Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikepung Pasukan Israel, di Dalamnya Ada 2.600 Orang

Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza dikepung pasukan Israel, Selasa (21/11/2023) malam.

Editor: Abdul Rosid
Gmaps
Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza dikepung pasukan Israel, Selasa (21/11/2023) malam. 

TRIBUNBANTEN.COM - Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza dikepung pasukan Israel, Selasa (21/11/2023) malam.

Di dalam Rumah Sakit Indonesia tersebut terdapat 2.600 orang, termasuk pasien, warga sipil yang mengungsi, dan staf medis yang masih bertahan.

Dalam sebuah pernyataan, Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza, mengatakan, "Ada 400 orang terluka beserta keluarganya yang masih berada di rumah sakit (Indonesia), ditambah dengan 200 personel medis dan sekitar 2.000 orang pengungsi."

Baca juga: Wasiat Terakhir Reporter di Palestina Sebelum Mati Ditembak Zionis Israel: Selamatkan Gaza!

Al-Qudra juga menyebutkan ada 259 orang terluka, sejumlah warga sipil, dan personel medis yang masih berada di dalam Rumah Sakit Al-Shifa.

Dia mengatakan belum ada tanggal pasti kapan mereka akan dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa yang berada di bawah kendali penuh Israel.

Al-Qudra memastikan semua rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara Jalur Gaza tidak dapat beroperasi akibat serangan terus-menerus Israel.

Dia menambahkan sebuah delegasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah tiba di Rumah Sakit Al-Shifa dalam beberapa hari terakhir untuk mengkoordinasikan evakuasi orang-orang yang masih berada di dalam rumah sakit.

Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza dikepung pasukan Israel, Selasa (21/11/2023) malam.
Rumah Sakit Indonesia di utara Jalur Gaza dikepung pasukan Israel, Selasa (21/11/2023) malam. ((Tangkap Layar))

Israel meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Serangan tersebut menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.

Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA), Selasa, mengatakan sebanyak 13.300 orang tewas akibat serangan Israel dan hampir 1,7 juta orang mengungsi di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Dalam sebuah pernyataan, UNRWA mengatakan 75 persen dari jumlah orang yang tewas tersebut adalah anak-anak, perempuan, dan warga lanjut usia (lansia).

"Pada 19 November, hampir 930.000 pengungsi internal (internally displaced person/IDP) sekarang berlindung di 156 gedung UNRWA di seluruh lima gubernuran Jalur Gaza, termasuk di utara," bunyi pernyataan itu.

"Hampir 770.000 pengungsi berlindung di 99 fasilitas di daerah tengah, Khan Yunis, dan Rafah."

Badan PBB tersebut juga mengatakan "hampir 160.000 IDP berlindung di 57 sekolah UNRWA di daerah utara dan Gaza pada 12 Oktober 2023, sebelum perintah evakuasi dikeluarkan oleh Otoritas Israel."

"UNRWA tidak dapat mengakses tempat perlindungan ini untuk membantu atau melindungi IDP dan tidak memiliki informasi tentang kebutuhan dan kondisi mereka," tambahnya.

Pada Senin (20/11/2023), Otoritas Gaza mengumumka, jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi lebih dari 13.300, termasuk 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.

Sementara jumlah kematian di pihak Israel sekitar 1.200, menurut data resmi.

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved