Wisata Banten

Sempat Pahit di Awal Tahun, Bisnis Hotel di Kawasan Pantai Anyer Mulai Bangkit

Bisnis pariwisata perhotelan di kawasan wisata Pantai Anyer-Cinangka Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mulai membaik

Penulis: Ahmad Haris | Editor: Wawan Perdana
Tribunbanten.com/ Ahmad Haris
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Yurlena Rachman 

TRIBUNBANTEN.COM, ANYER-Bisnis pariwisata perhotelan di kawasan wisata Pantai Anyer-Cinangka Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mulai membaik sejak Oktober 2025.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang Yurlena Rachman.

Wanita yang akrab disapa Lena itu mengakui, industri pariwisata perhotelan di kawasan wisata Pantai Anyer-Cinangka sempat mengalami pahit pada awal tahun 2025.

"Alhamdulillah mulai Oktober November 2025 ini agak membaik, okupansi lumayan bagus. Dinas-dinas juga sudah mulai berkegiatan," ujar Lena kepada TribunBanten.com beberapa waktu lalu.

Wanita yang menjabat General Manager Hotel Pesona Krakatau Anyer itu berharap, agar kawasan wisata Pantai Anyer bisa terus menjadi destinasi wisata yang terus digemari, diminati oleh wisatawan.

"Tapi wisatawan atau tamu-tamu hotel itu biasanya hanya liburan di waktu weekend atau di hari Sabtu," kata Lena.

"Artinya kami mendapatkan pendapatan atau income satu hari, untuk mendanai operasional hotel selama selama satu minggu atau tujuh hari."

"Jadi sangat berat bagi kami jika tidak ada bantuan dari pemerintah daerah kabupaten, provinsi maupun pusat," lanjutnya.

Baca juga: Punya View Mirip Tanah Lot Bali, Hotel Pesona Krakatau Anyer Diserbu Pengunjung di Akhir Pekan

Menurut Lena, pengelolaan hotel di kawasan wisata pantai sangat berbeda dengan pengelolaan hotel di kawasan wisata pegunungan.

"Karena pengeluaran operasional kami tinggi seperti AC, korosi ari laut, bahkan satu AC itu bisa ada yang harus ganti dalam enam bulan atau lima bulan sudah harus ganti baru, atau kalau yang bagus paling lama hanya satu tahun atau dua tahun. Berarti kan biaya perawatannya lebih tinggi, karena mudah berkarat," ungkapnya.

Dirinya pun berharap kepada pemerintah daerah dan pusat, agar tidak ada pembatasan kegiatan dinas atau lembaga di hotel.

"Muda-mudahan tahun 2026 juga tidak ada pembatasan untuk kegiatan di hotel atau tempat pariwisata, karena kalau tidak, ancaman gelombang PHK dari dunia industri pariwisata akan meningkat," tutup Lena.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved