KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 66 Siapa yang Memelopori Pemberontakan DI/ TII 1949?

TRIBUNBANTEN.COM - Dalam kunci jawaban berikut, simak pembahasan BAB 3 Menggali Nilai Sejarah Bangsa lewat Cerita Pendek.

Pertanyaan di atas merupakan materi Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI Kurikulum Merdeka.

Simak materi kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 66 dalam artikel ini.

Pada materi kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 66 siswa diminta memahami isi cerita pendek yang berjudul “Tukang Cukur” karya Budi Darma.

Simak pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 66 selengkapnya berikut ini.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 66, Apa yang Dimaksud dengan Konferensi Meja Bundar?

Kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 66

B. Menganalisis Unsur-Unsur Intrinsik Pembangun Cerita Pendek

Kegiatan 1 Temukan informasi peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang sebuah cerpen.

Untuk memahami isi cerita pendek yang berjudul “Tukang Cukur” karya Budi Darma secara komprehensif, kalian harus mempunyai pengetahuan tentang latar belakang peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang cerpen tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang harus kalian temukan informasinya sebelum kalian memulai membaca cerpen tersebut. Bekerjalah dalam kelompok masing-masing, terdiri atas 4-5 siswa untuk menemukan informasi di bawah ini!

5. Pemberontakan DI/ TII 1949

Siapa yang memelopori pemberontakan DI/ TII 1949, apa alasan yang menyertainya sehingga mereka mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia? Bagaimana keadaan setelah pemberontakan tersebut?

Kunci jawaban

5. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah tokoh Islam Indonesia yang memelopori pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (TII) sejak 1949 hingga 1962. 

Kartosoewirjo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) berdasarkan hukum syariah Islam dan diproklamasikan pada 7 Agustus 1949.  Kartosoewirjo membentuk NII karena didasari oleh kekecewaannya terhadap pemerintah pusat.

Untuk mengatasi pemberontakan DI/TII yang dilakukan Kartosoewirjo, pemerintah menurunkan pasukan Kodam Siliwangi dan menerapkan taktik Pagar Betis.