PHRI: Libur Panjang saat Pandemi, Restoran di Tangsel Naik 20 Persen, Hotel Justru Melempem
PHRI Tangsel khawatir penurunan okupansi hotel ini disebabkan banyaknya hotel tidak resmi yang beroperasi di Tangsel.
Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Libur panjang yang dimulai 28 Oktober sampai 1 November 2020 bersamaan masih terjadinya pandemi Covid-19, membawa dampak tersendiri bagi bisnis restoran dan hotel di Tangerang Selatan.
Ketua Perhimbunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang Selatan, Gusri Effendi mengatakan terjadi peningkatan kunjungan restoran di Tangerang Selatan sekitar 20 persen. Namun, tidak demikian dengan bisnis per hotelan di Tangsel.
"Mulai dari Selasa sore kenaikan sudah mulai sampai hari ini ya sekitar 20 persen," ujar Gusri saat dihubungi, Kamis (29/10/2020).
Gusri menjelaskan para pengusaha yang tergabung dalam PHRI telah mengantisipasi kenaikan ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 bersamaan masih terjadinya pandemi virus corona.
"Kami tetap berpacu pada pedoman Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan Nomor 42 tentang PSBB, karena PSBB di Tangsel sendiri masih diperpanjang," tuturnya.
Ia memastikan jumlah pengunjung dalam satu restoran hanya 50 persen dari kapasistas yang ada.
Ia pun mengakui terjadi perubahan frontal pemasukan pengusaha restoran di Tangsel sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19.
"Tangsel memiliki sekitar 400 lebih restoran dengan keuntungan per tahunnya mencapai Rp 5 triliuan pada kondisi normal sebelum pandemi. Kalau sekarang ini sudah sangat sulit dapat jumlah itu," jelasnya.
Baca juga: 90 Persen Hotel di Anyer-Tanjung Lesung Sudah Terisi Saat Libur Panjang Maulid Nabi Muhammad SAW

Baca juga: PHRI: Selama Pandemi Covid-19 Hotel dan Restoran di Banten Alami Kerugian
Baca juga: Dapoer Pelipur Lapar, Restoran di Cilegon dengan Makanan Tradisional Modern Harga Terjangkau
Nasib berbeda dialami para pengusaha hotel di Tangsel.
Gusri mengatakan saat ini belum terlihat adanya peningkatan kunjungan atau okupansi hotel di Tangsel pada hari kedua libur panjang.
"Tidak ada kenaikan sampai hari ini, malah semakin menurun. Sebab, kalau liburan seperti ini, orang-orang memilih perginya ke luar Tangsel," ujarnya.
Data yang dimiliki Gusri, jumlah hotel yang telah terdaftar resmi di Tangsel sekitar 2.800 kamar dan hotel tidak resmi ada sebanyak 5.000 kamar.
PHRI Tangsel khawatir penurunan okupansi hotel ini disebabkan banyaknya hotel tidak resmi yang beroperasi di Tangsel.