Cerita Ismy Wahyu Ismawaty, Mahasiswi UIN SMH Banten yang Pilih Kukerta Mandiri di Banda Neira

Kisah menarik datang dari Ismy Wahyu Ismawaty, mahasiswi UIN SMH Banten yang melakukan kuliah kerja nyata (Kukerta) secara mandiri di Banda Neira.

|
Editor: Ahmad Haris
Dok. Ismy Wahyu Ismawaty
Kolase foto Ismy Wahyu Ismawaty, mahasiswi UIN SMH Banten saat KUKERTA di Banda Neira, Maluku. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kisah menarik datang dari Ismy Wahyu Ismawaty, mahasiswi UIN SMH Banten yang melakukan kuliah kerja nyata (Kukerta) secara mandiri di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. 

Bagi dara kelahiran 26 Januari 2003 ini, Kukerta di Banda Neira bukan hanya sekadar nekat, namun ini juga merupakan tujuan besar dalam hidupnya. 

Hal yang jarang sekali dilakukan oleh mahasiswa asal Banten.

Baca juga: Cerita Mahasiswi, Cinlok saat KKN hingga Nikah dengan Anak Kades di Bondowoso, Netizen: Kayak di FTV

Untuk diketahui, Kukerta Mandiri adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang diinisiasi sendiri oleh mahasiswa, baik waktu maupun program kegiatannya.

Kegiatan Kukerta biasanya dilakukan oleh satu kelompok mahasiswa. 

Namun uniknya, Ismy Wahyu Ismawaty melakukannya seorang sendiri.

Yang lebih mencengangkan lagi, Ismy melakukan Kukerta di Banda Neira, suatu kepulauan yang ada di Provinsi Maluku, yang lokasinya sangat jauh dari Banten.

Ismy Kukerta Mandiri di Desa Wisata Pulau Ay, selama 40 hari.

 

 

Perjalanan Ismy ke Banda Neira dimulai pada 19 Juli 2024.

Ismy berangkat dari Kota Serang menuju Jakarta, lalu menaiki kereta api menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Selama lebih kurang Empat hari perjalanan dari surabaya menuju Pulau Rempah, dengan kapal sejuta umat, akhirnya pada 24 Juli 2024, Ismy tiba di Pelabuhan Banda Neira.

Kedatangan Ismy disambut hangat oleh Mahasiswa Universitas Banda Neira.

Hal itu membuatnya tersanjung dengan keramahan orang timur.

Di Banda Neira, Ismy berkolaborasi dengan mahasiswa UGM, UBN dan IAKN Ambon, yang juga sedang melaksanakan KKN.

Ismy melakukan audiensi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah, untuk membahas Pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Pulau Ay.

Pada 16 Agustus 2024, terbentuknya Pokdarwis Misibia yang diberikan SK oleh Dinas Pariwisata Maluku Tengah.

Pada 21 Agustus 2024 ada kegiatan sosialisasi dari Dinas Pariwisata Provinsi Maluku di Kecamatan Banda aku ikut menghadiri sembari mengajukan proposal kegiatan Pokdarwis Misibia. 

Pembentukan Pokdarwis adalah program kerja utama yang Ismy jalankan selama pengabdian.

Hal ini berkaitan dengan apa yang menjadi harapan pemuda di Desa pulau Ay, akan cara bagaimana Pulau Ay kembali dikenal dan dikunjungi oleh turis manca negara. 

Pulau Ay sendiri memiliki keindahan bawah laut dan pasir putih yang sangat mempesona.

Baca juga: Kuliah di Banten Saja! Ini 8 Rekomendasi Kampus Negeri di "Tanah Jawara" untuk Calon Mahasiswa Baru!

Bukan hanya itu, Pulau Ay juga memiliki sejarah yang masi sangat kental, memiliki benteng peninggalan penjajahan.

Hal ini juga yang kemudian menjadi pusat perhatian wisatawan, serta memiliki hutan yang banyak dikelilingi oleh perkebunan pala.

Sebuah rempah yang menjadi rebutan para penjajah.

Pada 2 September 2024, Deklarasi Pokdarwis Misibia dan Presentasi hasil Program Kerja Kukerta Mandiri Ismy pun terlaksana dan berjalan seperti yang diharapkan. (Ismy Wahyu Ismawaty)

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved