Puasa Syawal Dikerjakan secara Berurutan atau Tidak? Begini Penjelasannya
Salah satu ibadah di bulan Syawal yang paling dinanti-nanti adalah Puasa Syawal. Puasa Syawal bisa dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal atau 1 April 2025
TRIBUNBANTEN.COM - Tak terasa bulan Ramadan 1446 H telah berlalu.
Setelah berpuasa selama sebulan penuh, umat Islam merayakan Hari Kemenangan 1 Syawal 1446 H pada 31 Maret 2025 lalu.
Di bulan Syawal, umat Islam tak hanya merayakan Idul Fitri namun juga bisa melaksanakan ibadah-ibadah lainnya.
Salah satu ibadah di bulan Syawal yang paling dinanti-nanti adalah Puasa Syawal.
Puasa Syawal bisa dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal atau 1 April 2025.
Baca juga: 5 Contoh Susunan Acara Halalbihalal Lebaran 2025 Bersama Keluarga Besar
Baca juga: Keutamaan-keutamaan Puasa Syawal 1446 H, Salah Satunya Dihapuskan Dosa-dosa yang Telah Lalu
Pelaksanaan Puasa Syawal dikerjakan sebanyak 6 hari dan dilakukan sesegera mungkin atau tidak ditunda karena bagian dari menyegerakan kebaikan.
Hal itu berdasar penjelasan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti, sebagaimana dikutip dari laman Muhammadiyah.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Para fuqoha berkata bahwa yang lebih utama, enam hari di atas dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal) secara langsung. Ini menunjukkan bersegera dalam melakukan kebaikan.” (Syarhul Mumti’, 6: 465).
Lalu apakah puasa Syawal selama 6 hari itu dilakukan secara berturut-turut atau boleh dijeda?
Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Sukabumi, ummi.ac.id, terdapat tata cara mengerjakan puasa Syawal.
Puasa Syawal diutamakan agar dikerjakan secara berurutan.
Namun bukan berarti puasa Syawal tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”
Dalam video di kanal YouTube religiOne, Ustaz Abdul Somad menjelaskan aturan puasa Syawal.
Ulama yang disapa UAS itu menjelaskan bahwa puasa Syawal tidak harus dilakukan enam hari secara berturut-turut.
Tidak hanya itu, puasa Syawal juga dapat dilakukan secara acak.
Misalnya saja, puasa Syawal dilakukan pada tiga hari di awal bulan, kemudian dilanjut pada dua hari pada pertengahan bulan, dan satu hari di akhir bulan.
Hal yang penting adalah puasa Syawal dilakukan selama enam hari dan mengutamakan menyelesaikan puasa qadha sebelum puasa Syawal.
Niat Puasa Syawal
Sebelum melaksanakan puasa Syawal, jangan lupa untuk berniat terlebih dulu.
Berikut ini niat untuk puasa sunah di bulan Syawal :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Berikut ini niat puasa Syawal pada siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Syawal
Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Syawal.
Puasa Syawal adalah puasa enam hari yang dikerjakan di bulan Syawal.
Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, orang yang mengerjakan puasa Syawal akan mendapatkan pahala puasa seperti orang yang berpuasa sepanjang masa.
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ … أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ[رواه الجماعة إلا البخاري والنسائي]
Artinya: Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa. [HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i].
Hadis lain menyebut ganjaran puasa Syawal adalah seperti puasa satu tahun penuh.
[عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ . [رواه أحمد
Artinya: Dari Tsauban, dari nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. [HR Ahmad].
Karena besarnya keutamaan puasa Syawal, jangan lupa untuk mengerjakannya.
(TribunJabar.id/Fidya Alifa Puspafirdausi)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
World Muslim Scout Jamboree 2025, Pilar Lepas Ratusan Volunteer Keamanan dari Tangerang Selatan |
![]() |
---|
Dukung Gerakan Zakat Indonesia, Bupati Serang Ratu Zakiyah Terima Penghargaan BAZNAS Awards 2025 |
![]() |
---|
50 Ucapan Hari Hiu Paus Internasional 30 Agustus 2025, Pentingnya Menjaga Ekosistem Laut |
![]() |
---|
Buntut Ojol Tewas Dilindas Rantis Mahasiswa Bakal Demo Hari Ini: Desak Kapolri-Kapolda Metro Dicopot |
![]() |
---|
Identitas Driver Ojol yang Tewas Dilindas Rantis Brimob, Kapolri Turun Tangan hingga Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.