Dinkes Sebut Ada 8 Aksi untuk Kurangi Angka Stunting di Kota Cilegon, Apa Saja?
Nutrisionis Muda Dinas Kesehatan Kota Cilegon Lia Pursitawati mengungkapkan, ada delapan aksi dalam menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Nutrisionis Muda Dinas Kesehatan Kota Cilegon Lia Pursitawati mengungkapkan, ada delapan aksi dalam menurunkan angka stunting di Kota Cilegon.
Pemerintah Kota Cilegon memiliki tim percepatan penurunan stunting (TPPS), yang di dalamnya terdapat sejumlah OPD termasuk Dinas Kesehatan.
"Ada 8 aksi dalam penurunan angka stunting, dan Dinas Kesehatan bertanggung jawab pada aksi ketujuh yaitu publikasi dan pengukuran," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jumat (2/2/2024).
Baca juga: Dinkes Kota Cilegon Beri Tips Cegah Stunting Sejak Dini, Begini Caranya
Sementara beberapa aksi lainnya, kata dia, dilakukan oleh OPD lain yang tergabung dalam tim TPPS Kota Cilegon.
Mulai dari DP3AP2KB, Bappeda, Dindikbud, Dinas Ketahanan Pangan, Dinsos, DPUPR dan beberapa OPD yang terkait lainnya.
Berdasarkan data terakhir dari hasil pengukuran, dan penimbangan balita yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui 391 posyandu, pada Februari 2023 angka stunting ada 1.144 jiwa.
Kemudian pada Agustus 2023 berkurang menjadi sekitar 944 jiwa.
Saat ini, kata Lia, Dinkes Kota Cilegon masih melakukan pengukuran dan penimbangan terhadap 944 balita.
Sehingga untuk data terbaru, jumlah kasus stunting di Cilegon bisa diketahui pada bulan Maret 2024.
"Februari ini baru melakukan pengukuran dan penimbangan terhadap data sebanyak 944 itu, saat ini sedang berlangsung di posyandu dan hasilnya bisa didapat bulan Maret 2024," kata Lia Pursitawati.
Lia menuturkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan beberapa upaya dalam menekan angka stunting bersama tim TPPS Kota Cilegon.
Khusus Dinas Kesehatan Kota Cilegon, pada tahun 2023 telah melakukan sejumlah intervensi dalam menurunkan angka stunting.
"Di antaranya yaitu kita ada pengadaan makanan tambahan terhadap balita kurang gizi dan ibu hamil, yang kurang energi kronis serta mengadakan pos gizi," ungkapnya.
Untuk pos gizi, Dinkes Kota Cilegon bekerja sama dengan beberapa perusahaan.
Di antaranya yaitu dengan PT. Chandra Asri yang sudah berjalan sejak tahun 2018-sekarang.
Hal ini dilakukan lantaran keuangan Dinkes terbatas.
"Bantuan CSR dari Chandra Asri kita sudah terlaksana pos gizi di Puskesmas Ciwandan dan Citangkil 2," jelasnya.
Lia menilai, dari adanya pos gizi di beberapa Puskesmas, dapat dilihat bahwa hasilnya cukup signifikan dalam menurunkan angka balita yang mempunyai malnutrisi, baik itu terhadap balita yang bermasalah gizi kurang, gizi buruk, ataupun stunting.
"Ada pemeriksaan fisik kesehatan oleh dokter spesialis anak, pengukuran, penimbangan, pemeriksaan Hb dan pemberian makan selama 48 hari," jelasnya.
Selain dengan PT Chandra Asri, kata dia, pihaknya juga telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan lainnya yang ada di daerah Grogol dan Pulomerak.
"Di kecamatan Grogol dan Pulomerak kita bekerjasama dengan PT ASDP, PT. IP dan PT. LOTTE," ucapnya.
Lia menjelaskan, bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat penyakit infeksi yang berulang, sakit-sakitan yang ditandai dengan tinggi badan kurang dari standar.
"Untuk menghindari stunting, langkah pertama yaitu harus rajin ke posyandu untuk mengukur dan menimbang balitanya," ujarnya.
Kata Lia, para orang tua balita harus bisa memastikan informasi soal stunting yang bisa didapatkan di posyandu.
Menurutnya, dengan sedini mungkin para orang tua mengetahui berat badan dan tinggi badan si balita.
Apakah berat badannya turun atau tetap setiap kali ditimbang, kata dia, maka harus dirujuk ke Puskesmas.
"Jadi harus sedini mungkin tau, apalagi kalau dua kali berturut-turut turun, apakah ada penyakit penyerta atau apa harus segera ditangani," jelasnya.
Disampaikan Lia, gizi buruk bukan hanya disebabkan karena pola makan yang salah.
Namun bisa jadi, kata dia, hal itu disebabkan oleh penyakit penyerta yang dialami si balita.
Apabila si orang tua terlambat tahu dan terlambat dilakukan intervensi, maka bisa berdampak pada tumbuh kembang si balita.
"Karena stunting itu kesalahan gizi yang lama, penyebabnya dalam jangka waktu lama, makanya sedini mungkin mencegah dengan datang ke posyandu dan rajin menimbang," ucapnya.
Selain itu, sebagai untik menghindari balita terkena stunting yaitu dengan cara memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi.
Salah satunya yaitu dengan memberikan asi ekslusif selama 6 bulan.
"Setelah 6 bulan memberikan mpasi yang tepat sesuai usianya, ada 6 sampai 8 bulan, 8 sampai 11 bulan, 11 sampai 12 bulan, 1 sampai 2 tahun, itu jenis mpasi nya berbeda-beda harus diketahui ibu-ibu balita agar tepat dan kuat," ungkapnya.
Kemudian memberikan makanan dengan gizi yang seimbang bagi balita.
Khususnya bagi balita kurang gizi atau gizi buruk, kata dia, supaya tidak menjadi stunting sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi protein hewani.
Baca juga: Ini Daftar Wilayah Jadi Prioritas Penanganan Stunting di Tangsel
"Protein hewani ini harus intens diberikan kepada baduta kita bahkan bisa sampai dikonsumsi dua kali protein hewani untuk dimakan balita, sehingga tinggi protein hewani," ucapnya.
Karena di dalam protein hewani, kata Lia, mengandung asam esensial yang diperlukan oleh masa pertumbuhan balita.
"Entah itu, susu, telur, ayam, ikan, macam-macam protein hewani lainnya itu sangat dianjurkan agar tidak terkena stunting," tandasnya.
| Robinsar 'Ngaku Belum Tahu' Jumlah Warga Asli Cilegon Bekerja di PT Lotte |
|
|---|
| Keluhan Warga Kampung Gerem Raya Cilegon yang Berada di Pinggir Gerbang PT LCI: Cuma Dapet Debunya |
|
|---|
| Sempat Mangkrak, PT LCI Cilegon Jadi Proyek Petrokimia Terpadu Kedua di Indonesia |
|
|---|
| Diguyur Hujan Deras, Lampu Hias Jalan Ukuran Besar di Kota Cilegon Ambruk |
|
|---|
| Gelar Diskusi dengan Dinkes Kota Serang, SPPG Polda Banten Pastikan MBG Berjalan Tepat Sasaran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.