Bisnis

VIRAL Sneakers Made in Klaten, Dijual Rp 99 Ribu dan Berjaya di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 membuat seluruh sektor usaha melempem. Tak terkecuali pabrik sepatu yang juga ikut merasakan efek akibat Covid-19.

Editor: Zuhirna Wulan Dilla
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Adhitya Caesarico (34) Founder Sepatu Aerostreet menunjukan produk sepatu miliknya, Senin (5/1/2021) 

TRIBUNBANTEN.COM - Pandemi Covid-19 membuat seluruh sektor usaha melempem.

Tak terkecuali pabrik sepatu yang juga ikut merasakan efek akibat Covid-19.

Meskipun begitu, pabrik sepatu asal Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten ini malah mempertahankan ribuan pekerjanya.

Bahkan, mereka malah merekrut ribuan pekerja.

Baca juga: Bebi Zie Ungkap Kebiasaan Bahaya Chacha Sherly Selama di Mobil, Airbag Tak Terbuka Saat Kecelakaan

Baca juga: Karyawan Meninggal setelah Bekerja Hingga Larut Setiap Hari dengan Jam Kerja 996, Apa Itu 996?

Dilansir dari TribunSolo,.com, Adhitya Caesarico, (34), anak muda yang jadi owner perusahaan sepatu tersebut.

Sepatu merk Aerostreet itu telah memproduksi sekitar 800-an model sepatu

Produk sepatunya telah menjangkau seluruh kalangan, baik para pelajar, pegawai kantoran, pegawai lapangan, dan lainnya.

Kemudian sepatu yang diproduksi dibanderol Rp 99 ribu.

Harga tersebut untuk semua jenis dan ukuran sepatu.

Produk sepatu Aerostreet ini juga dibeli oleh YouTuber nasional.

YouTuber yang dimaksud adalah Aulion, yang menggarap video Indonesia Rewind 2020 bersama Candraliow, Nesse Judge dan YouTuber lainnya.

"Saat pandemi Covid-19, kami tetap mempertahankan para pekerja kami yang bekerja di Aerostreet, " ucap Adhitya, Senin (5/1/2021).

Adhitya membuka pabrik sepatu itu sejak 2015.

Ia mengakui, saat pandemi Covid-19 perusahaannya ikut mengalami goncangan.

Goncangan terhadap kondisi perusahaannya tersebut terasa besar saat menginjak bulan Mei 2020.

"Kondisi perusahaan kami mulai menurun di bulan Maret, puncaknya di bulan Mei, penjualan kami yang saat itu masih Traditional market," ucap Adhitya dikutip dari TribunSolo.com.

Saat, terjadi gejolak tersebut ia tetap mempertahankan pekerja yang ia rekrut sebelumnya, dan tetap memberikan haknya.

Adhitya menyebutkan saat bulan Maret pihaknya mempunyai ratusan pekerja yang ia rekrut.

"Selama pandemi, 800 pekerja kami tetap kami pertahankan dan hak mereka seperti gaji dan THR tetap kami bayar, kami harus menanggung kerugian Rp 1 milyar perbulan, " tegasnya.

Akibat anjloknya penjualan di Traditional market, membuat Adhitya merubah konsep penjualan sepatunya.

Ia mengubah dari penjualan secara traditional market menjadi penjualan secara online.

"Agustus, kami mulai merubah penjualan kami menjadi online, saat diubah, penjualan kami mulai membaik, hingga Desember omzet kami naik,"jawabnya.

Baca juga: Bebi Zie Ungkap Chacha Sherly Ternyata Reaktif Covid-19, Jadi Penyebab Tak Bisa Dirujuk ke RS Lain

Baca juga: DPR Tolak Penghentian Rekrutmen CPNS Guru: Tidak Menghargai Pengabdian Guru Honorer  

Hingga saat ini, sejak diganti penjualan secara online mulai Agustus, penjualan sepatu yang dibuat oleh pabrik makin meningkat.

Peningkatan penjualan tersebut, membuat ia menambah pekerjanya hingga 1200 pekerja.

"Permintaan penjualan online naik, membuat kami terus merekrut orang sebagai pekerja kami hingga 1200 orang, dan saat ini kami masih membuka lowongan pekerjaan," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Viral Sneakers Made in Klaten, Orang Tak Percaya karena Dijual Rp 99 Ribu, Malah Berjaya di Pandemi, https://solo.tribunnews.com/2021/01/06/viral-sneakers-made-in-klaten-orang-tak-percaya-karena-dijual-rp-99-ribu-malah-berjaya-di-pandemi?page=all

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved