Kisah Deden Sudiana, Mantan Pegawai BUMN yang Rela Habiskan Waktu untuk Konservasi Mangrove
Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, menjadi saksi kegigihan Deden mempertahankan erosi dari air pasang laut.
Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Ahmad Haris
Menurut mantan pegawai BUMN ini, ada tiga jenis mangrove yang terus dirawat di kampung tersebut. Yakni, Avicennia, Rhizophora dan Sonneratia.
Meski demikian, pria yang berdomisili di Desa Citeureup ini mengaku tak mudah untuk menjaga kelestarian mangrove. Apalagi, bergerak di bidang konservasi dianggap jauh memili penghasilan.
"Awalnya sulit menyakinkan dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan mangrove. Tapi lambat laun, mau bareng-bareng juga," ungkapnya.
Ditambah saat ini, masyarakat memiliki nursery atau pembibitan mangrove yang bisa dijual untuk menambah penghasilan selain melaut.
Sehingga masyarakat semakin giat untuk bersama-sama melakukan konservasi mangrove di Kampung Patikang.
Belum lagi lanjut Deden, masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari eduwisata di Lembur Magrove Patikang.
Baca juga: Menumbuhkan Kepedulian, 800 Pramuka dari 54 SD di Kabupaten Pandeglang Ikuti Kemah Gelora Mangrove
"Lumayan nursery ini sudah menghasilkan, satu bibit pohon mangrove ini bisa dijual Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu," ujarnya.
Deden berharap, Lembur Magrove Patikang dapat terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.
"Mudah-mudahan ini terus terjaga demi keberlangsungan lingkungan yang lebih baik," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.