Tragedi Ambruknya Musala di Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana dengan Korban Tewas Terbesar di 2025
Tragedi ambruknya musala empat lantai di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, merupakan bencana dengan jumlah korban paling besar di sepanjang tahun 2025.
TRIBUNBANTEN.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan fakta mencengangkan, dari tragedi ambruknya musala empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang terjadi pada Senin, 29 September 2025.
Insiden tersebut ternyata menjadi bencana dengan jumlah korban paling besar di sepanjang tahun 2025.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan.
Baca juga: Guiding Block Disabilitas di Kota Serang Berlubang Menganga, Pemkot Dianggap Abaikan Hak Difabel
Peristiwa ini diharapkan menjadi pelajaran bersama tentang perencanaan pembangunan, pengawasan dan evaluasi, serta manajemen kesiapsiagaan masyarakat tentang penyelamatan diri dan evakuasi dalam fase tanggap darurat bencana.
“Di sepanjang tahun 2025, ini menjadi bencana dengan korban yang paling besar menurut data BNPB,” kata Budi.
Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia.
Pada Senin (6/10/2025) kemarin, Mayjen TNI Budi Irawan memimpin sendiri proses pembersihan sisa puing di lapangan. Alat berat bergantian peran.
Breaker excavator pemecah beton dikerahkan untuk menghancurkan puing dengan dimensi yang lebih besar.
Setelah hancur, bucket excavator mulai mengais puing dan dipindahkan menggunakan dump truk.
67 Korban Meninggal Dunia
Operasi penyelamatan korban di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup, Selasa (7/10/2025).
Keputusan itu diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren.
Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body part).
Pada tahap akhir pencarian, tim SAR gabungan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi. Area gedung yang runtuh itu juga sudah rata dengan tanah, semua puring dan reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.
“Kita sudah menyelesaikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap para korban. Dan kita juga sudah memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii di lokasi kejadian, Selasa siang.
Dalam kesempatan itu, Syafii menyempaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang sejak tanggal 29 Sepetember kemarin ikut terlibat dalam semua proses pencarian dan pertolongan.
Menurutnya semua proses telah berjalan baik dan terukur sebagaimana ketentuan yang ada. Tentang adanya kesan lambat, disebutnya bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kendala.
Diantaranya adalah akses masuk alat berat yang terbilang sempit, area yang terbatas untuk manuver alat berat, dan beberapa hal lain.
“Kita juga melakukan dengan penuh kehati-hatian. Utamanya ketika masih diketahui ada korban hidup di bawah reruntuhan. Kita berupaya maksimal untuk menyelamatkan mereka,” lanjutnya.
Selain itu pencarian dan penyelamatan korban juga dinyatakan sudah selesai. Dan saat ini fokus berikutnya adalah Jatim.
“Per hari Selasa ini fokus penanganan di RS. Bhayangkara Polda Jatim bersama Tim DVI. Pendampingan psikologis dan spiritual sangat penting agar para santri bisa pulih dari trauma. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
Khofifah mengatakan menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban baik sebagai pribadi maupun pemerintah.
Khofifah pun tak lelah serta tetap setia dan penuh kesabaran mendampingi serta menenangkan para orang tua dan keluarga korban dalam pengumpulan data di Ruang Ante Mortem (AM) di RS Bhayangkara Surabaya.
Gubernur Khofifah tak segan langsung menemui para keluarga korban yang berada di ruang tunggu keluarga.
Tak hanya memberikan penguatan moral, Gubernur Khofifah juga turut membantu menghubungi keluarga korban lain yang berada di Bangkalan agar dapat segera datang ke Surabaya untuk proses pencocokan data Ante Mortem.
“Proses identifikasi masih terus dilakukan secara teliti dan hati-hati oleh tim DVI dengan mencocokan data Ante Mortem (AM) dan Post Mortem (PM) serta DNA,” ungkapnya.
Kinerja Tim DVI bersama tim Ante Mortem dan Post Mortem, menurut Khofifah sungguh luar biasa. Mereka bekerja keras 24 jam nonstop melakukan kerja maraton dan profesional dan sangat proaktif. Koordinasi demi koordinasi dilakukan secara intens.
SUMBER: TRIBUNNEWS
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Runtuh, Total Sudah Ada 116 Korban Ditemukan, 13 Meninggal |
![]() |
---|
Kisah Haikal Santri Korban Ambruk Musala di Sidoarjo: 3 Hari Bertahan, Terhimpit 2 Jenazah Temannya |
![]() |
---|
Update Terkini Pasca Tragedi Gedung Ambruk di Ponpes Al Khoziny, Warga Mengaku Sudah Cium Bau Anyir |
![]() |
---|
Update Terkini Insiden di Ponpes Al Khoziny : 91 Orang Diduga Masih Tertimbun Reruntuhan Bangunan |
![]() |
---|
Lihat Lagi Detik-detik Atap Gedung Pemkab Brebes Seharga Rp 120 Miliar Ambruk: 4 Orang Jadi Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.