Kasus Korupsi Kuota Haji

KPK Bongkar Uang Korupsi Kuota Haji Bermuara ke Satu Pengepul Utama

KPK mengungkap skema korupsi dalam pemanfaatan kuota haji tahun 2024 yang disebut sangat terorganisir dan melibatkan banyak pihak.

Editor: Ahmad Haris
Kolase Tribun Banten/Tribunnews/Ist
KPK mengungkap skema korupsi dalam pemanfaatan kuota haji tahun 2024 yang disebut sangat terorganisir dan melibatkan banyak pihak, dan bermuara ke satu pengepul uang haram. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Asep Guntur Rahayu mengungkap, skema korupsi dalam pemanfaatan kuota haji tahun 2024 yang disebut sangat terorganisir dan melibatkan banyak pihak. 

Menurut Asep Guntur Rahayu, aliran dana haram itu mengalir secara bertingkat, dari biro perjalanan haji hingga oknum di internal Kementerian Agama (Kemenag), dan akhirnya bermuara ke satu pengepul utama.

“Ya pasti ujungnya pada satu orang, pada pengumpul utama,” ungkap Asep Guntur Rahayu, dalam keterangannya, Senin (29/9/2025).

Baca juga: Sosok-Profil Gus Yahya, Ketum PBNU yang akan Diperiksa KPK Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji Kemenag

Menurut KPK, skema ini melibatkan “juru simpan” di setiap level.

Biro-biro perjalanan haji disebut harus menyetor uang dalam jumlah besar, untuk mendapatkan kursi dari kuota haji khusus. 

Biaya yang dikenakan berkisar antara USD 2.600 hingga USD 7.000 per jemaah, atau sekitar Rp42 juta hingga Rp115 juta.

Dana tersebut dikumpulkan secara berjenjang: dari biro ke asosiasi haji, lalu diteruskan ke oknum-oknum di Kemenag.

“Di Kemenag juga oknumnya bertingkat, ada pelaksana, ada Dirjen, bahkan ada yang lebih tinggi lagi,” jelas Asep.

Yang lebih mencengangkan, uang tersebut tidak langsung diserahkan kepada pimpinan tertinggi di Kemenag.

KPK menduga dana disalurkan melalui perantara seperti kerabat atau staf ahli untuk menyamarkan jejak transaksi.

SK Menag Jadi Bukti Awal

Pengusutan kasus ini bermula dari terbitnya Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 130 Tahun 2024 tentang pembagian kuota haji tambahan tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.

SK tersebut ditandatangani oleh Yaqut Cholil Qoumas saat menjabat sebagai Menteri Agama dan kini menjadi salah satu alat bukti utama yang diamankan penyidik.

Dalam SK itu, sebanyak 20.000 kuota tambahan dari Pemerintah Arab Saudi dibagi rata: 10.000 untuk haji reguler dan 10.000 untuk haji khusus.

Padahal, menurut Pasal 64 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, pembagian seharusnya adalah 92 persen untuk haji reguler dan 8 persen untuk haji khusus.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved