Tangerang Raya Waspada Penyakit DBD, Mulai Ada Peningkatan Kasus

Editor: Glery Lazuardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi digigit nyamuk penyebab DBD

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan memeriksa sampel darah di laboratorium.

Sebelum penyakit berkembang semakin parah, diskusikan dengan dokter saat mengalami gejala ringan, ya.

Komplikasi Demam Berdarah

Komplikasi yang membahayakan bisa saja terjadi saat demam berdarah terlambat untuk ditangani.

Berikut ini beberapa gejala parah yang menandakan jika demam berdarah sudah masuk dalam intensitas berbahaya:

Tanda perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, perdarahan di bawah kulit, muntah hitam, batuk darah, maupun buang air besar dengan feses kehitaman;

Tekanan darah menurun;

Kulit basah dan terasa dingin;

Denyut nadi melemah;

Frekuensi buang air kecil menurun dan jumlah urine yang keluar sedikit;
Mulut kering; dan

Sesak nafas atau pola napas tidak beraturan.

Sejumlah gejala tersebut menandakan kondisi DSS atau Dengue Shock Syndrome yang merupakan komplikasi demam berdarah.

Jika tidak segera dilakukan penanganan, maka gangguan fungsi organ tubuh yang berujung pada kematian bisa saja terjadi.

Pengobatan Demam Berdarah

Hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk mengatasi demam berdarah.

Langkah pengobatan dilakukan untuk mengatasi gejala yang muncul, serta mencegah infeksi virus semakin parah.

Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan:

Cegah dehidrasi dengan banyak minum air putih.

Mencukupi waktu istirahat.

Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;

Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.

Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.

Penyebab dan Faktor Risiko Demam Berdarah

Kedua nyamuk penyebab DBD biasanya menginfeksi seseorang di pagi sampai sore hari menjelang petang.

Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

Bisa dibilang, nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut.

Selain gigitan nyamuk, demam berdarah dipicu oleh faktor risiko tertentu.

Beberapa faktor risiko tersebut, di antaranya:

Pernah mengalami infeksi virus dengue sebelumnya;

Tinggal atau bepergian ke daerah tropis; dan

Bayi, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang dengan kekebalan tubuh yang lemah.

Pencegahan Demam Berdarah

Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu:

Anak usia 9–16 tahun seharusnya divaksinasi dengue, sebanyak 3 kali dengan jarak 6 bulan;

Memberantas sarang nyamuk yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu;

Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu;

Menutup rapat tempat penampungan air;

Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti;

Mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah;

Memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah;

Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras;

Menggunakan kelambu saat tidur;

Menanam tumbuhan pengusir nyamuk;

Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian;

Menghindari wilayah daerah yang rentan terjadi infeksi;

Mengenakan pakaian yang longgar; dan

Menggunakan krim anti-nyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tetapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun.(*)

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Waspada Demam Berdarah Jelang Peralihan Musim, Ini Gejala Penyakit DBD yang Mudah Dikenali

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kasus DBD di Kunciran, Temuan Jentik Nyamuk Bersarang di Ban Bekas yang Dijadikan Pot

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Dinkes Kota Tangsel Catat Ada Kenaikkan Kasus Oktober 2021 Dibandingkan Tahun Lalu

Berita Terkini