Pedasnya Nendang dan Pas! Pecak Bandeng, Menu Khas Banten di RM Maren Selalu Diburu Pencinta Kuliner

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sajian pecak bandeng di Rumah Makan Mamah Rendy.

Laporan Wartawan TribunBanten.com Desi Purnamasari

TRIBUNBANTEN.COM - Pedasnya begitu nendang! 

Begitu kira-kira untuk menggambarkan rasa sambal yang melumuri sajian bandeng bakar di Rumah Makan Mamah Rendy atau biasa disingkat Maren.

Sambal yang diulek secara kasar itu terdiri atas cabai hijau yang dicampur dengan tomat, bawang merah, dan sedikit kuah.

Bandeng bakar yang disajikan di cobek yang dialasi daun pisang itu biasa disebut pecak bandeng, makanan khas Banten.

Dasery, pemilik Rumah Makan Mamah Rendy (TribunBanten.com/Desi Purnamasari)

Pecak bandeng lengkap disajikan berikut nasi, sayur lalap, dan sayur asem dengan wadah terpisah.

Rumah Makan Maren yang buka pada pukul 10.00-19.00 ini adalah satu di antara destinasi kuliner pecak bandeng di Kota Serang.

Menurut Dasery, pemilik Rumah Makan Maren, pecak bandeng diburu wisatawan dari dalam dan luar Serang.

“Pas jam makan siang dan akhir pekan, pasti banyak pengunjung,” ujarnya kepada TribunBanten.com di Rumah Makan Maren, Kamis (10/12/2020).

Selain menyajikan pecak bandeng sebagai menu utama, rumah makan yang terletak di Jalan Kitapa No 53, Kota Serang, ini juga menyediakan olahan ayam, bebek, dan sayuran.

Untuk minuman, pengunjung bisa memilih es teh, es jeruk, dan kopi.  

Satu porsi paket komplet pecak bandeng hanya Rp 25.000, sudah termasuk nasi, tempe, sayur asem, ikan bandeng, dan lalapan.

Dasery mengatakan, pengunjung bisa meminta tingkat kepedasan sambal menurut selera.

Pengunjung di Rumah Makan Mamah Rendy di Kota Serang. (TribunBanten.com/Desi Purnamasari)

Dia mengaku rata-rata menghabiskan 100 kilogram bandeng per hari untuk sajian pecak bandeng di rumah makan yang sudah ada selama 6 tahun ini.

Bahkan, Dasery berencana untuk membuka cabang agar lebih mudah dijangkau konsumen setianya.

Halaman
12

Berita Terkini