BPBD Petakan 29 Kecamatan di Banten Rawan Longsor, Berikut Daftarnya
Berikut ini daftar 29 kecamatan di Banten rawan longsor. Sejumlah daerah di Banten berpotensi rawan longsor terutama di masa peralihan
Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini daftar 29 kecamatan di Banten rawan longsor.
Sejumlah daerah di Banten berpotensi rawan longsor terutama di masa peralihan dari musim kemarau ke hujan
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten ada 29 rawan longsor di Provinsi Banten.
BPBD Banten sudah melakukan pemetaan terkait daerah rawan bencana di Banten.
Upaya itu untuk mitigasi resiko bencana hidrometeorologi yang sering terjadi setiap tahun.
"Cukup banyak daerah yang berpotensi mengalami banjir dan longsor," kata
Kepala BPBD Banten, Nana Suryana saat dikonfirmasi, Minggu (12/11/2023).
Baca juga: Musim Hujan Tiba, Ribuan Desa di Banten Berpotensi Banjir dan Longsor, Paling Banyak di Daerah Ini
Untuk wilayah rawan longsor, yaitu
Kabupaten Lebak 14 Kecamatan
Kabupaten Pandeglang 12 Kecamatan
Kabupaten Serang 2 Kecamatan
Kota Serang 1 Kecamatan
Nana tidak menutup kemungkinan data tersebut berubah seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Tidak menutup kemungkinan data yang tidak dirilis ada lokasi baru yang sebelumnya tidak terjadi banjir atau longsor sekarang terjadi," katanya.
Oleh karena itu, Nana meminta warga mewaspadai potensi bencana tersebut. Sebab berdasarkan prediksi BMKG puncak musim hujan terjadi di bulan Februari 2024.
"Sekarang sudah muali hujan, sudah ada laporan banjir ke kita meskipun enggak besar. Tapi pada intinya warga harus waspada," pungkasnya.
125 Wilayah Rawan Banjir
Berikut ini delapan wilayah di Banten rawan banjir.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten ada 125 kecamatan rawan banjir.
125 kecamatan rawan banjir itu tersebar di delapan kota/kabupaten
Baca juga: Daftar 125 Wilayah Rawan Banjir di Banten, Musim Hujan Mulai November 2023
Yaitu
Lebak 28 kecamatan
Kabupaten Tangerang 22 kecamatan
Pandeglang 20 kecamatan
Kabupaten Serang 19 kecamatan
Kota Tangerang 13 kecamatan
Kota Tangerang Selatan 13 kecamatan
Kota Cilegon 7 kecamatan
Kota Serang 3 kecamatan
"Cukup banyak daerah yang berpotensi mengalami banjir," kata Kepala BPBD Banten, Nana Suryana.
BPBD Banten telah melakukan pemetaan terkait daerah rawan bencana di Banten.
Upaya itu untuk mitigasi resiko bencana hidrometeorologi yang sering terjadi setiap tahun.
Pun demikian dilanjutkan Nana, tidak menutup kemungkinan data tersebut berubah seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Tidak menutup kemungkinan data yang tidak dirilis ada lokasi baru yang sebelumnya tidak terjadi banjir atau longsor sekarang terjadi," katanya.
Oleh karena itu, Nana meminta warga mewaspadai potensi bencana tersebut. Sebab berdasarkan prediksi BMKG puncak musim hujan terjadi di bulan Februari 2024.
"Sekarang sudah muali hujan, sudah ada laporan banjir ke kita meskipun enggak besar. Tapi pada intinya warga harus waspada," pungkasnya.
Hujan Mulai November 2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan periode 2023-2024 akan datang terlambat dari biasanya.
BMKG memprediksi musim hujan baru akan dimulai pada November 2023 sekaligus mengakhiri kekeringan akibat El Nino. Adapun puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari 2024.
"Puncak musim hujan 2023-2024 umumnya diperkirakan pada bulan Januari-Februari 2024," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Jumat (8/9) kemarin.
Sebagai perbandingan, tahun 2022 lalu awal musim hujan terjadi pada September dan puncaknya Desember-Januari.
Dwikorita menyebut, musim kemarau tahun ini lebih panjang karena dampak dari El Nino.
Baca juga: Waspada! Memasuki Musim Penghujan, Ribuan Desa di Banten Berpotensi Banjir dan Longsor
El Nino merupakan anomali suhu permukaan laut dan angin di Samudera Pasifik. Kehadirannya pada tahun ini membuat curah hujan di banyak negara berkurang drastis.
Per dasarian III Agustus, nilainya +1,50. Pada saat yang sama, BMKG juga mengungkap fenomena sejenis di Samudera Hindia, Indian Ocean Dipole (IOD) turut berpengaruh ke Indonesia. Per September, nilainya +1,14.
"Superposisi" alias keserentakan yang jarang terjadi ini membuat awal musim kemarau di Indonesia terjadi lebih cepat di beberapa daerah.
"Pertanyaannya kapan awal musim hujan?" kata Dwikorita.
Ia pun menjelaskan bahwa awal musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin timuran atau dari arah Australia atau disebut monsoon Australia menjadi angin baratan atau monsoon Asia atau angin yg berasal dari arah benua Asia.
Dwikorita menjelaskan angin baratan atau Monsun Asia (berasosiasi dengan periode musim hujan) baru aktif memasuki wilayah Indonesia bagian utara pada November mendatang.
"Jadi akan terjadi pergantian saat ini yang berpengaruh angin dari Australia, gurun Australia, yang saat ini sedang musim dingin dan kering. Dan insyaallah akan segera berganti dengan angin yang berasal dari benua Asia. Dan akhirnya apabila angin itu berasal dari benua Asia yang membawa uap-uap air dari Samudera Pasifik di sekitar Asia, maka diharapkan segera memberikan awan-awan hujan dan mendatangkan musim hujan di wilayah kepulauan Indonesia," urainya.
Di sisi lain tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah.
Baca juga: Daftar Wilayah Berpotensi Banjir di Banten 2023-2024, dari Kota Serang hingga Kabupaten Tangerang
"Jadi awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun, karena tingginya keragaman iklim di Indonesia, menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah," tutur dia.
Menurut prediksi BMKG, angin timuran yang berasal dari Australia masih akan aktif hingga November 2023, terutama di Indonesia bagian selatan, wilayah yang paling dekat dengan Benua Australia. Dengan demikian, beberapa wilayah yang dekat dengan Benua Asia sudah lebih dulu mendapat musim hujan.
"Saat ini beberapa zona musim telah terkonfirmasi sudah mengalami musim hujan, terutama di daerah yang dekat Benua Asia. Yaitu sebagian besar Aceh, yang lebih dekat ke arah (Benua) Asia, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau,” kata Dwikorita.
BMKG juga memprediksi curah hujan yang akan turun pada periode musim hujan tahun 2023-2024 akan normal.
“Kurang lebih sama dengan rata-rata klimatologinya secara umum. Meskipun demikian, ada beberapa daerah yang diprediksi memiliki curah hujan yang lebih tinggi, atau lebih rendah, dibandingkan rata-rata klimatologinya,” sambung dia.
BMKG mengimbau seluruh pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah daerah (pemda), institusi terkait, agar lebih siap mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi saat musim hujan.
Sebab, wilayah yang memiliki musim hujan atas normal (lebih basah dibanding biasanya) memiliki risiko lebih tinggi terhadap bencana banjir dan tanah longsor.
Wilayah yang dimaksud, antara lain Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi bagian utara, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian barat, Banten bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan.
“Pemerintah daerah diharapkan lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini,” tutur Dwikorita
Komitmen Tingkatkan Layanan, PLN UP3 Banten Utara Hadir Dekat Pelanggan di Multi Stakeholder Forum |
![]() |
---|
Jadwal dan Prediksi Adhyaksa FC Banten Vs Persikad, Pertandingan Liga 2 Championship |
![]() |
---|
5 Rekomendasi Kafe Tempat Nongkrong Akhir Pekan di Pandeglang, Harga Menu Ramah |
![]() |
---|
Waspada Hujan! Cek Prakiraan Cuaca di Banten, Sabtu 27 September 2025: Tangerang Raya hingga Serang |
![]() |
---|
Dewa United Banten Ditahan Imbang Persebaya saat Tampil di BIS, Skor Akhir 1-1 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.