Virus Corona di Banten

Kisah Pedagang Pecel Lele di Kota Serang yang Terancam Gulung Tikar karena Covid-19

Pedagang kaki lima yang biasanya ramai berdagang di pinggir jalan, kini sebagian besar tak berjualan alias tutup karena Corona

Editor: Yulis Banten
Tribuners/Martin Ronaldo
Muhammad Dani alias Mang Kidul, tukang pecel lele di Kota Serang yang terancam rugi besar dan gulung tikar akibat Pandemi Covid-19 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Pandemi Virus Corona atau Covid-19 yang terjadi selama beberapa bulan ini membuat sebagian pedagang kaki lima yang ada di, Kota Serang, Banten terancam rugi besar bahkan gulung tikar.

Hal ini tampak dari pantauan sepanjang jalan di Kota Serang.

Pedagang kaki lima yang biasanya ramai berdagang di pinggir jalan, kini sebagian besar tak berjualan alias tutup.

Namun masih terlihat beberapa pedagang kaki lima yang tetap memaksakan untuk berjualan.

Salah satu nya Muhammad Dani atau yang sering di panggil Mang Kidul, penjual pecel Lele dan ayam di sekitaran kawasan Pakupatan, Kota Serang.

Saat ditanya mengenai dampak pandemi Covid-19, Mang Kidul mengaku terjadi penurunan drastis penghasilannya di banding sebelum ada wabah ini.

Pengamanan Diperketat, Delapan Pos Penjagaan di Kota Serang Siaga 24 Jam

Cegah virus corona
Cegah virus corona (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

"Cukup terasa sekali lah Mas, biasanya kita sehari mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, sekarang cuma dapat Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu paling tinggi." Ujar Mang Kidul saat di jumpai oleh TribunBanten.com (17/4/2020).

Bahkan ia sempat menutup warung pecel lele selama kurang lebih 3 minggu akibat sepinya pembeli.

" Iya saya sempat menutup jualan saya mas, karena sepi peminat dan enggak ada yang beli juga mas." Ungkap Mang Kidul.

Saat ditanya TribunBanten.com, apabila sewaktu-waktu diterapkan PSBB di Kota Serang, Mang Kidul pasrah.

Sekarang saja sebelum PSBB diterapkan, penghasilannya sudah berkurang drastis.

" Belum PSBB saja kita rakyat kecil sangat kesusahan, gimana kalau PSBB (diberlakkan)," keluhnya.

Saat ditanya mengapa tetap berjualan meski sepi pembeli, Mang Kidul menjawab dengan santai.

Alasannya yakni untuk membiayai kehidupan sehari-hari.

Dua WNA Asal Bangladesh di Pandeglang Dikarantina, Bupati Minta Warga Tenang

"Kalau engga jualan yang ada saya nanti makan apa?, anak dan istri saya makan apa? Ini aja kita paksakan untuk berjualan, sebenarnya kita juga takut lihat di berita banyak yang meninggal karena Covid-19 ini ," jelas Mang Kidul.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved