pelayanan maksimal kepada warga Kota Cilegon.

"Sudah saya sampaikan bahwa tunjangan mereka, gajihnya atau honornya bertambah otomatis pelayanan kepada masyarakat juga harus bertambah," ujarnya saat ditemui usai pelantikan.

Helldy menyampaikan bahwa PPPK yang baru saja dilantik baru tenaga kesehatan dan tenaga pendidikan.

Sementara untuk PPPK tenaga teknis belum bisa dilakukan hari ini.

"Untuk yang teknis menyusul segera mungkin, karena memang ada satu dan lain hal tadi BKPSDM nya berbicara seperti itu," katanya.

"Intinya adalah kami ingin percepatan dari berbagai sisi harus segera direalisasikan," sambungnya.

Sedangkan untuk PNS yang baru saja dilantik merupakan PNS yang telah lolos pada tahun 2021.

Helldy berpesan kepada para PPPK dan PNS yang baru saja dilantik, terutama para pegawai baru.

Supaya bisa segera menyesuaikan di tempat kerjanya masing-masing.

"Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, harus bisa melihat situasi dan kondisinya. Junior yang harus menyesuaikan, jangan senior yang harus menyesuaikan juniornya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengadaan Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian pada BKPSDM Kota Cilegon, Anas menambahkan bahwa yang baru saja dilantik berjumlah 790 orang.

"Tenaga kesehetan 218 orang, tenaga guru 503 orang, PNS 69 orang, jadi totalnya sekitar 790 orang," ungkapnya.

Sementara PPPK tenaga teknis yang jumlahnya sekitar 45 orang belum bisa dilantik hari ini.

Alasannya, kata dia, proses seleksi yang dilakukan antara tenega nakes dan guru berbeda dengan tenaga teknis.

"Karena memang proses seleksi tidak berbarengan jadi berbeda antara tenaga nakes, guru dan teknis, tahapannya berbeda," tukasnya.