Mengenal Empat Tokoh Pahlawan Asal Lampung, Ada Pangeran Dalom Merah Dani

Ada empat tokoh asal Lampung turut terjun dalam perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Editor: Abdul Rosid
Istimewa
Pangeran Dalom Merah Dani adalah Sultan Sekala Brak yang bertahta sejak 1869 hingga 1909.   

TRIBUNBANTEN.COM - Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2024 jatuh pada Minggu.

Tujuan diadakannya peringatan Hari Pahlawan Nasional, untuk mengingat perjuangan para pendahulu yang telah berjasa.

Dari sekian banyak pahlawan nasional, ada empat tokoh asal Lampung turut terjun dalam perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Daftar 13 Nama Pahlawan Asal Banten, Tiga Pejuang Wanita

Keempat tokoh pahlawan asal Lampung tersebut di antaranya:

Radin Inten II 

Pangeran Purba Jaya 

Pangeran Dalom Merah Dani 

Pangeran Maulana Balyan

Radin Inten II 

Radin Inten II adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Lampung. 

Ia lahir di Kuripan, Lampung, 1 Januari 1834. 

Ketika masih berusia 16 tahun, ia disumpah untuk menjadi ratu di Lampung pada 1850. 

Setelah menjabat sebagai ratu, Intan pun dibujuk Belanda bahwa dirinya akan diampuni dan disekolahkan.  

Radin Inten II 
Radin Inten II  (IKPNI)

Namun, bujukan tersebut ditolak oleh Inten.  Akibatnya, tahun 1851, Belanda mengirim pasukan sekitar 400 orang untuk merebut benteng pasukan Radin Inten II di Merambung.  

Melihat serangan tersebut, Inten mengerahkan perlawanan dengan dibantu oleh beberapa daerah lain, seperti Banten. 

Radin Inten II memperkuat benteng-benteng yang sudah ada dan membentuk benteng baru. 

Dari setiap serangan yang dilakukan Belanda, Radin Inten II selalu berhasil mengalahkan mereka. 

Sampai akhirnya, Belanda dan Inten membuat perjanjian untuk tidak lagi saling menyerang. 

Namun, perjanjian itu hanya menjadi sebuah taktik yang dilakukan Belanda untuk melancarkan serangan-serangan besar terhadap Kota Lampung.  

Belanda melakukan penyerangan besar tahun 1856 dipimpin oleh Kolonel Welson.

Pada akhirnya, dalam serangan besar ini, Raden Inten II gugur di tangan Belanda yang disebabkan oleh kekurangan senjata dan kalah jumlah 

Raden Inten II wafat pada 5 Oktober 1856 di usia 22 tahun. 

Berkat jasa-jasanya, Raden Inten II dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden No 082 Tahun 1986 pada 23 Oktober 1986.

Pangeran Purba Jaya

Pangeran Purba Jaya adalah Pangeran Ringgau Gelar Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala. 

Ia merupakan seorang Sultan Sekala Brak yang bertahta sejak 1789 hingga 1869. 

Pada 1 Juli 1982, Purba Jaya mendapat anugerah Sandang Mardaheka dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr G Isaac Bruce.  

Sandang Mardaheka diberikan karena jasa besar Pangeran Purba Jaya yang berhasil memadamkan kerusuhan di Muko Muko Bengkulu dan Pasemah Lebar. 

Suatu waktu, ada seorang pejabat Belanda yang tengah berkunjung ke Liwa dengan meniti kuda. Semua Pasirah dan pemimpin adat diminta untuk datang menghadap mereka. 

Di hadapan pejabat Belanda tersebut, semua Pasirah dan pemimpin adat turun dan memberi salam kepada sang pejabat Belanda, kecuali Purba Jaya. 

Ia tetap dengan gagah duduk di atas pelana kuda putihnya. 

Alasannya karena ia telah menyandang gelar Sandang Mahardeka dan Pangeran, bukan lagi Pasirah atau kepala adat. 

Akibatnya, pertempuran terjadi antara Purba Jaya dengan Belanda.  

Pada saat ini lah rumpun bambu di Desa Kerang Batu Brak, Lampung Barat, diberlakukan ordonasi yang disebut Vrdonasi van Kerang, karena selalu diambil oleh masyarakat sebagai senjata perang. 

Dalam pertempuran ini, Purba Jaya dengan sangat rela mengambil resiko atas dirinya demi menyelamatkan rakyatnya.  

Karena jasa tersebut, Pangeran Purba Jaya pun diberi gelar Pahlawan Nasional.

Pangeran Dalom Merah Dani

Pangeran Dalom Merah Dani adalah Sultan Sekala Brak yang bertahta sejak 1869 hingga 1909.  

Ia berperan dalam menyebarkan agama Islam di Lampung.  

Dalam sejarah, sejak tahun 1899, sepulangnya dari tanah suci, ia berkunjung ke Konstantinopel Istanbul. 

Di sana, ia diberi sebuah Kiswah kain yang menutupi Ka'bah di Mekah, Saudi Arabia. 

Kiswah tersebut bertuliskan lailahaillollah muhammaderasululloh.  

Pangeran Dalom Merah Dani
Pangeran Dalom Merah Dani adalah Sultan Sekala Brak yang bertahta sejak 1869 hingga 1909.  

Kain kiswah ini menandakan bahwa Kepaksian Sekala Brak adalah kerajaan Penyebar Agama Islam sejak dulu.

Selain itu, Kiswah juga dijadikan sebagai simbol penguasa untuk memperlihatkan salah satu identitas kebesaran yang dimiliki kerajaan tersebut. 

Akibatnya, Belanda pun tidak pernah berani menegur aksi Pangeran Dalom Merah Dani dalam menyebar agama Islam di Lampung.  

Selain kain kiswah, Pangeran Dalom Merah Dani juga dihadiahi dua pedang Istanbul oleh Sultan Utsmani.  

Ia juga digelari Pahlawan Nasional asal Lampung. 

Pangeran Maulana Balyan 

Pangeran Maulana Balyan adalah Sultan Sekala Brak yang bertahta sejak 1949 hingga 1989 asal Lampung. 

Semasa muda, Maulana menempuh pendidikan di sekolah orang-orang Belanda atau ELS.  

Kala itu, hanya ada dua orang pribumi yang bersekolah di sana, salah satunya adalah Maulana. 

Selain di ELS, Maulana juga ikut pendidikan militer di Batusangkar bersama dengan Maraden Panggabean, Ramli, Bustanil Arifin, dan lain-lain. 

Semasa hidupnya, Pangeran Maulana Balyan selalu memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. 

Ia terlibat dalam banyak pertempuran di berbagai front ketika menentang Belanda maupun Jepang.

Pangeran Maulana Balyan adalah salah satu perwira tempur yang diterjunkan pertama di garis depan dalam pertempuran di Ambon untuk menumpas pergolakan di sana. 

Karena banyak terlibat dalam berbagai pertempuran, Pangeran Maulana Balyan pun dianggap sebagai Pahlawan Kemerdekaan asal Lampung. Referensi: 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved