Tanggapan Aktivis Serang Terhadap Penangkapan Mahesa Al-Bantani

Aktivis Serang Utara, Kholid Miqdar, menilai penangkapan Mahesa Al-Bantani bisa memecah fokus perjuangan menolak proyek PIK 2.

|
Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Abdul Rosid
Muhammad Uqel/TribunBanten.com
Aktivis Serang Utara, Kholid Miqdar, memberikan tanggapan tentang penangkapan Mahesa Al-Bantani. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Aktivis Serang Utara, Kholid Miqdar, menanggapi penangkapan Mahesa Al-Bantani alias Saepudin, seorang pegiat media sosial yang dikenal vokal di Banten.

Menurut Kholid, dirinya tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa penangkapan Mahesa merupakan bentuk kriminalisasi. 

Ia mengaku tidak begitu mengikuti secara detail perkembangan kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Matin Syarkowi yang menyeret Mahesa.

Baca juga: Aktivis Penolak PIK 2 Ditangkap Polda Banten atas Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Kiyai NU

"Yang jelas, kejadian ini menurut pandangan saya hanya seperti 'cek gelombang'," ujar Kholid, Senin (14/7/2025).

Kholid menilai, permasalahan antara Mahesa dan tokoh ulama NUitu seharusnya bisa diselesaikan secara persuasif karena bersifat pribadi.

"Kalau saya melihat, justru kita harus berpikir, kalau terus berseteru secara personal, untungnya apa dalam konteks perjuangan ini?" katanya.

Ia menambahkan, konflik antara keduanya justru menjauh dari garis perjuangan dan malah menciptakan konflik horizontal.

"Ini yang kemudian malah akhirnya isu itu jadi konflik horizontal dan mereka para penjahatnya, para garongnya justru bertepuk tangan gitu," jelas Kholid.

Kholid juga menyebut bahwa saat Mahesa ditangkap, pihaknya di lapangan sedang melakukan konsolidasi untuk merespons perubahan tata ruang di wilayah Serang Utara.

"Karena sesungguhnya di sisi lain pada saat penangkapan itu, kami di bawah sedang melakukan konsolidasi untuk bikin perlawanan terkait perubahan tata ruang yang ada di Serang Utara," katanya.

"Atau jangan-jangan mereka sudah baca gerakan saya sehingga ini memecah konsentrasi itu," sambungnya.

Sementara, lanjut Kholid, dalam menyuarakan perjuangan dibutuhkan basis masyarakat yang kuat, bukan malah terjadi konflik horizontal seperti ini.

"Berarti ini kategorinya udah konflik horizontal ya, bukan lagi soal perlawanan. Maksudnya horizontal artinya ya toh mereka juga satu daerah," pungkasnya.

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved