Hari Santri 22 Oktober 2020, LDII: Santri Berperan Dalam Sejarah Perjalanan Bangsa
Pemerintah Republik Indonesia menetapkan setiap 22 Oktober sebagai Hari Santri.
“Dengan demikian, santri selain memperoleh pengetahuan agama juga memiliki pengetahuan umum yang setara dengan sekolah atau pendidikan tinggi lainnya,” ujarnya.
Chriswanto mengatakan santri memiliki paket lengkap dalam hal kognitif dan afektif, “Secara keseluruhan santri memiliki daya hafal yang tinggi, dengan demikian mereka adalah generasi yang cerdas.
Sementara dari sisi kecerdasan emosional dan kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, mereka andal karena terbiasa mandiri. Mereka memiliki kesabaran dan analisis karena terbiasa menelaah kitab,” ujar Chriswanto.
Dengan demikian, menurut Chriswanto, memberdayakan dan mendidik santri dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi, merupakan modal besar membangun Indonesia, karena karakteristiknya yang profesional religius.
Baca juga: Khawatir Kembali Jadi Sasaran Anarkis Perusuh, Polda Banten Dekati Ormas dan Tokoh Agama
Baca juga: Gubernur Wahidin Halim Apresiasi Kerukunan Antar Umat Beragama di Banten
Sementara itu, Menteri Agama, Fachrul Razi, mengatakan tema "Santri Sehat Indonesia Kuat" adalah komitmen bersama mendorong kemandirian dan kekhasan pesantren.
"Saya yakin jika santri dan keluarga pesantren sehat, dan bisa melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik, Insya Allah negara kita juga sehat dan kuat,” ujar dalam pidatonya memperingati Hari Santri, dalam keterangannya pada Kamis (22/10/2020).
Menurut dia, pesantren sebagai tempat santri menimba ilmu merupakan entitas yang rentan terpapar Covid-19.
Keseharian dan pola komunikasi para santri terbiasa tidak berjarak, antara satu dengan lainnya,
“Pola komunikasi yang islami, unik dan khas, namun sekaligus rentan penularan virus,” ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Menteri Agama Fachrul Razi positif Covid-19
Baca juga: Menteri Agama Minta Masyarakat Ibadah di Rumah
Namun Fachrul Razi menegaskan, beberapa pesantren juga berhasil mencegah, mengendalikan, dan menangani dampak Covid-19 dengan baik di tengah keterbatasan fasilitas.
“Modal utama adalah tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri, keteladanan, dan sikap kehati-hatian kyai dan pimpinan pesantren. Karena mereka tetap mengutamakan keselamatan santri dibanding lain,” kata dia.
