Buntut Tolak Pasien Gizi Buruk, Wakil Bupati Serang Najib Hamas Sidak ke RS Hermina Ciruas Hari Ini

Wakil Bupati Serang Najib Hamas akan sidak ke Rumah Sakit Hermina Ciruas buntut adanya insiden dugaan balita gizi buruk yang ditolak pihak RS.

Penulis: Muhammad Uqel Assathir | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Muhammad Uqel A
Wakil Bupati Serang Najib Hamas (kiri) mengatakan, bahwa dirinya akan melakukan sidak ke RS Hermina Ciruas hari ini buntut adanya dugaan penolakan balita gizi buruk yang berujung meninggal dunia. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Wakil Bupati Serang Najib Hamas akan melakukan sidak ke Rumah Sakit Hermina Ciruas buntut adanya insiden dugaan balita gizi buruk yang ditolak pihak RS Hermina Ciruas.

"Hari ini saya mau sidak ke hermina cek tapi acara musda dulu di Kabupaten Serang," kata Najib kepada TribunBanten.com, Sabtu, (6/9/2025).

Dikatakan Najib, dirinya akan mengunjungi Rumah Sakit Hermina Ciruas itu untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatan berjalan dengan baik sesuai harapan masyarakat.

Baca juga: Cerita Tiara, Anaknya Disuruh Pulang RS Hermina Ciruas Serang dalam Kondisi Kritis: Dibentak Perawat

"Ya kita komitmen ibu bupati dan saya bahwa seluruh sarana rumah sakit harus menerima layanan warga Kabupaten serang. Nanti kita akan lihat di sana," katanya.

Diketahui sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Hermina Ciruas, Kabupaten Serang diduga menolak pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS saat hendak berobat.

Paman korban bernama Dedi Heryanto mengungkapkan, pada mulanya anak dari keponakannya bernama Umar Ayyasy (3 tahun) mengalami gejala gizi buruk dan paru-paru.

Kemudian, kata Dedi, sang anak dibawa berobat ke Rumah Sakit Hermina Ciruas pada Selasa 26 Agustus 2025 lalu.

Setelah mendapat perawatan dan pengobatan selama kurang lebih satu minggu, kata Dedi, kemudian sang anak diperbolehkan pulang oleh petugas kesehatan RS Hermina Ciruas.

Tetapi, lanjut Dedi, pada saat pulang pasien tersebut masih terpasang sebuah selang di tubuhnya. Menurut penjelasan dari petugas, selang itu untuk memasukkan air susu pada tubuh pasien.

Dedi mengatakan, pasien itu dibawa pulang pada Senin, 1 September 2025 atas saran dari petugas kesehatan RS Hermina dikarenakan menurutnya kondisinya sudah pulih.

"Tapi ketika saya melihat pasien nya ada kejanggalan saya sebagai masyarakat awam yang tidak paham dengan istilahnya medis gitu yah, kok ini masih ada alat yang terpasang di tubuh pasien, seharusnya kan ketika ada pasien berobat kalau benar-benar dinyatakan sembuh berarti kan sudah tidak ada alat yang terpasang kan begitu kira-kira, ini mah masih ada," kata Dedi kepada TribunBanten.com, Kamis, (4/9/2025).

Dikatakan Dedi, petugas kesehatan RS Hermina menyarankan untuk berobat jalan sampai beberapa hari ke depan.

Namun, setelah pasien pulang dan berada di rumahnya. Pada Selasa, 2 September 2025 kondisi pasien kambuh kembali.

"Terus si orang tua pasien ini memanggil bidan yang terdekat terus kata bidan nya udah ini mah gak usah di bawa ke Puskesmas lagi langsung ke RS Hermina saja harus di rawat lagi begitu kata bidan nya sampai bidan nya juga ikut ke Rumah Sakit Hermina," ucapnya.

Sesampainya di Rumah Sakit Hermina Ciruas, kata Dedi, pasien tersebut justru mendapat penolakan dari petugas kesehatan yang berjaga saat itu.

Alasannya, kata Dedi, karena pasien ini merupakan pasien BPJS dan tidak bisa dirawat kembali di RS Hermina Ciruas lantaran sebelumnya sudah pernah di rawat di RS Hermina.

"Nah, akhirnya dengan alasan menolak nya itu satu, ini pasien BPJS, karena pasien baru pulang sehari apa dua hari jadi tidak bisa di rawat inap lagi di sini (RS Hermina)," terangnya.

"Yang ke dua, alasan nya ruangannya penuh nah sehingga penanganannya hanya pergantian selang yang terpasang pada tubuh pasien, langsung di suruh pulang sama kalau tidak salah dikasih obat ke anus karena demam tinggi hanya sebatas itu penanganannya," tambahnya.

Kemudian, lanjut Dedi, petugas kesehatan itu menyarankan untuk pulang dan hanya memberikan pelayanan untuk pergantian pada selang di tubuh pasien.

"Terus di suruh pulang ajah, tidak mau di rawat di RS Hermina kata yang menangani pasien nya, udah ini mah gpp katanya pulang saja," ujarnya.

Karena melihat kondisi pasien yang memprihatinkan, kata Dedi, dirinya akhirnya inisiatif untuk membawanya ke RSUD Provinsi Banten untuk mendapatkan perawatan.

"Nah, langsung ditangani di situ, dikasih oksigen segala nah akhirnya dapat ruangan pasien kondisinya drop lagi seharusnya di bawa ke ruangan ICU karena penuh jadi pihak RSUD Provinsi Banten itu langsung membawa alat-alat dari ruangan ICU karena kata petugas yang menangani di RSUD Provinsi Banten itu ini pasien tidak mungkin untuk dirujuk di Rumah Sakit lain karena kondisinya sudah sangat-sangat kritis," ungkapnya.

Saat ini, kata Dedi, anak dari keponakannya itu masih dalam keadaan kritis menjalani perawatan intensif di RSUD Provinsi Banten.

"Dan kondisi sekarang pun pasien masih kritis, tadi siang dapat keterangan dari dokter di RSUD Provinsi Banten bahwa pasien ini ukuran pernapasan nya kira-kira sekitar 3 persen lagi," ucapnya.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Hermina Ciruas saat dimintai konfirmasi oleh Jurnalis TribunBanten.com menyatakan belum bisa memberikan statement terkait permasalahan tersebut.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved