Virus Corona
Update 13 Juni: Tambah 1.014 Jadi 37.420 Orang Positif Corona, Ini Sebarannya di 34 Provinsi
Dalam catatan Tribunbanten.com, sudah empat kali angka tambahan kasus baru Covid-19 berada di atas 1.000 orang dalam setiap harinya
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Abdul Qodir
Pasien Covid-19 dinyatakan sembuh setelah dilakukan tes PCR sebanyak dua kali dan ketika pasien tidak lagi mengalami keluhan klinis.
Selanjutnya, dirincikan jumlah kasus Covid-19 di 34 provinsi di Indonesia per Sabtu, 13 Juni 2020.
Provinsi Aceh sebanyak 22 orang, Bali 723 orang, Banten 1.231 orang, Bangka Belitung 136 orang, Bengkulu 98 orang, dan Yogyakarta 264 orang.
Selanjutnya, DKI Jakarta mencapai 8.861 orang, Jambi 108 orang, Jawa Barat 2.587 orang, Jawa Tengah 1.946 orang, dan Jawa Timur ada 7.597 orang.
Berikutnya, Kalimantan Barat sebanyak 267 orang, Kalimantan Timur 376 orang, Kalimantan Tengah 586 orang, Kalimantan Selatan 1.817 orang, dan Kalimantan Utara 170 orang.
Kemudian, di Kepulauan Riau ada 239 orang, Nusa Tenggara Barat 904 orang, Sumatera Selatan 1.326 orang, Sumatera Barat 674 orang.
Sulawesi Utara 651 kasus, Sumatera Utara 862 kasus, dan Sulawesi Tenggara 279 kasus, Sulawesi Selatan 2.707 orang, dan Sulawesi Tengah 168 orang.
Lalu, Lampung sebanyak 165 orang, Riau 125 orang, Maluku Utara 302 orang, Maluku 400 orang, Papua Barat 205 orang, Papua 1.237 orang, Sulawesi Barat 97 orang, Nusa Tenggara Timur 105 orang, dan Gorontalo 185 orang.
Selain itu, ada 21 kasus terkait Covid-19 yang masih dalam proses verifikasi di lapangan.
Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan atau ODP yang masih dipantau ada sebanyak 42.450 orang dan Pasien Dalam Pengawasan agau PDP yang masih diawasi ada 13.578 orang.
Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 427 kabupaten/kota di Tanah Air.
Minta tak Dibandingkan Negara Lain
Yurianto mengatakan data kasus dan penanganan Covid-19 di Indonesia berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.
Hal itu dikarenakan beberapa faktor, di antaranya tingkat ancaman epidemiologisnya.
“Tidak akan bisa secara utuh dibandingkan dengan negara lain, karena memang tingkat ancaman epidemiologisnya tidak sama,” kata Yurianto.
