3 Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024 untuk Khatib, Lengkap dengan Potongan Surat, Menyentuh Hati
Berikut 3 teks khutbah Idul Adha 2024 di bawah ini bisa dibaca setelah shalat Idul Adha, Senin 17 Juni 2024.
TRIBUNBANTEN.COM - Berikut 3 teks khutbah Idul Adha 2024 di bawah ini bisa dibaca setelah shalat Idul Adha, Senin 17 Juni 2024.
Hari Raya Idul Adha 1445 H ditetapkan jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
Bagi Anda yang bertugas menjadi khatib, contoh teks khutbah Idul Adha 2024 di bawah ini bisa menjadi inspirasi.
Baca juga: Contoh Khutbah Idul Adha 2024 Singkat, Tema Ibadah Haji dan Kurban
Diketahui, ada sejumlah amalan yang dapat dilakukan saat Hari Raya Idul Adha, salah satunya melaksanakan shalat Idul Adha.
Setelah shalat Idul Adha, biasanya khatib akan membacakan khutbah Idul Adha.
1. Teks Khutbah Idul Adha 2024
Generasi Berbakti: Kuat Tekadnya untuk Mengabdikan Diri
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، x ٩
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيرًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى وَأَطِيعُوهُ، وَكَبِّرُوهُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَظِيمَةِ. قال الله تعالى ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia
Pada dasarnya yang kita lakukan bersama-sama pada hari ini adalah menghidup-hidupkan semangat pengorbanan seorang bapak yang bernama Ibrahim dan seorang anak yang bernama Ismail serta seorang ibu yang bernama Hajar.
Berawal dari mimpi Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putra semata wayang hasil pernikannya dengan Hajar, maka lalu beliau pun berkata kepada Ismail: "Wahai putraku! Bagaimana pendapatmu?"
{فلمّا بلغ معه السعي قال يا بني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترى} الصافّات/ 102 .
Pertanyaan Nabi Ibrahim ini bukanlah dimaksudkan meminta pendapat Ismail sebab mimpi ini wahyu. Sementara kalau dianggap Nabi Ibrahim meminta pendapat Ismail berarti beliau meragukan wahyu. Sudah barang tentu mustahil seorang Nabi meragukan wahyu!
Lebih tepatnya, Nabi Ibrahim ingin memastikan sikap dan tekad anaknya menjalankan perintah Allah Swt. Kemudian datanglah jawaban Ismail. Dia berkata,
قال يا أبتِ افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين
"Bapak, lakukan apa yang diperintahkan, dan engkau akan menemukan saya, insya Allah, termasuk dari orang-orang yang sabar." (Surat As- Saffat/102)
Ternyata cinta anak itu kepada Allah melebihi dari cintanya pada kehidupannya dan masa depannya.
Nabi Ibrahim kemudian membawa Ismail dengan penuh kasih tanpa sepengetahuan ibunya ke daerah sekitar Mina. Sesampainya mereka pada tempat yang dituju, Nabi Ibromin merebahkan dan meletakkan pipi Ismail di atas pangkuannya.
Ismail lalu berkata: "Ayah! Lepaslah bajumu supaya tidak berbekas noda darah yang akan dipertanyakan ibuku! Cepatkan goresan pisaumu, agar cepat lepas nyawaku! Dan bergegaslah engkau kembali ke rumah untuk mengucapkan salam kedamaian kepada ibuku!"
Mendengar perkataan Ismail, maka Nabi Ibrahim memeluk erat tubuh putranya ini dengan berkata: "Wahai anakku! Engkau adalah anak yang patuh dan taat menjalankan perintah Allah."
Segera Nabi Ibrahim menghunus pisaunya dan diarahkan ke leher Ismail. Tetapi apa yang terjadi? Pisau yang tajam hakekatnya tetap benda yang tidak akan melukai. Yang mampu menjadikannya bisa melukai, memotong, dan menghilangkan nyawa pada hakekatnya adalah Allah Swt. Haqqul yaqiin!
Semakin kuat tenaga Ibrahim digunakan untuk menghunuskan pisau maka semakin keras pula kulit Ismail. Hingga malaikat Jibril kemudian datang dan menggantinya dengan seekor domba untuk disembelih.
{وفديناه بذبح عظيم} (سورة الصافّات 107)
Subhanallah! Allahu Akbar!
Kaum muslim yang berbahagia,
Belajar dari kisah teladan ini, ada hikmah yang dapat dipetik untuk kita, anak manusia yang lahir dari orang tua. Jadilah penolong orang tua kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kita tidak harus menjadi sosok luar biasa seperti anak yang bernama Ismail. Cukuplah kita menjadi anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Karena bakti kita kepada kedua orang tua adalah kunci membahagiakan hati orang tua. Akan tetapi sebaliknya, durhaka kita kepada orang tua akan menjadi pisau yang menggores hati kedua orang tua kita.
Oleh karena itu, di momen Idul Adha ini mari kita sama-sama buktikan bahwa kita adalah anak yang berbakti. Tunjukkan bahwa kita adalah generasi menjunjung budi pekerti.
Perkuatlah tali silaturrahim dengan sanak famili dan sahabat-sahabat dari orang tua yang kita hormati. Mudah-mudahan orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, tersanjung dan bangga memiliki keturunan yang taat berbakti dan mengabdi.
اقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم انه هو الغفور الرحيم
الخطبة الثانية
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، x ٧
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيرًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى وَأَطِيعُوهُ، وَكَبِّرُوهُ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَظِيمَةِ؛ فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ تَعَالَى كَمَا فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ»، فَعَظِّمُوهُ كَمَا عَظَّمَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِالتَّكْبِيرِ وَالطَّاعَةِ، وَاجْتِنَابِ الْمَعَاصِي
أَعَادَهُ اللَّهُ عَلَيْنَا وَعَلَيْكُمْ وَعَلَى الْمُسْلِمِينَ بِالْيُمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صَالِحَ الْأَعْمَالِ.
قال الله تعالى: ان الله وملاؤكته يصلون على النبي يا ايها الذين امنوا صَلُّوا عليه وَسَلِّمُوا تسليما
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد واله وصحبه وسلم
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات
اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا وساءر بلاد المسلمين امنة
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على محمد والحمد لله رب العالمين
2. Teks Khutbah Idul Adha 2024
Menguji Tingkat Kehambaan Kita
Oleh: Ustadz Muhammad Hidayatulloh
Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma'had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
الحمدُ للهِ الذِي تفضَّل في هذِه الأيَّامِ العَشْرِ علَى كلِّ عبدٍ شَكُورٍ، سُبحانَه غافِرُ الذَّنْبِ وقابِلُ التَّوبِ شَديدُ العِقَابِ، نَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمٍ أَتَمَّهَا، وَعَافِيَةٍ أَسْبَغَهَا، وَمِحَنٍ رَفَعَهَا، وَكُرُوبٍ كَشَفَهَا، وَنَشْكُرُهُ عَلَى مَا شَرَعَ لَنَا مِنَ المَنَاسِكِ، وَمَا عَلَّمَنَا مِنَ الْأَحْكَامِ وَالشَّرَائِعِ، وَلَوْلَاهُ سُبحانَه لَضَلَلْنَا.
وَأَشْهَدُ أَنَّ محمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَاحِبُ الْوَجْهِ الأَنْوَرِ، وَالْجَبِينِ الأَزْهَرِ، وَأَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَزَكَّى وَصَامَ وَحَجَّ وَاعْتَمَرَ، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا مَدِيدًا وَأَكْثَرَ، أما بعد:
الله أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لا إِلهَ إلاَّ اللهُ، واللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وللهِ الْحَمْدُ.
Ma'asyiral muslimin rahima kumullah
Pada hari ini kita berada dalam Yaumun Nahr, hari yang sangat dimuliakan dan diagungkan oleh AllahSubhanahu wa Ta'ala, di mana hari ini kemudian disusul dengan hari tasyrik yaitu hari-hari di mana kita justru diharamkan berpuasa.
Itu menunjukkan bahwa hari ini adalah hari istimewa bagi setiap hamba karena seiring dengan itu hari ini adalah hari di mana kita diperkenankan untuk berpesta. Walaupun dalam menjalaninya kita jangan sampai bersifat tabdzir atau boros dan isyraf atau berlebih-lebihan.
كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٧
"…Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (al-Hajj: 37)"
Ayat di atas mengisyaratkan agar kita mengagungkan Allah atas hidayah yang Allah berikan kepada kita. Tanpa adanya hidayah-Nya maka manusia tidak akan dapat mengetahui secara pasti akan kebenaran.
Jadilah manusia hidup berdasarkan persepsi masing-masing akan kebenaran, maka yang terjadi pasti nafsu manusia akan berperan secara dominan, nafsu-nafsu tersebut satu sama lainnya akan saling berbenturan, dan akibat berikutnya akan dapat kita saksikan sendiri.
Kehambaan Itu Hanya kepada Allah
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُون
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (adz-Dzariyat: 56)"
Dalam ayat di atas, bukan hanya manusia, jin pun diciptakan dalam rangka supaya mereka menghambakan diri kepada Allah semata. Dengan demikian manusia dilarang merasa dirinya hebat, merasa mulia, merasa terhormat dan merasa lebih lainnya. Karena hakikat penghambaan berarti secara totalitas semua yang melingkupi dirinya adalah dalam gerak sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Seberapa besar tingkat seseorang hamba dapat lulus dengan baik terhadap ujian, terutama saat mendapatkan ujian berupa kelebihan kemampuan, kelebihan secara finansial, kelebihan kapasitas keilmuannya, kelebihan bentuk fisiknya dan seterusnya.
Jika semua itu dianggapnya sebagai kehebatan dirinya dan tidak menyadari bahwa semua itu anugerah sekaligus Amanah dari Allah, maka yang akan terjadi ia akan menjadi sombong, kikir dan sifat buruk lainnya. Dengan demikian ia tidak lulus dengan ujian ini.
Dengan berbagai ujian ini, khususnya di hari nahr dan hari tasyrik, kita diuji untuk diketahui siapa yang benar-benar imannya jujur dalam kebenaran iman, mana yang justru dusta atas namanya imannya.
Ujian ini adalah ujian kehambaan seorang hamba, apakah ia menghamba kepada Allah secara tulus ataukah menghamba kepada selain Allah yakni menghamba kepada nafsunya.
أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (al-atsiyah: 23)"
Orang-orang yang telah menghamba kepada nafsunya dia tidak akan dapat bersikap obyektif, karena itu ia tidak akan dapat melihat kebenaran, telinganya dan hatinya terkunci, penglihatannya tertutup, maka ia menjadi tuli, bisu dan buta, dan begitulah keadaan mereka di akhirat nanti.
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (Thaha: 124)
Taat pada Allah
Allahu Akbar! 3x walillahilahamd
Betapa mengerikannya ancaman bagi orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya menjadi Tuhannya. Di dunia ia belum tentu bahagia, di akhirat sudah jelas nasibnya. Maka pilihan kita adalah menaati Allah dan rasul-Nya maka kebahagiaan itu pasti didapatkan.
Bagi siapa yang saat ini yang mampu berkorban dan belum terbersit untuk turut berkorban maka segeralah berkorban karena masih ada tiga hari ke depan sebagai hari tasyrik, Insyaallah akan mendapatkan ganti yang lebih besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bukankah semua rezeki kita dari Allah, lalu mengapa kita kikir terhadap apa yang telah Allah anugerahkan kepada kita?
Berkorban dengan ketakwaan merupakan landasannya. Oleh karena itu, yang kita korbankan terutama adalah dominasi nafsu kita yang sudah tidak boleh lagi terlalu dominan mengarahkan hidup kita, akan tetapi nafsu ini harus ditundukkan pada ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Di situlah kehambaan ini akan mutlak hanya kepada Allah semata sebagaimana isyarat dari surah adz-Dzariyaat ayat 56 dia atas.
لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقۡوَىٰ مِنكُمۡۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمۡ لِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (alHajj: 37)"
Daging-daging korban itu silakan sebagian dinikmati bagi pengorban dan dibagikan kepada lainnya. Jika kepada fakir miskin itu adalah sedekah dan bagi yang mampu itu adalah hadiah.
Hari itu adalah hari yang berbahagia, maka tidak boleh ada ketamakan di dalamnya. Jangan sampai di antara umat ini yang tidak dapat merasakan kebahagiaan karena tidak mendapatkan bagian disebabkan ada yang tamak.
Semoga kita semua dijadikan oleh sebagai hamba-Nya yang tetap istikamah dalam mempertahankan keimanannya sekaligus mampu membuktikan keimanan ini dengan ketaatan kepada-Nya dan juga kepada Rasul-Nya. Amin
اللَّهُمَّ احْفَظْ حُجَّاجَ بَيتِكَ الْـحَرَام مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ وَسُوءٍ، اللَّهُمَّ أَعِدْهُمْ إِلَى دِيَارِهِمْ وَأَبْنَائِهِمْ سَالِمِينَ غَانِـمِينَ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ حَجَّهُمْ، وَاغْفِرْ ذُنُوبَهُمْ، وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ جَزَاءَهُمْ، الَّلهُمَّ احْمِ بِلَادَنَا وَسَائِرَ بِلَادِ الإِسْلَامِ مِنَ الفِتَنِ، وَالمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
لَّلهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُ وَتَرْضَى، وَخُذْ بِنَاصِيَتِهِ لِلْبِرِّ وَالتَّقْوَى، الَّلهُمَّ احْقِنْ دِمَاءَ أَهْلِ الإِسْلَامِ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى حُدُودِ بِلَادِنَا، اللَّهُمَّ اِجْعَلْهُ عِيدَ عِزٍّ، وَنَصْرٍ، وَتَمْكِينٍ، اللَّهُمَّ أَعِدْهُ عَلَينَا، وَعَلَى المُسْلِمِينَ بِاليُمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ والإِسْلَامِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنَ المُسْلِمِينَ صَالِحَ الأَعْمَالِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ، وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِينَ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ.
3. Teks Khutbah Idul Adha 2024
Spirit Kurban untuk Membangun Bangsa Berkemajuan
Oleh: Abdul Kholid Achmad
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Gresik
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ،
والحمد لله الواحد القهار، العزيز الغفار، مكور الليل علي النهار، تذكرة للقلوب و الاءبصار، و تبصرة لذوي الاءلباب و الاءعتبار.
اشهد ان لا اله الا الله البر الكريم و الرءوف الرحيم. و اشهد ان محمدا عبده و رسوله، و حبيبه، و خليله الهادي الي صراط المستقيم.
صلوات الله و سلامه علي ساءر النبيين، و ساءر الصالحين.
قال الله تعال : اِنَّاۤ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ : فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَا نْحَرْ : اِنَّ شَا نِئَكَ هُوَ الْاَ بْتَرُ
Allahu akbar, Allahu akbar
Hadirin marilah kita bersyukur dalam suasana yang khusuk di hari yang penuh dengan keberkahan ini, dengan senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Dengan iman dan takwa kita senantiasa dalam kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Bersyukur atas nikmat Allah yang memberikan kesempatan kepada kita, di mana hari ini masih dalam keadaan Islam, sehat jasmani dan rohani. Di saat sebagian dari saudara kita sedang berada di Tanah Suci untuk menyelesaikam ibadah haji.
Kita berdoa semoga jemaah yang mendapatkan panggilan Allah semuanya memperoleh predikat haji mabrur dan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT sesuai yang dijanjikan-Nya.
Sebagaimana kita bersama ketahui, dalam Islam terdapat dua hari raya yang telah dijelaskan dalam wahyu al-Qur'an beserta tanda-tandanya.
Pertama, Idul Fitri yang ditandai dengan awal turunnya al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan diproklamasikannya Islam kepada masyarakat dunia.
Kedua, Idul Adha yang ditandai dengan berakhirnya wahyu al-Qur'an pada tanggal 9 Dzulhijjah di saat Rasulullah SAW berada di Padang Srafah dengan turunnya Al-Maidah:3
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِ سْلَا مَ دِيْنًا ۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍ ۙ فَاءنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."
Ayat di atas, mengandung pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW.
Pertama, Islam adalah agama samawi yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya yang telah diturunkan oleh Allah, dengan segala kesempurnaannya. Hal tersebut menjadi kenyataan yang tidak dapat dibantah oleh siapapun sepanjang zaman hingga akhir nanti.
Pengertian tersebut mengandung sebuah konsekuensi logis bagi umat Islam untuk bertanggungjawab bahwa umat Islam harus memiliki kesanggupan memahami Islam secara sempurna (kaffah) dan tidak sepotong-potong (parsial).
Kedua, bahwa Islam adalah inti dari semua nikmat Allah SWT kepada umat manusia yang harus dipertahankan sampai akhir hayatnya.
Bahkan firman Allah SWT menyatakan nikmat yang sesungguhnya adalah apabila seorang meninggal dalam keadaan Islam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Ali Imran 102:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
Ketiga, ridha Allah SWT hanya ada dalam Islam, maka siapapun yang hendak mendapatkan ridha-Nya maka dia harus berislam, yakni beriman dengan mengakui keesaan Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Itulah kiranya kita sering dianjurkan untuk berdoa:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْاِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُوْلًا وَنَبِيًّا وَبِاْلقُرْآنِ حُكْمًا وَاِمَامًا
"Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, Muhamamd sebagai rasul dan nabi panutanku, dan Alqur'an sebagai dasar hukum dan imamku."
Allahu akbar, Allahu akbar
Bulan Dzulhijjah terdapat ibrah sebagai dasar syariat ibadah yang dijelaskan dalam al-Qur'an melalui kisah Nabi Ibrahim AS, yakni ibadah haji dan kurban.
Kisah tersebut sebagaimana perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS tertuang dalam an-Nahl 123. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
"Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik."
Bukan hanya ibadah mahdah, Nabi Ibrahim Allah diberikan tuntunan untuk membangun negara sebagaimana pembangun Kota Mekah al-Mukaramah yang tersirat dalam doa beliau yang diabadikan dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 126. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ ذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَاُمَتِّعُهٗ قَلِيْلًا ثُمَّ اَضْطَرُّهٗۤ اِلٰى عَذَابِ النَّارِ ۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian," Dia (Allah) berfirman, "Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
Allahu akbar, Allahu akbar
Dari ayat di atas, terdapat tiga hal yang pokok (fundamental) dalam kehidupan pada suatu bangsa dannegara.
Pertama, adanya keimanan yang kuat pada suatu masyarakat akan terciptanya kehidupan nan tenang dan ketentraman. Namun apabila suatu masyarakat tidak dalam keimanan niscaya hilangnya ketenangan dan ketentraman yang ditandai terjadinya banyak kemungkaran, kejahatan, dan kemaksiatan.
Kedua, kecukupan ekonomi individu pada suatu masyarakat yang berimbas pada kemakmuran rakyat keseluruhan. Namun sebaliknya jika tidak terdapat keimanan pada suatu masyarakat, niscaya kerakusan idividu dalam bentuk korupsi, kemalasan bekerja sehingga memicu pencurian, dan keserakahan dalam menumpuk-numpuk harta tanpa memiliki rasa empati terhadap sesama.
Allahu akbar, Allahu akbar
Ketentraman, keamanan, dan kecukupan ekonomi adalah bagian penting dalam suatu peradaban masyarakat yang harus diperjuangkan. Dengan penguasaan pada ketiganya, peningkatan ilmu pengetahuan dengan dasar iman dan takwa dapatlah diwujudkan. Perwujudan tersebut akan lahir dari jiwa jiwa yang cerdas, kerja keras, cakap. Karena itulah Rasulullah bersabda:
"Orang Mukmin yang kuat aku cintai daripada orang Mukmin yang lemah." (HR Muslim)
Kecerdasan, kerja keras, dan kecakapan dengan pondasi iman akan mengantarkan masyarakat yang senantiasa dicintai Allah SWT. Karena mereka akan memaksimalkan waktu mereka untuk dunia namun tidak lupa dengan ibadah kepada Allah.
Dalam firman Allah surat al-Insirah 7-8, Allah berfirman: "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh (urusan) yg lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."
Keimanan yang dijadikan pondasi oleh suatu bangsa akan menghadirkan rahmat Allah SWT, berupa kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, keamanan, dan ketentraman.
Firman Allah SWT al-A'raf 96
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Dasar-dasar keimanan sebagaimana tersurat dalam Al Quran, telah jelas bagi kita untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam bingkai bangsa dan negara. Kebersamaan dalam mewujudkannya diperlukan sebagai bagian dari ukhwah Islamiyah dan ukhuwah basariyah.
Allahu akbar, Allahu akbar
Cerminan ketaatan iman dan ketakwaan dari Nabi Ibrahim AS. juga tercermin ketika beliau menjadi seorang ayah dari Ismail yang juga sangat taat kepada Allah sebagaimana ayahnya.
Manakalah Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah menyembelih anak semata wayang yang dimilikinya (Ismail) keduanya melaksanakan dengan kesungguhan dan kesabaran. Firman Allah SWT dalam ash-Shaffat 102 menjelaskan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْۤ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْۤ اَذْبَحُكَ فَا نْظُرْ مَاذَا تَرٰى ۗ قَالَ يٰۤاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيْۤ اِنْ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Peristiwa dalam ayat tersebut, dapatlah diambil hikmah bahwa ajaran Islam memberikan anjuran kepada umat manusia agar bisa mengorbankan kepemilikan, bahkan yang dicintai. Pengorbanan dalam arti luas sebagai suatu masyarakat adalah dengan memiliki kesediaan untuk mengorbankan waktu, harta untuk kepentingan sesama manusia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui." (Ali Imran 92)
Adalah kaum Ansar ketika datangnya kaum Muhajirin ke Madinah, yang telah mengorbankan sebagian kepentingan mereka dan harta mereka untuk menolong kaum Muhajirin saat hijrah bersama Nabi Muhammad SAW. Meskipun diketahui bahwa kaum Ansar dalam keadaan yang serba keterbatasan. Gambaran kisah tersebut diabadikan dalam firman Allah al-Hasyr 9:
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّؤُ الدَّارَ وَا لْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّاۤ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Pengorbanaan oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan juga kaum Ansar, setidaknya menjadi bagian yang seharusnya tidak terpisahkan dari diri kita sebagai muslim. Hidup tanpa pengorbanan untuk kepentingan umum dan kesejahteraan umat manusia adalah kehidupan yang kering tanpa manfaat, laksana tumbuhan yang tak berbuah.
Nabi Muhammad sebagai uswatun hasanah kita semua bersabda bahwa, "Sebaik baik manusia adalah yg bermanfaat bagi manusia lainnya."
خير الناس انفعهم للناس
Akhirnya marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita serta semangat pengorbanan untuk mencapai masa depan Islam yg lebih baik dalam naungan ridho Allah SWT. Amin. Dan marilah khutbah ini kita tutup dengan bersama sama berdoa kepada Allah SWT:
سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَالْمُسلِمِين
وَجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ
اَللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ الْمُهَاجِرِينَ وَاْلأَنْصَارِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا… وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ, رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Contoh Teks Khutbah Idul Adha 2024, Singkat dan Menyentuh Hati
| Contoh Teks Khutbah Jumat 24 Oktober 2025 Tema Pahlawan dalam Islam |
|
|---|
| Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah |
|
|---|
| Teks Khutbah Salat Jumat 22 Agustus 2025: Bekal yang Dibawa Pulang untuk Memupuk Ketakwaan |
|
|---|
| Naskah Khutbah Jumat 15 Agustus 2025: Pentingnya Niat untuk Segala Amal |
|
|---|
| 15 Ribu Lebih Hewan Kurban Disembelih di Tangsel saat Idul Adha 2025, Paling Banyak Kambing |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.