Said juga berbicara mengenai target pencapaian inflasi yang terkendali pada angka 2,5 persen.
"Di saat negara lain masih berjuang menurunkan angka inflasi, kita sudah bisa mencapai angka inflasi normal sama seperti saat sebelum terjadinya krisis," ungkapnya.
Namun, dia tetap mendorong kolaborasi kebijakan antara pemerintah dan BI, untuk menghasilkan bauran kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil yang tepat dan terukur demi menjaga laju inflasi.
Selain itu, kata Said, grafik transaksi kurs Indonesia dalam jangka panjang cenderung melemah.
Pada tahun 2025 pemerintah mengusulkan kurs Rp 16.100/USD. Namun, Banggar DPR mendorong agar kurs bisa lebih rendah di level Rp 15.900/ USD.
Baca juga: Pemkot Tangerang Selatan Nyatakan Siap Gelar Uji Coba Makan Bergizi Gratis
"Pada akhirnya kita sepakati pada angka Rp 16.000/USD. Kita yakin, dengan kebijakan transformasi struktur ekspor yang lebih bernilai tinggi, dan menguatkan investasi, serta kebijakan bauran sistem pembayaran yang beragam akan lebih membuat rupiah semakin kuat," ucapnya.
Said juga meminta semua pihak agar melihat dampak tingginya suku bunga SBN 10 tahun yang disepakati pada tingkat bunga sebesar 7,0 persen.
"Kita perlu terus mewaspadai suku bunga SBN yang tinggi akan mendistorsi pasar keuangan domestik, memberikan dampak bagi sektor riil yang pada akhirnya menjadi beban bagi perekonomian nasional," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Banggar DPR Apresiasi Program Makan Bergizi Gratis Prabowo, Berharap Tingkatkan Kualitas SDM