Terbongkar! DPRD Serang Temukan Pelanggaran di Puskesmas Pontang, Fasilitas Minim dan Obat Tak Ada 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisi II DPRD Kabupaten Serang menemukan sederet dugaan mulai dari pelanggaran etik, minim fasilitas, hingga tidak ada ketersediaan obat-obatan emergency di Puskesmas Pontang.

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - UPT Puskesmas Pontang tengah menjadi sorotan berbagai pihak, usai viralnya video di sosial media yang diduga tak tangani pasien anak.

Komisi II DPRD Kabupaten Serang sebagai mitra dalam bidang kesehatan, telah memanggil Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas Pontang.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Serang, Ahmadi mengungkap, sederet persoalan serius yang mencoreng kualitas layanan publik di fasilitas kesehatan tersebut.

Baca juga: Kepala Puskesmas Pontang Janji Benahi Layanan Usai Dipanggil Komisi II DPRD Kabupaten Serang

Dari fasilitas usang, kekurangan obat, hingga dugaan pelanggaran etik oleh tenaga medis, semuanya dibongkar dalam pertemuan resmi di Gedung DPRD Kabupaten Serang.

Ahmadi menegaskan, pihaknya memastikan akan terus mengawasi dan mendorong perbaikan menyeluruh.

Ahmadi menyebut, ruangan di Puskesmas Pontang terlalu besar dan pintunya masih menggunakan kayu jati lama yang tak bisa tertutup rapat. Akibatnya, penggunaan AC tidak efektif.

“Kalau pakai AC pun, anginnya hilang. Untuk sementara, hanya bisa pakai kipas angin,” ungkap Ahmadi kepada TribunBanten.com, Sabtu, (16/8/2025).

Ahmadi mengaku, keterbatasan dana menjadi penghambat, tetapi tetap berkomitmen untuk mendorong perbaikan infrastruktur dan pengadaan alat kesehatan secara bertahap.

Dikatakan Ahmadi, tidak tersedianya obat-obatan di Puskesmas Pontang bukan lah karena tidak ada anggaran.

Melainkan, lemahnya koordinasi antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

“Obat memang habis pakai dan tidak boleh menumpuk di akhir tahun. Tapi ini soal manajemen, bukan semata anggaran,” ujarnya.

Ahmadi bilang, pihaknya berjanji akan menyusun formularium yang lebih rinci agar kebutuhan obat bisa direncanakan dan dikontrol dengan baik.

Persoalan tak kalah pelik muncul dari minimnya sumber daya manusia. 

Banyak Puskesmas, termasuk Pontang, hanya memiliki dua dokter.

Halaman
12

Berita Terkini