Kabinet Merah Putih

"Menteri yang Menyebut Jokowi Sebagai Bosnya Layak Ditendang dari Kabinet Prabowo"

Pernyataan beberapa menteri yang menyatakan Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) sebagai bos menuai pro kontra.

Editor: Ahmad Haris
WartaKotalive.com/Alfian Firmansyah 
Presiden Prabowo Subianto, dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025) 

TRIBUNBANTEN.COM - Beberapa menteri Kabinet Merah Putih, menyatakan bahwa presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) sebagai bosnya. 

Hal itu pun menuai pro kontra. 

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai, menteri yang menyebut Jokowi sebagai bosnya layak direshuffle dari kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca juga: Ini Perbedaan Prabowo dan Jokowi Dalam Menyikapi Kasus Korupsi, Menurut Pandangan Jaksa Agung 

"Para menteri yang bersilaturahmi ke kediaman Joko Widodo dan menyebutnya bos tentu layak ditendang dari Kabinet Prabowo Subianto," ujar Jamiluddin Ritonga saat dikonfirmasi, Senin (14/4/2025).

Jamiluddin menilai para menteri tersebut dianggap tak pantas lagi bersama Prabowo karena bosnya Jokowi.

Artinya, para menteri itu tidak mengangap Prabowo sebagai bosnya.

Padahal secara formal, kata dia, saat ini para menteri tersebut sebagai pembantu Prabowo.

Karena itu, para menteri itu seharusnya menjadi bawahan Presiden Prabowo

 

 

"Jadi, dengan menyebut Jokowi sebagai bos, para menteri tersebut hanya mengabdi kepada Jokowi."

"Para menteri tersebut dengan sendirinya hanya loyal kepada Jokowi," jelasnya.

Lebih lanjut, Jamiluddin mengatakan pernyataan itu dianggap membahayakan bagi Prabowo.

Sebab, para menteri itu berpeluang akan lebih mengikuti arahan Jokowi daripada Prabowo.

Karena itu, ia menuturkan para menteri tersebut berpeluang akan mengembosi Prabowo.

Para menteri tersebut kapan saja bisa melakukan hal itu bila ada arahan Jokowi.

"Prabowo seharusnya mereshuffle semua menteri yang menganggap Jokowi sebagai bosnya. Hal itu perlu segera dilakukan sebelum terlambat."

"Mendahului kadangkala akan lebih baik."

"Untuk itu, reshuffle akan lebih baik daripada membiarkan para menteri itu seperti duri dalam daging," pungkasnya.

Sebelumnya sejumlah Menteri di Kabinet Merah Putih menemui Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Solo, Jawa Tengah.

Para menteri l tersebut sebagian temui Jokowi disaat Presiden Prabowo tengah melakukan lawatan luar negeri.

Menteri yang menemui Jokowi tersebut merupakan Menteri yang pernah duduk di Kabinet pada era Jokowi.

Diantaranya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ketua Umum Partai Golkar itu menemui Jokowi di Solo pada Selasa (8/4/2025).

Kemudian sehari setelahnya Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) juga melakukan hal yang sama.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menemui Jokowi pada Rabu (9/4/2025) siang.

Dua hari kemudian, giliran Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin temui Jokowi.

Mereka datang pada Jumat (11/4/2025) siang.

Kedua menteri masih memanggil Jokowi sebagai "bos". 

"Silaturahmi sama bekas bos saya. Sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono berkelakar saat diwawancarai awak media usai pertemuan dengan Jokowi

Setelah Trenggono, gantian Budi yang bersilaturahmi dengan Jokowi dan memanggilnya sebagai bos

"Silaturahmi karena Pak Jokowi kan bosnya saya. Jadi, saya sama Ibu mau silaturahmi mohon maaf lahir dan batin. Juga (minta) doain supaya Pak Presiden dan Ibu itu sehat, karena saya masih jadi Menteri Kesehatan kan," ujar Budi.

Matahari Kembar

Menanggapi itu, Politikus PKS Mardani Ali Sera lantas mengingatkan fenomena 'matahari kembar'. 

"Yang pertama tentu silaturahmi tetap baik, tapi yang kedua tidak boleh ada matahari kembar,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).

Mardani sebenarnya meyakini bahwa Prabowo tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Presiden terdahulu.

Namun demikian, ia menekankan pentingnya jajaran kabinet untuk menjaga kewibawaan sosok pemimpin tertinggi dalam sistem pemerintahan.

“Bagaimanapun presiden kita Pak Prabowo, dan Pak Prabowo sudah menunjukkan determinasinya, kapasitasnya, komitmennya. Dan saya pikir Pak Prabowo juga tidak tersinggung ketika ada menterinya yang ke Pak Jokowi."

“Namun, yang jadi pesan saya cuma satu, jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja lagi berat, apalagi kalau dua,” kata Mardani.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Politik Sebut Menteri yang Bilang Jokowi Bos Layak Direshuffle dari Kabinet Prabowo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved