Pemilihan Dewan HAM PBB: Indonesia Raih Suara Tertinggi, Rusia Gagal Masuk

Dalam pemungutan suara pemilihan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia menduduki peringkat teratas dengan 186 suara.

Editor: Ahmad Haris
Bryan R. Smith/AFP
Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis membacakan hasil pemilihan anggota baru Dewan Hak Asasi Manusia, di markas besar PBB di New York City pada 10 Oktober 2023. 

TRIBUNBANTEN.COM - Indonesia menduduki peringkat teratas, Dalam pemungutan suara pemilihan Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dengan 186 suara.

Sementara, Rusia telah gagal dalam upayanya untuk kembali ke Dewan HAM PBB.

Melansir Tribunnews.com, Rusia harus bersaing dengan Albania dan Bulgaria, untuk mendapatkan dua kursi di dewan hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, Swiss.

Dalam pemungutan suara rahasia, Rusia memperoleh 83 suara.

Baca juga: Live Demo Hari Ini! Buruh Geruduk Kedubes AS dan Kantor PBB Dukung Kemerdekaan Palestina

Sementara, Bulgaria memperoleh 160 suara dan Albania 123 suara.

Rusia mengklaim mereka mendapat dukungan dari mayoritas yang diam, dikutip dari The Guardian.

Meskipun Rusia hanya mendapat 83 suara, beberapa negara merasa khawatir dengan perolehan tersebut.

Terutama dari Ukraina dan sekutu Baratnya yang menilai dukungan Moskow begitu tinggi.

Direktur PBB di Human Rights Warch, Louis Charbonneau, mengatakan negara-negara anggota tidak setuju jika Rusia mendapatkan kursi di Dewan HAM PBB.

“Negara-negara anggota PBB mengirimkan sinyal kuat kepada para pemimpin Rusia bahwa pemerintah yang bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang tak terhitung jumlahnya, tidak pantas berada di sana (menjadi anggota Dewan HAM PBB),” kata Louis Charbonneau, dikutip dari Aljazeera.

Pemungutan suara di PBB terjadi hanya beberapa hari setelah serangan rudal Rusia di desa Hroza di Ukraina yang menewaskan lebih dari 50 orang.

“Rusia masih dapat membanggakan bahwa mereka mendapat dukungan dari hampir separuh anggota PBB saat ini,” kata Richard Gowan dari lembaga nirlaba Crisis Group.

“Hal ini memberikan dukungan terhadap klaim Rusia bahwa isolasi diplomatiknya secara bertahap berkurang karena banyak negara sudah bosan berdebat mengenai Ukraina.”

“Sahabat Ukraina masih merupakan kekuatan paling kuat di Majelis Umum" tambahnya.

Sebuah badan investigasi yang diberi mandat oleh PBB pada bulan Maret tahun ini menuduh Rusia melakukan berbagai kejahatan perang di Ukraina seperti pembunuhan di luar hukum, penyiksaan dan deportasi anak-anak.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved