AHY: UU Cipta Kerja Ubah Ekonomi Pancasila jadi Neolib

Apalagi, kata AHY, RUU Cipta Kerja tidak memiliki urgensi. Dia mengatakan saat ini seharusnya semua pihak fokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan

Editor: Abdul Qodir
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 

TRIBUNBANTEN.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan Fraksi Partai Demokrat menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.

Bahkan, penolakan dari partainya berujung pada aksi walk out saat Sidang Paripurna DPR RI pengesahan RUU tersebut pada Senin (5/10) kemarin.

"Keputusan kami ini sudah disampaikan oleh F-PD dalam Pandangan Akhir Mini Fraksi pada Pengesahan Tingkat I di Rapat Kerja Badan Legislasi DPR RI (Sabtu, 3 Oktober 2020), dan kami sampaikan lagi dalam pendapat fraksi Sidang Paripurna DPR RI. Sebagai penegasan atas penolakan kami tersebut, Fraksi Partai Demokrat walk-out dari Sidang Paripurna DPR RI Senin (5 Oktober) sore ini," ujar AHY, dalam keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).

AHY kemudian menyoroti RUU Cipta Kerja yang dinilainya berbahaya.

Karena membuat pergeseran dari Ekonomi Pancasila menjadi Kapitalistik dan Neo-Liberalistik.

"RUU tersebut juga berbahaya. Nampak sekali bahwa Ekonomi Pancasila akan bergeser menjadi terlalu Kapitalistik dan Neo-Liberalistik," kata dia.

"Tentu, menjadi jauh dari prinsip-prinsip Keadilan Sosial. Alih-alih berupaya untuk menciptakan lapangan kerja secara luas, RUU tersebut berpotensi menciptakan banyak sekali masalah lainnya," tambah AHY.

Apalagi, kata AHY, RUU Cipta Kerja tidak memiliki urgensi. Dia mengatakan saat ini seharusnya semua pihak fokus pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Sederet Pasal Kontrovesial UU Cipta Kerja yang Disahkan DPR, Termasuk Upah Pekerja

Uang Pesangon PHK Disunat dari 32 jadi Hanya 25 Kali Gaji di UU Cipta Kerja, Berikut Perhitungannya

Puluhan Ribu Buruh Pabrik Nike Ikut Mogok Kerja, Buruh: Anak Saya 4 Mau Dikasih Makan Apa?

 

Ilustrasi Sidang Paripurna DPR RI
Ilustrasi Sidang Paripurna DPR RI (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Baginya, RUU tersebut terkesan dipaksakan, berat sebelah, dan banyak pasal yang merugikan kaum buruh dan pekerja yang jumlahnya besar sekali.

Oleh karenanya, AHY meminta maaf karena partainya belum memiliki cukup suara untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, dalam hal ini menolak RUU Cipta Kerja.

"Saya mohon maaf pada masyarakat Indonesia, khususnya buruh dan pekerja, karena kami belum cukup suara untuk bisa memperjuangkan kepentingan rakyat. Insya Allah kita terus memperjuangkan harapan rakyat," ucapnya.

Lebih lanjut, AHY menegaskan Partai Demokrat akan berkoalisi dengan rakyat, terutama rakyat kecil, termasuk kaum buruh dan pekerja yang hari ini paling terdampak oleh krisis pandemi dan ekonomi.

Dia pun mengajak seluruh pengurus dan kader Partai Demokrat untuk memperjuangkan harapan masyarakat. Kepada seluruh lapisan dan elemen masyarakat, terutama kaum buruh dan pekerja, AHY juga mengajak berjuang bersama-sama untuk selalu bersuara dan tetap menegakkan nilai-nilai keadilan.

"No one is left behind. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit. Tuhan Bersama Kita," tandasnya.

Wabup Sumedang H Erwan Setiawan saat sidak ke pabrik tekstil di kawasan industri Jatinangor, Rabu (6/5/2020).
Wabup Sumedang H Erwan Setiawan saat sidak ke pabrik tekstil di kawasan industri Jatinangor, Rabu (6/5/2020). (Dok. Humas Pemda Sumedang/KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH)

Sebelumnya diberitakan, rapat paripurna untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di warnai aksi walk out atau keluar dari jalannya rapat di gedung Nusantara DPR, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (5/10/2020).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved