Gempa Banten

BMKG Ungkap Penyebab Gempa Magnitudo 5,9 di Bayah Banten, Warga Diimbau Tetap Waspada

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gampa megnitudo 5,9 di Bayah, Banten.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gampa megnitudo 5,9 di Bayah, Banten. BMKG memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, di mana gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kedalaman menengah akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. 

TRIBUNBANTEN.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab gampa megnitudo 5,9 di Bayah, Banten.

BMKG memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, di mana gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kedalaman menengah akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia, yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser-naik (oblique thrust)," tulis BMKG pada Rabu (3/1/2024).

Baca juga: Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat Gempa Magnitudo 5,9 di Bayah Banten

Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Surade, Sukabumi dengan skala intensitas IV MMI, daerah Pelabuhan Ratu, Cianjur, Panggarangan, Lebak, Garut dengan skala intensitas III MMI, daerah Lembang, Bandung Barat, Cimahi dengan skala intensitas II-III MMI, dan daerah Tangerang Selatan dengan skala intensitas II MMI.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.

Hingga pukul 08.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Meski begitu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Gempa di Bayah Banten

Wilayah Bayah, Banten diguncang gempa magnitudo 5,9.

Gempa itu terjadi pada Rabu (3/1/2024) sekitar pukul 07.53 WIB.

Gempa itu berada di 72 kilometer barat daya Dayah, kabupaten Lebak, provinsi Banten.

"Lokasi 7.57 LS,106.14 BT (72 km barat daya Bayah-Banten," tulis akun BMKG

Gempa itu tak berpotensi tsunami.

Gempa itu dirasakan di daerah Bandung, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Lembang.

Baca juga: Gempa M 5,9 Terjadi di Bayah Banten, Warga Panik Berhamburan Keluar Rumah

Wilayah Rawan Gempa di Banten

Berikut ini dua wilayah rawan gempa di Banten.

Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan gempa.

Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, Suwardi, terjadi 1.609 gempa pada 2023.

Terdapat dua wilayah di Banten yang menjadi lokasi rawan gempa.

Di mana dua wilayah rawan gempa di Banten?

Dua wilayah tersebut, yaitu

Lebak

Pandeglang

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, Suwardi, mengatakan Banten selatan memang kerap terjadi gempa.

"Sebaran pusat gempabumi (episenter) umumnya berada di laut, yaitu pada zona pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di bagian selatan Provinsi Banten hingga Jawa Barat," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.

Dia mengungkapkan pada periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2023, di wilayah Banten dan sekitarnya telah terjadi gempabumi tektonik sebanyak 1.609 kali.

Jumlah kejadian gempa bumi meningkat 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebanyak 1.522 kali gempa.

Disebutkan dia, kekuatan gempabumi yang terjadi di Provinsi Banten bervariasi dari Magnitudo 1,2 hingga Magnetudo 5,9.

Baca juga: Dua Wilayah Rawan Gempa di Banten, 1.609 Kali Tanah Jawara Diguncang pada 2023

Gempabumi dengan kekuatan dibawah magnitudo 3 paling dominan terjadi, sekitar 927 kejadian.

"Gempabumi dengan kekuatan magnitudo 3 sampai magnetudo 5 sebanyak 664 kejadian," ujar Suwardi.

Gempa bumi berdasarkan kedalamannya, tercatat 89 persen atau 1432 kejadian gempabumi terjadi pada kedalaman dangkal dibawah 60 kilimeter Kemudian dan 10 persen atau 163 kejadian gempabumi terjadi di kedalaman menengah 60 sampai 300 kilometer.

"Serta 1 persen atau 14 kejadian gempabumi di kedalaman dalam diatas 300 kilometer," kata Suwradi.

Suwardi menambhkan, gempabumi yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat Banten sebanyak 14 kali.

Namun hanya satu kejadian gempabumi yang berepisenter di luar wilayah Provinsi Banten yakni pada tanggal 14 April 2023 dengan magnitudi 6.9 Kota TubanJawa Timur.

Dari peta aktivitas gempabumi, lanjut Suwardi, paling aktif terjadi di Provinsi Banten adalah Zona A yakni terusan sesar semangko, patahan Ujung Kulon.

Kedua di Zona B yakni Patahan Cimandiri, dan Patahan Pelabuhan Ratu, dan Zona Megathrust.

"Wilayah pesisir di Provinsi Banten memiliki potensi terdampak tsunami yang dibangkitkan dari faktor tektonik atau gempabumi kuat di zona subduksi dan non tektonik yakni erupsi vulkanik dan longsoran di laut," tandas Suwardi.

Cerita Warga

Sejumlah warga di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, berhamburan keluar rumah saat gempa 5,9 magnitudo mengguncang wilayah tersebut, pada Rabu (3/1/2023).

Magfira warga Desa Darmasari, Kecamatan Bayah mengatakan, getaran gempa cukup besar dirasakan warga karena pusat gempa berada di Barat Daya Bayah dengan kedalaman 74 Km.

"Kerasa lumayan keras, orang-orang juga panik karena kerasa banget. Bahkan ada yang lari ke luar rumah, tapi sekarang sudah biasa aja," singkat Magfira dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Bayah Banten, Tapi Tak Berpotensi Tsunami

Sementara Kepala Desa Bayah Timur, Rafik Rahmat mengungkapkan, getaran gempa yang terjadi pada Rabu sekira pukul 07.54 terasa sekira 2 detik oleh warga.

"Warga sempat lari keluar rumah, karena kaget sebab biasanya kecil, tapi ini agak gede," kata Rafik.

Pun demikian, lanjut Rafik, situasi di wilayah Bayah kembali kondusif. Ia juga belum menerima laporan kerusakan dampak dari gempa tersebut.

"Kondisinya masih aman, belum ada laporan kerusakan. Walaupun sempat membuat warga panik," ujar dia.

Citizen Stories

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved