Diduga Terdampak Limbah Hotel Forbis, 70 Warga Harjatani Serang Alami Mual dan Pusing, 4 Masuk IGD

Sekitar 70 warga Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang mengalami mual, pusing, hingga sesak nafas pada Jum'at malam.

Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Ahmad Haris
Aliran limbah hotel forbis
Aliran limbah yang diduga bersumber dari bahan bakar RCO milik Hotel Forbis yang mencemari aliran sungai kampung larangan, Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sebanyak 70 warga Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang dikabarkan mengalami mual, pusing, hingga sesak nafas, pada Jum'at malam, (8/8/2025) kemarin.

Mereka mengalami hal tersebut akibat adanya limbah di aliran sungai Kampung Larangan, Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang yang diduga kuat bersumber dari Hotel Forbis.

Seorang warga bernama Dudi Mulyadi mengatakan, awalnya mengira sumber limbah yang mengalir di sungai itu bersumber dari salah satu industri, yang berada di dekat pemukiman warga.

Baca juga: Iseng-iseng Berhadiah: IRT di Pasar Kemis Tangerang Sukses Jualan Tas Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Namun, kata Dia, usai sejumlah warga melakukan penyisiran pada aliran sungai ditemukan lah bahwa sumber limbah tersebut diduga berasal dari Hotel Forbis.

"Nah, akhirnya beberapa warga ngegeruduk lah ke sana (Hotel Forbis) dan di lokasi ternyata memang pas bener dia lagi maintenance ada kebocoran dari tangki," ujar Dudi kepada TribunBanten.com, Sabtu, (9/8/2025).

Dikatakan Dudi, limbah jenis Rubber Chemical Oil atau RCO itu digunakan oleh pihak Hotel Forbis diduga sebagai alternatif lain pengganti bahan bakar.

"Jadi sebenarnya limbah itu bocor yang tadinya dimasukan ke toren ternyata gak bisa muat, akhirnya meluap ke kebetulan dekat kali juga akhirnya gak tahu sengaja dibuang di kali atau memang gak sengaja."

"Karena kalau lihat dari situasinya, saya sempat tanya sebelumnya kan penggunaannya solar, gak tahu buat genset atau apa, ternyata dia neken kos juga cari alternatif yang lebih murah pakailah RCO itu," terangnya.

"Katanya sih bahan bakar genset atau apa begitu, jadi RCO ini lebih murah dari solar," tambahnya.

Dudi mengatakan, ada sekitar 70 warga yang dilakukan cek kesehatan secara medis oleh pihak Hotel Forbis. 

"Sampai hari ini kebetulan saya masih di rawat di Rumah Sakit Bethsaida, semalam itu ada sekitar kurang lebih 70 warga yang dicek sama tim medis dari Hotel Forbis dan ada 4 warga yang langsung di bawa ke IGD termasuk mertua saya," katanya.

Gejala yang dikeluhkan warga, kata Dudi, yakni sesak nafas, mual, hingga pusing akibat aroma menyengat limbah tersebut.

"Harapannya sih sebenarnya warga ini gak pernah usil yah, adanya beberapa tahun forbis di lingkungan masuk nya daerah waringin bukan Harjatani, cuman dengan kejadian begini yang terdampak warga harjatani waringin malah tidak terdampak," harapnya.

Sementara itu, General Manager Hotel Forbis, Luciana Santi mengatakan, bahwa limbah RCO itu merupakan bahan bakar pengganti solar dari sebelumnya digunakan selama 10 tahun oleh Hotel Forbis.

Namun, kata Dia, pada saat proses pemindahan ke dalam tangki pihaknya tidak mengetahui adanya tekanan yang tinggi yang mengakibatkan kebocoran pada tangki.

Sehingga, limbah itu mengalir ke resapan air hujan yang tidak terhubung dengan IPAL Hotel Forbis.

"Nah, kami tidak menyadari hal itu dan baru mengetahui jam 8 malam saat warga datang ke kami," ujarnya.

Baca juga: Daftar 10 Desa di Kabupaten Serang, Terima Dana Desa Paling Tinggi 2025 Ada Cikande hingga Pamarayan

"Kalau untuk kelalaian kan kami sudah mencoba mengantisipasi, karena kan kami sedikit demi sedikit kami tuangkan ke tangki," tambahnya.

Saat ini, kata Luciana, pihaknya telah mengirimkan hal-hal yang esensial seperti masker, susu beruang, serta tim media untuk evakuasi warga terdampak.

"Saat ini kami sudah mengirimkan hal-hal yang esensial dahulu, seperti masker untum pertolongan pertama, susu beruang, dan tadi dari kami sudah mengirimkan dokter ke lokasi di mana tadi kan ada lokasi evakuasi atau titik kumpul warga ya yang sudah dikordinir oleh RT/RW setempat," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved